" Berkat orang jujur
mengembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya". (Amsal
11:11)
Kalau kita melintas didepan gedung
KPK kuningan pastinya kita akan melihat sebuah baliho raksasa yang bertuliskan "Berani
Jujur itu Hebat". Kejujuran pada saat ini sepertinya sudah
menjadi barang yang sangat langka. Meskipun tidak bisa kita pungkiri tetap saja
ada orang orang jujur disekitar kita. Saya mengutip sebuah cerita dari renungan pagi hari ini.
Alkisah, Ketika sampai di
rumah, seorang pensiunan di kota Braunschweig, Jerman sangat terkejut. Ia
membeli daging seharga Rp69.000, namun ternyata kantong yang dibawanya pulang
berisi uang sebanyak Rp24.700.000. Rupanya secara tak sengaja pegawai toko
memberinya bungkusan yang salah. Segera ia menelepon polisi dan mengembalikan
uang itu. Sebagai imbalan atas kejujurannya, ia mendapatkan hadiah sekeranjang
sosis dan uang Rp1.200.000."
Selalu ada upah untuk sebuah
kejujuran yang kita lakukan. Bisa langsung seperti kisah diatas, atau bisa juga
nanti atau bisa juga tidak ada upah sebuah kejujuran. Lantas sikap apa yang
akan kita ambil tetal berbuat jujur karena ada upah atau tetap berbuat jujur
karena memang sudah seharusnya demikian.
Firman Tuhan menyatakan bahwa
kejujuran bukan hanya bermanfaat untuk orang yang bersangkutan, namun meluas ke
lingkungan tempat tinggalnya. Tindakan yang jujur bersumber dari hati yang
tulus (ay. 3), kesediaan untuk mempraktikkan kebenaran, dan penghargaan pada
proses kerja yang berbuah langgeng. Orang fasik, sebaliknya, mengejar hasil
yang melimpah secara manipulatif (ay. 1). Kejujuran mendatangkan berkat;
kefasikan merusak masyarakat.
Komunitas apa pun tidak mungkin
berkembang menjadi maju dan nyaman untuk didiami jika tidak dibangun di atas
dasar kejujuran dan ketulusan warganya. Menurut sebuah survei, keunggulan suatu
negara dan kepuasan warganya tidak ditentukan oleh kekayaan alam yang mereka
miliki. Penentunya adalah bangunan relasi masyarakat yang berlandaskan
kejujuran, kerja keras, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintahan
dan penegak hukum, serta adanya penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Sebagai orang beriman, kita dapat
berperan dengan mengedepankan kejujuran dalam berkarya. -KEJUJURAN MENDATANGKAN BERKAT,
KEFASIKAN MERUSAK MASYARAKAT.
disarikan dari sumber SABDA.org
sebagai sumber tulisan
Sudahkah kita berbuat jujur hari
ini. Mari mulai dengan 3 M, Mulai dari yang mudah, Mulai dari diri sendiri dan
Mulai saat ini.