Kenapa Tuhan? Ada yang salahkah?
Sampai kapan Tuhan, Kau biarkan penderitaan ini berjalan. Sampai kapan Engkau biarkan orang tertawa atas kami, orang bertanya atas kami, orang meragukan kami...... Sampai Kapan Tuhan?
Bukankah Engkau juga yang mengajari kepada kami untuk terus bergantung dan berharap kepadaMu. Segala daya upaya telah kami coba dan kami lakukan semampu kami, bukankah selebihnya adalah bagianMu Tuhan.
Kami merancangkan yang terbaik bagi kami, kami merencanakan segala sesuatu yang baik. Lalu mengapa seakan – akan waktu tidak berpihak kepada kami. Bukankah Engkau juga yang berkata, “ seorang pencuri saja tahu memberi yang terbaik bagi anaknya, masakah iya Bapamu yang di surga tidak berlaku demikian”. Itu yang kami pegang Tuhan, jika kami merancangkan yang terbaik, masakah iya Engkau tidak berpihak kepada kami.
Atau mungkin karena dosa kami ? Kalau Engkau memperhitungkan dosa kami dan murka karena dosa kami. Jujur saja, lahir di dunia pun kami tak pantas Tuhan. Dari awal kami sudah berdosa dan dari awal pula seharusnya Engkau murka atas kami. Kami adapun itu murni karena kasih karuniaMu. Jadi Tuhan kalau karena dosa, tidak patutlah kesulitan ini Kau timpakan kepada kami.
Lalu mengapa berkat itu terhalang Tuhan? Apakah masalahnya tinggal waktu saja? Ah... terlalu banyak pertanyaan yang menghantui pikiran kami Tuhan. Tapi kami tetap berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang Engkau sediakan sejatinya adalah yang terbaik bagi kami. Dan tidak sepatutnya kami mempertanyakan hal itu. Sebab kami juga berpegang teguh kepada apa yang tertulis “pemberianMu adalah yang terbaik melebihi batas kemampuan akal kami berfikir”.
Lalu apa yang bisa kami lakukan saat ini Tuhan? Berdiam dirikah? Tidak Tuhan. Kami tetap melakukan segala daya dan upaya kami untuk membuktikan kepada Engkau keseriusan niat kami. Kami tidak lagi sedang mengetuk pintu surga Tuhan. Yang sedang kami lakukan adalah menggedor pintu surga, menendang pintu sorga supaya Engkau tahu kami sedang berada di depan pintuMu. Berharap belas kasihMu. Kami tidak perduli lagi dengan anggapan orang, “cukup diketuk saja dan Tuhan pasti mendengarnya.” Tidak Tuhan, kami akan tetap terus tepat di depan pintuMu sampai Engkau sendiri pun akan letih dan memenuhi keinginan kami.
Dan kami tetap percaya, bahwa Tuhan yang sama yang membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir. Tuhan yang sama juga yang akan menjawab semua pertanyaan dan keraguan hati kami. Tuhan yang sama pulalah yang telah memberkati kami, sedikitpun kami tidak ragu, Tuhan yang sama jugalah yang akan terus memberkati kami hingga memutih rambut kami dan hingga kepada kesudahannya kelak.
Sehingga semuanya akan terjawab sudah, Tuhan yang menjawab setiap keraguan kami. Tuhan Yang melindungi kami dari segala kelemahan kami. Tuhan Yang membimbing kami dari ketidaktahuan kami. Dan Tuhan yang menjagai kami dari tangan – tangan orang jahat dan pikiran – pikiran yang jahat.
Akhirnya kami bisa berseru, Siapa Lawan kami jika Tuhan di pihak kami, pada siapa kami harus takut jika Engkau di sisi kami.
Dan Engkau pun dapat berseru kepada kami, “ kepada kalianlah hatiKu berkenan.”
Hingga pada akhirnya semua menyadari, kami kuat bukan karena gagah kami. Kami bisa bukan karena kepandaian kami dan kami mampu bukan karena bakat kami. Kami Mampu, murni adalah karena kasih karuniaMu.
“Biarlah segala yang bernafas memuji dan meninggikan namaMu dan semua suku bangsa hanya tertuju kepadaMU”
Sampai kapan Tuhan, Kau biarkan penderitaan ini berjalan. Sampai kapan Engkau biarkan orang tertawa atas kami, orang bertanya atas kami, orang meragukan kami...... Sampai Kapan Tuhan?
Bukankah Engkau juga yang mengajari kepada kami untuk terus bergantung dan berharap kepadaMu. Segala daya upaya telah kami coba dan kami lakukan semampu kami, bukankah selebihnya adalah bagianMu Tuhan.
Kami merancangkan yang terbaik bagi kami, kami merencanakan segala sesuatu yang baik. Lalu mengapa seakan – akan waktu tidak berpihak kepada kami. Bukankah Engkau juga yang berkata, “ seorang pencuri saja tahu memberi yang terbaik bagi anaknya, masakah iya Bapamu yang di surga tidak berlaku demikian”. Itu yang kami pegang Tuhan, jika kami merancangkan yang terbaik, masakah iya Engkau tidak berpihak kepada kami.
Atau mungkin karena dosa kami ? Kalau Engkau memperhitungkan dosa kami dan murka karena dosa kami. Jujur saja, lahir di dunia pun kami tak pantas Tuhan. Dari awal kami sudah berdosa dan dari awal pula seharusnya Engkau murka atas kami. Kami adapun itu murni karena kasih karuniaMu. Jadi Tuhan kalau karena dosa, tidak patutlah kesulitan ini Kau timpakan kepada kami.
Lalu mengapa berkat itu terhalang Tuhan? Apakah masalahnya tinggal waktu saja? Ah... terlalu banyak pertanyaan yang menghantui pikiran kami Tuhan. Tapi kami tetap berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang Engkau sediakan sejatinya adalah yang terbaik bagi kami. Dan tidak sepatutnya kami mempertanyakan hal itu. Sebab kami juga berpegang teguh kepada apa yang tertulis “pemberianMu adalah yang terbaik melebihi batas kemampuan akal kami berfikir”.
Lalu apa yang bisa kami lakukan saat ini Tuhan? Berdiam dirikah? Tidak Tuhan. Kami tetap melakukan segala daya dan upaya kami untuk membuktikan kepada Engkau keseriusan niat kami. Kami tidak lagi sedang mengetuk pintu surga Tuhan. Yang sedang kami lakukan adalah menggedor pintu surga, menendang pintu sorga supaya Engkau tahu kami sedang berada di depan pintuMu. Berharap belas kasihMu. Kami tidak perduli lagi dengan anggapan orang, “cukup diketuk saja dan Tuhan pasti mendengarnya.” Tidak Tuhan, kami akan tetap terus tepat di depan pintuMu sampai Engkau sendiri pun akan letih dan memenuhi keinginan kami.
Dan kami tetap percaya, bahwa Tuhan yang sama yang membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir. Tuhan yang sama juga yang akan menjawab semua pertanyaan dan keraguan hati kami. Tuhan yang sama pulalah yang telah memberkati kami, sedikitpun kami tidak ragu, Tuhan yang sama jugalah yang akan terus memberkati kami hingga memutih rambut kami dan hingga kepada kesudahannya kelak.
Sehingga semuanya akan terjawab sudah, Tuhan yang menjawab setiap keraguan kami. Tuhan Yang melindungi kami dari segala kelemahan kami. Tuhan Yang membimbing kami dari ketidaktahuan kami. Dan Tuhan yang menjagai kami dari tangan – tangan orang jahat dan pikiran – pikiran yang jahat.
Akhirnya kami bisa berseru, Siapa Lawan kami jika Tuhan di pihak kami, pada siapa kami harus takut jika Engkau di sisi kami.
Dan Engkau pun dapat berseru kepada kami, “ kepada kalianlah hatiKu berkenan.”
Hingga pada akhirnya semua menyadari, kami kuat bukan karena gagah kami. Kami bisa bukan karena kepandaian kami dan kami mampu bukan karena bakat kami. Kami Mampu, murni adalah karena kasih karuniaMu.
“Biarlah segala yang bernafas memuji dan meninggikan namaMu dan semua suku bangsa hanya tertuju kepadaMU”