Ada 2 (dua)
kecenderungan manusia, yaitu kecenderungan merusak seperti benci, caci maki,
mencemooh, dendam. dan lainnya adalah kecenderungan hidup sebaliknya orang yang suka
bersabar, rendah hati. Banyak orang berkata ber-Iman sementara
perilakunya bertolak belakang
Waktu hampir menunjukkan pukul 10.00 waktu Indonesia bagian Barat. Jalanan lumayan lengang sabtu pagi ini. Memang Sabtu sudah dijadwalkan dari beberapa minggu yang lalu harus siap hadir diacara Paskah Mahkamah Agung. Sempat mulur sekitar 30 menit dari jadwal yang dijanjikan, pastinya akan membuat mulur juga untuk waktu selesainya. Tapi demi ikut berpartisipasi aktif dalam perayaan Paskah keluarga besar MARI, ya senang - senang saja sich.
Setidaknya keluarga besar Kristen Mahkamah Agung yang terdiri dari Kristen Katolik dan Protestan sepakat untuk menghadirkan 2 tokoh pemuka agama dari masing-masing pihak. Untuk Katolik dihadirkan Romo Yustinus OFM sementara umat protestan hadir Pdt Joshua Tumakaka.
Berikut pesan Paskah yang berhasil saya rangkum,
Pesan Paskah Romo Yustinus OFM.
Kristus
bangkit semoga iman kristen juga bangkit dalam diri kita. Kebangkitan
hanya dibuktikan dengan makam yang kosong tidak ada yang menyaksikan
proses kebangkitan itu sendiri. Makna yang paling penting adalah Yesus
bangkit adalah tidak kembali ke tahta ciptaan semula.
Ada 2 situasi,
sebelum dikuburkan mati dan situasi setelah kematian. Sebelum mati masih
dikuasai keadaan manusia, Yesus berjalan diantara orang pendosa situasi
bersama manusia dirasakan. Situasi seperti manusia namun tidak nampak
kecacatatan dan ketika Dia bangkit masuk kedalam situasi ke-Allah-an.
Romo mengingatkan bahwa ada 2 (dua)
kecenderungan manusia, yaitu kecenderungan merusak seperti benci, caci maki,
mencemooh, dendam. dan lainnya adalah kecenderungan hidup sebaliknya orang yang suka
bersabar, rendah hati. Banyak orang berkata ber-Iman sementara
perilakunya bertolak belakang.
Antara Iman dan Perilaku tidak sinkron, banyak nilai Injil yang tidak mendukung dalam kehidupan yang kita lakoni.
Romo juga menegaskan Allah memang cinta kepada manusia tetapi Allah sendiri membenci dosa.
Terakhir Romo menutup dengan berpesan, setiap
tahun kita merayakan Paskah, Nilai Injil itu harusnya terus berkembang
dalam diri kita (dalam bentuk perlakuan kita kepada sesama). Kita ukur ke dalam diri kita apakah nilai kita
sekarang berkembang dari tahun lalu. Kalau nilai Injil itu berkurang
harus dipertanyakan kedalam diri kita arti Paskah yang sebenarnya, jangan hanya merayakan secara seremonila belaka.
***
Pendeta Yoshua Tumakaka, membagikan khotbah Natal kepada jemaat yang hadir, ia menuturkan sejatinya sudah lengkap Paskah kali ini, mulai dari Tablo (drama) yang sudah kita saksikan bersama dan sudah juga ada pesan Paskah yang disampaikan oleh Romo.
Ia hanya menambahkan sekaligus memberikan penegasan-penegasan saja bahwa Tuhan
benar-benar mengasihi kita semua. Kuasa terbesar bukan tentang berkat dan
mukzizat saja. Bahkan Yesus tidak perlu mati untuk melakukan mukzizat,
tidak perlu mati untuk membangkitan lazarus.
Yesus mati untuk satu hal yaitu mengampuni dosa kita. Kebangkitan Kristus, Tema Paskah kita, Kalau diperhatikan semua mukzizat intinya Yesus sementara kebangkitan adalah Kristus.
Drama (Tablo) Paskah Mari |
Tema besarnya
adalah membebaskan, menjadikan bebas dari kuasa maut karna Yesus sudah
bangkit. Pdt. Yoshua Tumakaka sendiri pernah mau mati, saat dimana pernapasan bagian dalam
membengkak. Dan kejadian hampir mati ini yang membuatnya selalu memberikan khotbah
yang berapi-api. Kedekatannya dengan kematian juga membuktikan kedekatannya dengan kuasa Allah itu sendiri, kalau bukan karena kasih Yesus ngga mungkin ia dapat hadir berbagi kisah kebesaran Tuhan kepada semua jemaat Tuhan yang hadir sekarang.
Ia menambahkan bahwa 2 Petrus 1:2 (TB) berkata Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.
Damai
sejatera melimpahi kita melalui pengenalan akan Yesus Kristus. Jika
kecewa sama Kristus pasti ada pengenalan yang berbeda atau salah. Jika kita mengenal Dia maka kita akan dilimpahi damai sejahtera.
Pdt. Yoshua sendiri meninggalkan semua uang dan seluruh hartanya untuk mengikuti Kristus. Ia sendiri bersaksi sebelum mengikut Kristus seluruh waktunya digunakan untuk mencari harta dunia, bekerja terus tanpa mengenal waktu sampai Tuhan sendiri yang "menegur" dan berbicara langsung kepadanya.
Sebab tidak perlu membaca satu ayat pun agar dikasihi Tuhan. Sebelum kita mengenal Tuhan, kasih Tuhan itu lebih dahulu sempurna kepada kita.
Lagu Choir Mahkamah Agung RI |
Kita hanya perlu banyak baca Alkitab sampai titik komanya agar paham bagaimana bahasa kasih itu bekerja.
Ketika
bicara Yesus bicara Yesus yang anak Manusia. Sementara Kristus bicara
tentang anak Allah. Yesus Kristus bicara tentang 100 persen anak manusia
yang merupakan Alah itu sendiri.
Analoginya Pdt. Yoshua Tumakaka menceritakan tentang Hp-nya yang hilang. Memang siapa saja dapat mengganti hapenya dengan tipe yang sama seerti yang ia miliki, tetapi siapa yang dapat mengganti kekecewaan akan hilangnya hape tersebut. Hingga sang anak memberikan hape yang ia miliki untuk menggantikan hape (pdt joshua) yang hilang. Itu rasanya campur aduk pastinya, ujarnya. Demikian juga kasih Tuhan kepada kita. Ia menggampuni dosa kita dengan memberikan tubuhnya sebagai bayar atas dosa kita.
Setidaknya pesan Pdt Joshua kepada jemaat yang hadir adalah :
- 1. Bapa (Tuhan) sudah berdamai dengan kita.
- 2. Bapa (Tuhan) sudah memberikan Roh kudus kepada kita. Roh kudus merupakan tanda sebagai bukti kepemilikan Allah yang akan menuntun kepada Allah.
- 3. Bapa (Tuhan) memberikan semua janjiNya menjadi hak kita. Kita sudah diberikan Jaminan oleh Yesus. Meskipun belum terjadi tapi kita sudah percaya dan memiliki hak atas janji Allah itu sendiri.
- 4. Bukan hanya janji keselamatan tapi diberikan perlindungan. Rumah ibadah boleh dibakar tapi tubuh kita sendiri adalah ibadah yang sejatinya.Melalui tubuh kita dan perbuatan kita harusnya kasih kemuliaan Tuhan terpancar.
Selesai dengan pesan Paskah yang disampaikan, ibadah berlangsung khidmat hingga berakhirnya. Pak Timur Manurung selaku pembina keluarga besar Kristen Mahkamah Agung RI, menyatakan kekagumannya atas kehadiran jemaat yang sudah bersedia hadir serta panitia yang berlelah-lelah untuk menyiapkan semuanya hingga acara dapat berjalan dengan baik. Yah, memang ia akui masih ada kekurangan dibeberapa bagian, ia berharap tahun depan dapat dilaksanakan lebih baik lagi.
Terakhir Pa Timur Manurung berpesan,sebagai anak Tuhan kita jangan minder kita adalah anak-anak terang dan menjadi garam. Kita akan menjadi kepala bukan ekor. Lakukan yang terbaik dengan apa yang kita miliki dan posisi apapun yang ada diberikan kepada kita. sehingga melalui kehadiran kita di Mahkamah Agung RI dapat memuliakan nama Tuhan, sekaligus memujudkan Visi Mahkamah Agung itu sendiri, Mewujudkan Badan Peradilan Yang Agung.
Terakhir ia menutup dengan mengucapkan SELAMAT PASKAH buat kita semua. Tuhan Yesus memberkati.