Setting Panggung nuansa Batak Karo |
Untuk Tahun ini 2011 Gereja Kami GBKP (Gereja Batak Karo Kristen Protestan) Jemaat Tanjung Priuk merayakan puncak kebaktian Natal pada tanggal 26 Desember dan bertempat di GOR Sunter Jakarta Utara. Acara yang berdurasi 3 jam ini dan di mulai jam 3 sore ini, diserahkan pada sebuah Event Organizer yang sudah terbiasa menangani kebaktian pada perayaan – perayaan ibadah gereja.
Berbeda dengan tahun sebelumnya,
pengisi acara untuk tahun ini lebih dinamis dan variatif, hal ini terlihat dari
bintang tamu yang menghadiri acara natal ini. Dimulai dari Julita Manik, saya
baru tahu kalau ibu ini yang menciptakan lagu “Bapa yang kekal”. Dan murni
merupakan orang batak karo “ginting manik” bahkan Jonathan Prawira pun bisa turut hadir
dalam perayaan natal kali ini. Semua jemaat bisa larut dan menikmati setiap
pujian dan penyembahan yang ditampilkan oleh kedua bintang tamu tersebut. Dan tak
lupa pula ada operet natal.
Profil Julita Manik |
Untuk khotbah Natal, Pendeta
Glorius Bawengan Mth, dipercaya untuk membawakannya. Bahkan pendeta ini juga
akan tampil kembali untuk acara GBKP Tg Priuk pada bulan April 2012 nanti.
Pendeta Glorius juga mengingatkan kembali konsep Natal yang sesungguhnya adalah
“kita harus memberi, karena kita sudah terlebih dahulu diberikan kasih karunia
oleh Tuhan kita Yesus Kristus” Untuk
tema yang diangkat oleh GBKP itu sendiri
diambil dari Lukas 2 : 29-32 “Tetap Ukurta ibas persadaan ras Kristus”
Dan Natal itu sendiri adalah Mendatangi
bukan di datangi. Ini terlihat bahkan Tuhan juga mendatangi manusia sebagai Bayi kecil yang
lahir.
Natal juga berbicara tentang kesukacitaan, hal ini pun harus
terlihat dari cara kita tampil membawakan pujian. Kesukacitaan yang ada didalam
hati harus ditampilkan keluar. Yang
menarik adalah ketika pdt Glorius menceritakan analogi tentang Ulat dan Ular
yang diusir keluar dari sebuah taman oleh seorang petani, konon ceritanya ada
seorang petani yang mengusir ulat dan ular karena mengganggu hasil taninya.
Ketika ular dan ulat sudah berada di luar pertanian itu, mereka pun berfikir
dengan keras bagaimana caranya agar bisa masuk kembali dan menikmati hasil
pertanian itu. Adapun yang dilakukan ulat adalah merubah dirinya menjadi
kepompong dan bermetamorfosa menjadi
seekor kupu – kupu yang cantik. Sehingga
menarik hati petani untuk mengundangnya untuk masuk ke pertaniannya.
Sementara Ular juga merubah bentuknya dengan mengganti kulitnya saja, dan hal ini tetap membuat petani mengenali bentuk asli ular tersebut, sehingga dibunuh ular tersebut oleh petani. Kita sebagai manusia dituntut untuk bermetamorfosa seperti ulat menjadi kupu – kupu yang cantik itu. Bukan hanya sekedar berganti kulit saja seperti ular. Hal ini seperti datang ke gereja, lalu ketika keluar dari gereja kembali ke sifat aslinya. Kita harus mampu bertransformasi menjadi sebuah bentuk baru yang indah dan memancarkan kemuliaan dan kesukaan akan siapa kita sebenarnya . Sehingga semua orang tahu bahwa kita benar adalah anak-anakNya.
Sementara Ular juga merubah bentuknya dengan mengganti kulitnya saja, dan hal ini tetap membuat petani mengenali bentuk asli ular tersebut, sehingga dibunuh ular tersebut oleh petani. Kita sebagai manusia dituntut untuk bermetamorfosa seperti ulat menjadi kupu – kupu yang cantik itu. Bukan hanya sekedar berganti kulit saja seperti ular. Hal ini seperti datang ke gereja, lalu ketika keluar dari gereja kembali ke sifat aslinya. Kita harus mampu bertransformasi menjadi sebuah bentuk baru yang indah dan memancarkan kemuliaan dan kesukaan akan siapa kita sebenarnya . Sehingga semua orang tahu bahwa kita benar adalah anak-anakNya.
Koor GBKP Tg. Priuk |
Pesan berikutnya yang hendak
disampaikan oleh pendeta ini adalah, dalam setiap hal seharusnya kita tidak
perlu merasa terlalu khawatir. Untuk setiap perkara pasti memiliki jalan
keluarnya masing-masing. Sebab untuk dosa yang besar yang kita tanggung pun
Tuhan telah menyediakan diriNya untuk menjadi penebus bagi dosa dosa kita.
Tidak alasan bagi kita menjadi khawatir.
Total secara keseluruhan acara
Natal kali ini yang panitianya merupakan rayon Walang, Semper, dan Sukapura ini
berjalan dengan meriah dan dengan penuh sukacita. Meskipun ada sedikit
kekisruhan pada saat terakhir pembagian konsumsi, namun hal ini tidak
mengurangi makna natal itu sendiri.
Salut dengan ibu Pendeta Jenny
Eva Karo Sekali yang mampu membawa GBKP Tg.Priuk bertransformasi kearah yang lebih baik. Mampu
membawa angin segar perubahan dan mau menerima serta belajar akan hal – hal baru. Semoga di Natal
yang akan datang, ke-inovativ-an ini akan terus berkembang dan berkembang lagi.
Sehingga mampu membawa jemaat GBKP khususnya Tg. Priuk memiliki wawasan baru
dan luas.
Selamat Natal 25-12-2011 dan
Tahun Baru 01-01-2012
Tuhan Beserta Kita
Penampilan Julita Ginting Manik |
Profil Jonathan Prawira |
Penampilan Jonathan Prawira |
Operet Natal 2011 |