"Membaca novel ini akan biasa-biasa
saja di 100 halaman pertamanya. Tetapi akan terjadi perubahan ketika memasuki
halaman 300 an keatas". Trully Rudiono
Informasinya mengenai acara ini sendiri beredar di kalangan
terbatas dunia maya. Hanya yang berhubungan dengan Penerbit Noura Books dan
Harian Seputar Indonesia dan para pecinta serta pegggiat buku saja yang
tertarik dan mengetahui Informasi Workshop Menulis.
Workshop menulisnya juga disandingkan dengan
pengenalan akan Novel The Girl On The Train(TGOTT) karangan Paula Hawkins
(jujur saya juga baru tau ini buku yang katanya sudah menjadi best seller). Penerbit
Noura Book sendiri membatasi peserta yang hadir dalam workshop menulis TGOTT. Dugaan saya kurang lebih sekitar 40 orang hadir
dalam acara TGOTT kemarin Kamis siang 28
Januari 2015.
Setelah sempat menjadi peserta cadangan
dan mugkin ada peserta lain yang kebetulan membatalkan diri alhasil ikutlah
saya dalam acara Workshop Menulis TGOTT. Lokasi awal pertemuannya sendiri di
gagas di stasiun Jakarta Kota (kalau saya mengenalnya stasiun BEOS). Sengaja
memang Stasiun Kota di jadikan lokasi meeting point karena memang Novel besutan
Paula Hawkins sendiri mengambil latar belakang pengguna kereta meskipun lokasi
utamanya berada di salah satu ruangan Harian Sindo di daerah Gondangdia.
Pnejelasan dari Panitia di stasiun kota |
Peserta yang sudah berkumpul di
Stasiun Kota di berikan sedikit briefing agar memperhatikan setiap detil yang terjadi di kereta dan mencoba
menuliskannya sepanjang perjalanan ke Gondangdia. Tidak sampai setangah jam
semua peserta sudah tiba di gedung Sindo Gondangdia, duduk manis didalam
ruangan yang terlebih dulu hadir narasumber dan redaktur dari harian Sindo.
Mas Jaka Susila |
0ooo0
Jaka Susila sebagai salah satu dari jajaran Redaktur yang mewakili Sindo
membuka acara Workshop Menulis TGOTT, memberikan pesan bahwa penulis yang
baik itu adalah pembaca yang baik. Dan
dalam setiap penulisan (terutama reportase, karena beliau ini dulunya
wartawan) diperlukan verifikasi atas setiap informasi yang kita ketahui dan
peroleh. Hal ini ia tekankan karena derasnya arus informasi media online yang
sangat cepat sehingga verifikasi data dan informasi semakin tertinggal demi
mengejar oplah sebuah berita dan cerita.
Tukar kenangan dari Sindo kepada Penerbit Nourabooks |
Sebelum ia menutup pengantarnya,
Jaka Susila sedikit memberikan
kenang-kenangan kepada Noura Books yang di wakili ibu Shinta. Sedikit ia
juga bercerita banyaknya buku bagus yang sudah diterbitkan Nourabooks (yang
kebetulan juga kantor penerbitnya sendiri tidak jauh dari kediaman mas Jaka).
Acara yang berlangsung selama
kurang lebih 3,5 jam di pandu mas Nicky Rusadi dari Sindo, Ibu Shinta dari
Noura Books dan Pegiat Buku dan Blogger Ibu Trully Rudiono.
Buku The Girl On the Train latar belakang para peserta workshop TGOTT |
Ibu Shinta menjelaskan proses mengapa
Novel TGOTT ini di pilih Noura Books untuk diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia? Semua berawal dari kunjungan Nourabooks pada tahun 2014 ke Frankfurt
Book Fair. Setiap tahunnya dalam acara book fair ini akan terlihat buku-buku
menarik yang di bawa masing-masing agent dari negaranya. Berdasrkan rekomendasi
dari masing-masing agent inilah The Girl on The Train akan naik daun.
Bukunya sendiri terbit di tahun
2015, Januari tepatnya. Belum genap setahun sudah mencapai penjualan satu juta
eksemplar. Rencananya akhir tahun 2016 akan terbit filmnya (ada gosipan
penayangan filmnya di percepat di tengah tahun 2016).
Sementara menurut Blogger yang
sudah malang melintang didunia maya, Ibu Trully Rudiono, satu hal yang unik
menurutnya adalah adanya endorse dari Stephen King. Menurutnya membaca novel ini akan biasa-biasa
saja di 100 halaman pertamanya. Tetapi akan terjadi perubahan ketika memasuki
halaman 300 an keatas.
Terutama para pengguna
kereta api pastinya akan merasa ada
kedekatan emosional ketika membaca novel ini (sambil angguk-anggukin kepala).