Buku ini merupakan salah satu buku
fenomenal. Dimulai dari iklan yang tiada henti, hingga testimoni - testimoni
yang tiada putus. Entah itu dari pejabat hingga masyarakat biasa.
Setelah kita membaca buku setebal
384 halaman dimana sudah termasuk biografi penulisnya yaitu Tjahja Gunawan
Diredja. Seorang wartawan kompas. Kita dapat mengetahui siapakah Chairul
Tanjung (Biasa disingkat CT) itu. Dilahirkan dari keluarga biasa - biasa saja.
Bahkan ayahnya sempat bersebrangan idiologi pada masa pemerintahan saat itu.
Sehingga semakin menyulitkan keadaan keluarga ini. Pernah tinggal di kawasan
kumuh gambir pada masa itu. Bersekolah di SD-SMP VANLITH dilanjutkan SMU BOEDI
UTOMO. Terakhir mengenyam pendidikan di FKG UI SALEMBA. Dari kecil CT sudah
akrab dengan dunia wirausaha. Titik balik ia terjun secara total berwira usaha
adalah ketika ia kuliah di FKG UI. Dimana ia melihat untuk membiayai kuliahnya
sang ibu rela menjual salah satu kain halus yang dimilikinya. Ia pun bertekad
sejak saat itu tidak akan meminta uang lagi kepada ibunya dan akan berusaha
sendiri.
Dari modal seadanya, CT membantu
teman kuliahnya hinga dosen dalam urusan memperbanyak makalah (fotocopi).
Selisih harga yang ditawarkan banyak menarik temannya, keuntungan dari sinilah
untuk membiayai kuliahnya. Tidak berhenti hanya pada bisnis fotocopi, hingga
akhirnya CT diberikan sebuah ruang khusus untuk terus mengembangkan usahanya.
Setelah sukses dengan bisnis ini, usaha lainpun digelutinya selama itu halal
dan menjanjikan keuntungan. Dimulai dari usaha perlengkapan dokter gigi hingga
jual beli mobil.
Semua bidang usaha ini tidak hanya
berhenti ketika ia kuliah saja, bahkan kebablasan hingga saat ini. Lucunya
adalah lulus dari kedokteran gigi tidak menarik minatnya untuk membuat praktek
ataupun sejenisnya agar dapat mempraktikkan ilmu yang dimilikinya. Alih - alih
demikian CT terlihat lebih serius dengan bisnis yang di gelutinya. Prinsip
hidupnya dalam mengenbangkan bisnis adalah "kalau tidak bisa menjadi nomor
1, tinggalkan". Jatuh bangun ia hadapi. Koneksi bangun. Semuanya ia lakukan
dari nol. Dan tidak sedikitpun berkolusi dengan penguasa pada saat itu. Maka
dari itu ketika krisis mendera bangsa
ini. Setiap usaha yang digelutinya tidak "rontok". Alih - alih
rontok, bahkan Bank Mega yang baru diambil alih dari Bank Tugu sudah
dikategorikan bank sehat dan tidak terkena dampak krisis. Bahkan Bank Mega
semakin berekspansi dengan Mega Syariahnya.
TV 7 yang semula di pegang oleh
Jacoeb Utama (Kompasgramedia) yang pada saat itu mulai oleng dan kehilangan
arah. Karena Jacoeb tahu yang akan membeli saham TV7 dan yang meneruskan usaha
ini adalah CT. Jacoeb percaya dengan penggabungan TRANS TV dan TV 7 (TRANS7)
akan memunculkan banyak tayangan yang bermanfaat dan berkualitas. Hal ini
dibuktikan dengan kemunculan 2 televisi tadi, sudah mampu bersaing dengan
televisi - televis lainnya yang lebih dulu mucul.
Beberapa filosofi yang dianut CT
" Fungsi manusia adalah berbagi, menjadi yang paling banyak berbagi,
berbakti, dan paling banyak manfaatnya untuk orang lain sesuai ajaran
agama" di bab lainnya ia mengatakan
" Peradaban manusia yang unggul harus dibangun dan didasari oleh kasih
sayang, berbagi, kejujuran, kemuliaan hidup, bukan semata - mata sikat -
menyikat, sikut menyikut dan mencapai kedudukan dengan segala cara".
Satu hal yang saya amati, dalam
setiap detil perjalanan hidupnya. Dalam pelajaran apapun dia menyimak dengan
baik dan berusaha untuk memadu padankan setiap hal yang didapatnya dengan
kehidupan yang di jalaninya. Ia banyak belajar hal dari dunia teater. Bahkan
ketika orang mungkin bertanya pada saat ini ke CT, lalu manfaat dia masuk FKG
UI itu apa? Ia pun menjelaskan filosofi dokter gigilah yang membuatnya dapat
bertahan hidup di dunia bisnisnya. " Jika dunia bisnis sudah tidak baik dan
tidak sehat, dari pada dibiarkan semakin lama tidak sehat dan dikhawatirkan
mengganggu yang lain, mau tidak mau seperti gigi, maka harus dicabut".
Saya pikir buku ini hanya membahas
tentang sisi bisnis beliau, sisi sosialnya pun di bicarakan. Bagaimana ketika
Tsunami melanda Aceh. Ia terjun langsung untuk memberikan bantuan kepada
korban. Bahkan ia sudah mendirikan CTF Chairul Tanjung Foundation untuk
membantu para korban secara berkesinambungan.
Buku yang pada bulan oktober 2012
sudah memasuki cetakan yang ke delapan. Padahal cetakan awalnya bulan juni
2012. Diakhir buku ini terlalu banyak sudah hal - hal yang dicapai oleh CT.
Group PARA yang sudah di bina semenjak awal, berlanjut ke bank Mega, Mega
Syariah, Trans Corps, Portal majalah Detik, bahkan pasar retail Carefour pun di
gandengnya. Tidak lupa kawasan hiburan Trans yang saat ini sudah ada di Bandung
dan Makasar, pastinya akan bertambah lagi beberapa di daerah lainnya.
Untuk saat ini mendapatkan buku ini
sangat mudah. Dari yang harga Rp.58.000 di Gramedia atau yang bajakan seharga
setengahnya, dan itupun ditawarkan di lampu merah pinggiran jalan.
Satu hal lagi, sepertinya tulisan
yang saya buat ini masih kurang mendiskripsikan isi dari buku ini. Sudah 2 kali
pun saya baca buku ini sepertinya masih kurang saja.
Kemandirian dan displin,
integritas, kepribadiaan yang memang mau bekerja keras dan berusaha semaksimal
mungkin. Tidak perduli apapun rintangan dan halangan yang di hadapi.
Terima kasih pak CT sudah mau
berbagi inspirasi.