Para Ibu dalam pesta pernikahan kami |
Hari ini 22 Desember diperingati oleh sebagian dari kita sebagai
Hari Ibu, hal ini setidaknya bisa kita lihat dari banyaknya postingan
di kompasiana mengenai ataupun yang berhubungan dengan sosok IBU. Tidak
hanya di kompasiana saja, jejaring sosial seperti Face book dan Twiter
pun ramai membicarakan hal ini.
Dan bisa di pastikan juga blog - blog
sejenis kompasiana menampilkan topik serupa. Pertanyaannya Kenapa hari
Ibu agak berbeda dengan hari besar lainnya, ada hari anak nasional
(meskipun belum ada hari ayah) ada juga hari kesetiakawanan nasional
dan hari besar sejenis. Mengapa hari ibu ramai di bicarakan semua orang?
Dan jika pertanyaan tersebut dilempar ke khalayak ramai maka jawaban
yang muncul pun pastinya akan beragam, Mungkin ada yang menjawab;
“karna ibu adalah orang yang luar biasa dimana bisa membagi waktu dan
kasih sayangnya di sela - sela kesibukkannya”. Atau “ibulah yang sudah
membesarkan saya dan selalu ada untuk saya’”. Tetapi mungkin ada yang
akan menjawab juga seperti ini ” saya tidak megenal ibu, karna dia
sudah mengorbankan hidupnya untuk hidup saya”. Dan yang lebih miris
adalah ”bagaimana saya bisa mengenal ibu, ketika saya lahir dia
menitipkan saya di panti asuhan, ibu tidak perduli pada saya”.
Memang ibu atau perempuan adalah sosok yang bisa menentramkan, menjadi
teman yang dapat diandalkan setia dan masih banyak hal positif lainnya.
Dengan hadirnya sosok “ibu” di tengah sebuah keluarga akan memberi
sebuah warna yang dinamis. Sebuah keluarga yang harmonis tentunya
didukung oleh sosok ibu yang hebat dan bersahaja (Meskipun peran ayah
juga terlibat didalamnya)
tetapi tidak jarang juga kita menemui seorang ibu yang tega membunuh
anaknya, menjual anaknya, mencelakakan suaminya. Parahnya ada juga yang
melacurkan diri hanya demi sekedar bertahan hidup.
Bahkan sejarah kita pun mencatat begitu banyaknya para Ibu yang
melakukan hal - hal besar pada zamannya, sebut saja Ibu RA Kartini
yang memperjuangkan kesetaraan hak perempuan sederajat dengan para
pria. Tidak ketinggalan Tjut Nyak dien yang terjun langsung dalam
merebut dan mempertahan kemerdekaan.
Demikian besarnya perjuangan yang dilakukan para ibu kita dari zaman
dahulu, baik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ataupun merebut
kemerdekaan, dimana semua hal tersebut tidak bisa kita lupakan begitu
saja. Meskipun sedikit ternoda oleh ibu - ibu kita lainnya, masih ingat
ingat dengan Ibu Zarima dengan kasu pil ekstasinya sehingga dia di beri
gelar ratu ekstasi.
Ibu (perempuan) adalah Tiang sebuah negara, jika baik budi pekerti nya
maka baik pula tiang sebuah bangsa itu, jika tercela budi pekertinya,
maka tiang yang menjadi penyangga negara itu akan rapuh.
Selamat hari Ibu