Kebaktian Hari minggu (4 Sept
2011) kali ini di Gereja GBKP Tg. Priuk Jakarta Utara. Tema minggu diambil dari Matius 21 : 28 – 32 “Orang yang
Percaya dan melakukan perintah Tuhan
akan selamat”. Berbeda dengan
minggu lainnya kali ini yang membawakan khotbah adalah Pt. Bp. Brianta Tarigan.
Adapun ayat 28 ini bercerita tentang 2 orang anak yang hendak melakukan kehendak
bapanya. Anak yang pertama berkata “iya” tetapi tidak melakukannya, sementara
anak yang ke-dua berkata “tidak” (menolak kehendak bapanya) tetapi dia menyesal dan melakukan perintah bapanya
juga. Jadi yang melakukan perintah
bapanya adalah anak yang ke-dua, meskipun diawal dia menolak untuk melakukannya.
Perumpamaan ini diibaratkan Bapa sebagai Tuhan, Anak pertama sebagai kaum Farisi (anak anak Tuhan yang mengerti dan mengenal Tuhan) dan anak ke dua diibaratkan sebagai orang yang belum mengenal Tuhan dalam hal ini diwakili oleh perempuan sundal, pemungut cukai dan lainnya.
Perumpamaan ini diibaratkan Bapa sebagai Tuhan, Anak pertama sebagai kaum Farisi (anak anak Tuhan yang mengerti dan mengenal Tuhan) dan anak ke dua diibaratkan sebagai orang yang belum mengenal Tuhan dalam hal ini diwakili oleh perempuan sundal, pemungut cukai dan lainnya.
Tuhan mau mengingatkan kita kembali
akan perumpamaan ini, bahwasannya terkadang kita lebih sering menjadi anak yang
pertama di bandingkan anak yang kedua. Kita tahu semua perintah Tuhan dan
laranganNya tapi toch tetap kita melakukan hal – hal yang tidak berkenan,” Iya”
di mulut dan ucapan kita tetapi tidak diperbuatan.
Sementara Anak yang ke-dua menolak itu semua karena dia tidak tahu dan tidak mengenal Tuhan secara dekat, diakhir cerita ini anak ke-dua yang menyadari kesalahannya dan setia untuk melayani Tuhan.
Sementara Anak yang ke-dua menolak itu semua karena dia tidak tahu dan tidak mengenal Tuhan secara dekat, diakhir cerita ini anak ke-dua yang menyadari kesalahannya dan setia untuk melayani Tuhan.
Yang baik menurut perumpamaan ini
adalah anak ke-dua karena dia berbalik dari menolak hingga ke setia melayani
BapaNya. Baiknya kita seperti ini. Dan akan sangat baik sekali jika kita
merupakan perpaduan sifat anak pertama
dan kedua ini. Yaitu Tahu dan mengenal Tuhan dengan sangat baik dan dekat
tetapi tidak menolak kehendak Bapa. Itu yang sangat baik.
Dalam hal pengajaran Yesus lebih
senang menggunakan metode perumpamaan, karena ada beberapa keunggulan mengajar dengan perumpamaan seperti :
- Lebih mudah diingat bagi yang mendengarnya. Agar lebih mudah tertanam dalam hati kita dan kita lebih bisa untuk melakukannya dalam kehidupan kita sehari – hari.
- Tidak terpaku pada satu permasalahan saja.
- Suatu perumpamaan memacu kita untuk mencari dan mencari akan penafsiran dan arti – arti lain dari sebuah perumpamaan.
Selepas kebaktian ada bicara kusuk-kusuk di belakang saya, setidaknya intinya adalah memberi masukkan untuk pengkhotbah
kali ini, sebaiknya yang naik mimbar (khotbah) adalah seorang Pendeta atau minimal
Sarjana theologia.
Sehingga tema yang diusung bisa disampaikan maknanya ke jemaat dan tidak menimbulkan persepsi yang berbeda – beda nantinya. Firman Tuhan harus disampaikan oleh orang – orang yang berkompeten melakukan itu, tidak hanya karena seseorang senior atau merasa dirinya pandai, lantas bisa naik mimbar begitu saja.
Ini bedanya kalau bicara Gereje ke-suku-an ada aja yang bicara kurangnya ketimbang membicarakan pesan dan kelebihan.
Any way, Selamat Hari Minggu Ya Tuhan Memberkati.
Sehingga tema yang diusung bisa disampaikan maknanya ke jemaat dan tidak menimbulkan persepsi yang berbeda – beda nantinya. Firman Tuhan harus disampaikan oleh orang – orang yang berkompeten melakukan itu, tidak hanya karena seseorang senior atau merasa dirinya pandai, lantas bisa naik mimbar begitu saja.
Ini bedanya kalau bicara Gereje ke-suku-an ada aja yang bicara kurangnya ketimbang membicarakan pesan dan kelebihan.
Any way, Selamat Hari Minggu Ya Tuhan Memberkati.