RS Budhi Jaya |
Pada bulan terakhir disarankan untuk mengkonsumsi Profertil (semacam obat kesuburan) dimulai hari ke 5 setelah haid. Dan hasillnya akan dicek kembali, setelah di cek, sel telur / folikel mengalami pembesaran dikarenakan efek dari profertil (kemungkinannya) Tetapi tetap tidak menunjukkan kearah keberhasilan untuk memperoleh anak. Hanya saja disarankan Dr. Aswin ini untuk lebih banyak berdoa, jauhi stress dan rileks. Sebab sekali lagi menurut pengamatan dari hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan tidak menunjukkan adanya kelainan ataupun kesalahan, semuanya masih dalam batas normal.
Ambil darah untuk pemeriksaan lanjutan |
Akhirnya setelah mendapat
informasi dari seorang teman, bahwa di RS Budhi Jaya, daerah Manggarai ada
seorang Prof yang ahli menangani masalah infertilitas. Ditambah memang RS Budhi
jaya merupakan RS khusus Ibu dan Anak yang notabene Fokusnya memang kearah itu,.
Akhirnya kami putuskan untuk mencari second opinion, nama dari Prof itu , Prof.
Dr. dr. H. Icrahmsjah. A. Rachman, SpOG (K) dan memang dia salah satu Guru
besar dari fakultas kedokteran FKUI dengan program spesialisasi tidak hanya
Kandungan tetapi masalah Infertilitas (ketidaksuburan).
Bertemulah kami menghadap beliau
pada tanggal 7 September 2011, usianya saya rasa diatas 60 Tahunan, dengan
rambut yang sudah hampir memutih semuanya, tetapi beliau masih terlihat energik
dan sangat ramah. Dia Tanya keluhan kami, apa saja yang sudah dilakukan, berapa
usia pernikahan kami.
Artinya beliau tidak mau mengulang beberapa jenis pemeriksaan yang sudah dilakukan, kalaupun ada paling tinggal hanya melengkapi saja atau menambah pemeriksaan. Singkatnya dr, ichram menyarankan untuk USG lewat perut dahulu. Sangat terkejut dia bahwa dia menduga ada gumpalan kista ataupun gumpalan benda tidak dikenal didalam rahim istri saya. Kami pun, sedikit keberatan dengan hasil singkat USGnya, “masa iya dengan pemeriksaan yang lebih canggih seperti USG Transvaginal, kok kista ini tidak terdeteksi” sementara USG 2 Dimensi ini sudah beberapa kali dlakukan di RS. Pondok Indah.
Artinya beliau tidak mau mengulang beberapa jenis pemeriksaan yang sudah dilakukan, kalaupun ada paling tinggal hanya melengkapi saja atau menambah pemeriksaan. Singkatnya dr, ichram menyarankan untuk USG lewat perut dahulu. Sangat terkejut dia bahwa dia menduga ada gumpalan kista ataupun gumpalan benda tidak dikenal didalam rahim istri saya. Kami pun, sedikit keberatan dengan hasil singkat USGnya, “masa iya dengan pemeriksaan yang lebih canggih seperti USG Transvaginal, kok kista ini tidak terdeteksi” sementara USG 2 Dimensi ini sudah beberapa kali dlakukan di RS. Pondok Indah.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Dokter ini pun menyarankan untuk
kembali USG transvaginal 2 dimensi tetapi dirumah sakit ini, yang mana
dilakukan pada saat itu juga hanya saja tidak ditangani oleh beliau, tetapi
oleh anaknya (kalau ga salah Dr. Ichnandi…) ditambah juga untuk melakukan
pemeriksaan darah, tetapi kali ini untuk mengetahui kadar Hormon didalam darah
istri, sekaligus untuk mengetahui ada tidak
reaksi dari darah istri untuk menolak Sperma suami.
Selanjutnya kami melakukan
pemeriksaan USG Transvaginal 2 Dimensi, dokter ini memang mengatakan ada
tersangka kista dan juga perlengketan didalam rahim istri, ditambah bentuk
rahim istri yang seperti hati (kalau di RS.PI bentuk rahim seperti ini tidak
dipermasalahkan oleh dokternya, tetapi di RS. Budhi jaya ini merupakan sebuah
masalah dan harus dilakukan sesuatu untuk mengatasinya). Tetap kami mengatakan
mengapa ada beda persepsi antara dokter yang satu dengan dokter yang lainnya.
Dan dokter ini pun menjawab, spesialisasi dan kekhususan yang dalam mengenai terminologi Kandungan untuk masing – masing dokter belum tentu sama. Meskipun sama sama ahli kandungan, tetapi tetap memiliki sub spesialisasi yang berbeda – beda. Sebab untuk ahli kandungan ada 5 sub spesialisasi di bawahnya.
Dan dokter ini pun menjawab, spesialisasi dan kekhususan yang dalam mengenai terminologi Kandungan untuk masing – masing dokter belum tentu sama. Meskipun sama sama ahli kandungan, tetapi tetap memiliki sub spesialisasi yang berbeda – beda. Sebab untuk ahli kandungan ada 5 sub spesialisasi di bawahnya.
Kami pun bertanya, tindakan apa
yang harus dilakukan. Sementara dokter Ichnandi hanya menerangkan apa itu
kista, sebab yang berhak untuk menerangkan lebih lanjut adalah Prof. Ichramsjah.
Apakah diperlukan operasi untuk mengangkatnya, atau hanya meminum obat saja
atau bahkan di abaikan ?
Dan pada hari itu juga kami
sekaligus melakukan tes darah untuk istri, bahkan kalau bisa tes sperma untuk
suami. Untuk sperma tidak bisa dilakukan pada hari itu dikarenakan waktu sudah
menunjukkan pukul 19.30 Wib dimana proses penelitiannya dibutuhkan lebih dari 1
jam. Diputuskan pada tanggal 8 September
2011, kami janjikan untuk
memeriksakannya.
Berbeda dengan pemeriksaan sebelumnya, yang hanya berfokus pada berapa volume sperma, jumlah yang hidup dan yang yang mati / cacat. Kali ini focus pemeriksaan ditambah untuk melihat kecepatan dan ekor / kepala dari sperma serta kemampuan migrasinya dan juga berapa lama sperma dapat bertahan hidup.
Berbeda dengan pemeriksaan sebelumnya, yang hanya berfokus pada berapa volume sperma, jumlah yang hidup dan yang yang mati / cacat. Kali ini focus pemeriksaan ditambah untuk melihat kecepatan dan ekor / kepala dari sperma serta kemampuan migrasinya dan juga berapa lama sperma dapat bertahan hidup.
Setelah semua hasil laboratorium
keluar maka kami harus konsul kembali ke Prof, kira kira 1 minggu ke depan.
Penasaran ingin lebih detail mendengar penjelasan dari Prof ini dan pastinya
akan berhadapan dengan argument kami yang berdasarkan pengalaman dari pemeriksaan
sebelumnya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Masih terlintas di pikiran, apa
mungkin seorang dokter ahli membuat
seseorang hamil ketika dia menemukan sebuah penyebab ketidak hamilan, kalau
semuanya Fine (atau tidak ditemukan penyebab masalah, tidak bisa). Contoh :
waktu di Pondok indah juga kami mendapat rekomendasi dari teman yang mana dia
menderita Kista , tetapi ditangani Dr Aswin di Pondok Indah , dia pun berhasil.
Lalu atas saran teman juga kami ke Budhi jaya dan syukurlah dia juga akhirnya
Hamil tetapi setelah di vonis menderita kista juga. Intinya ada suspect kista,
lalu diambil tindakan (kira – kira seperti itu) ketika kami di RS. Pondok Indah
karena tidak ditemukan Suspect kista, Dokterr pun agak kebingungan untuk
mengambil tindakan.
Ketika di Budhi jaya, dokter
malah langsung memvonis bahwa terdapat kista dan menyatakan bahwa inilah yang
menjadi penyebab terhambatnya proses pembuahan. Ah…. tidak tau … jadi bingung
dan semakin bingung.
Dalam benak saya, dengan
dihadapkan pada gambar yang sama saja persepsi masing – masing dokter akan
suatu penyakit bisa berbeda – beda. Bagaimana jika seorang dokter tidak bisa
melihat sebuah suspect penyakit atau salah mendiagnosanya. Hasilnya pasti bisa
tidak jelas. Dan dampak yang paling terasa adalah pasien karena pasien lah akan menerima semua persepsi
– persepsi dokter itu.
Yah, setidaknya hal itu lah yang
saya alami, mungkin jika ada kursus kedokteran singkat untuk dapat mengetahui
jenis penyakit, asal muasal penyakit dan penyebarannya secara sederhana, saya
mau juga untuk mengikutinya. Selama ini ilmu kedokteran yang saya pelajari
maksimal hanya dari browsing internet dan baca buku saja.
Dan juga saya akan tetap terus
untuk mengikuti saran dari dokter dan melihat perkembangannya, kalau belum
berhasil juga, semoga semangat yang saya miliki belum padam untuk mencari
second opinion berikutnya. Ibarat mencari bengkel mobil, belum menemukan
bengkel mobil yang cocok, sementara bengkel resmi belum tersedia.
Sebagai informasi tambahan saja
biaya – biaya yang dikenakan di RS Budhi Jaya sebagai berikut :
- 1. Biaya Registrasi Rp. 25.000,-
- 2. USG Vagina 2D dr. Ichnandi, SPOG Rp. 185.000,-
- 3. Konsul Prof Ichamsjah, AR Rp. 285.000,-
- 4. Biaya Laboratorium Rp. 510.000,-
- 5. Biaya Andrologi Rp. 1.150.000,-
Ada kejadian yang yang janggal, seharusnya tanggal 8 september 2011, kami hendak melakukan pemeriksaan andrologi saja, rupanya istri saya di haruskan kembali untuk diambil darahnya. Darah yang diambil sehari sebelumnya (oleh pihak Laboratorium RS) tidak cukup. Kok bisa darah yang diambil tidak cukup, rupanya komunikasi yang terjalin antara pihak Laboratorium dan bagian Androlog tidak lancar, jadilah ambil darah kembali.
Hal positif yang saya alami ketika melakukan pemeriksaan andrologi, adalah bahwa RS Budhi jaya benar – benar memberikan pelayanan yang maksimal (mungkin karena mereka dikhususkan untuk RS Ibu dan anak). Kamar yang diberikan Kelas VIP, diberikan Handuk, sabun dan Shampo, meskipun kecil tetapi hal ini tidak saya dapatkan ketika melakukan pemeriksaan Androlog di RS Pondok Indah.
Kita lihatlah bagaimana proses
berikutnya, sekaligus juga saya mohon dukungan dan doa dari teman – teman.
Selamat Pagi dan Selamat
Beraktivitas ….
Semoga lancar dan berhasil mendapatkan keturunan spt yang diidamkan. Aamiin
BalasHapuspasti lancar dan berhasil... #positif thinking
Hapus