Sejatinya kita saling berbagi dalam segala hal. Bukan saling menjatuhkan.
Sejatinya kita saling mendukung bukan saling memperolok.
Sejatinya kita saling mengingatkan bukannya mempercundangi.
Sejatinya kita saling menghargai bukan saling menginjak.
Sejatinya kita saling mengingatkan bukannya mempercundangi.
Sejatinya kita saling menghargai bukan saling menginjak.
Sejatinya kita saling mendukung bukan saling memanfaatkan.
Sejatinya kita saling menguatkan bukan saling melumpuhkan.
Sejatinya kita saling mendorong bukan menahan.
Sejatinya kita saling menguatkan bukan saling melumpuhkan.
Sejatinya kita saling mendorong bukan menahan.
Lalu jika sejatinya seperti itu. Mengapa kamu tidak berlaku sama.
Kamu ajarkan kebijakan, kamu lakukan kejahatan.
Kamu ajarkan kebijakan, kamu lakukan kejahatan.
Kamu ajarkan kebijaksanaan, kamu lakukan kebinasaan.
Sejatinya pula hukuman itu ada, tapi entah kapan.
Sejatinya pula penyesalan itu ada tapi terbelakang.
Sejatinya pula penyesalan itu ada tapi terbelakang.
Ku coba tawarkan kebaikan sebisa ku. Kau anggap aku yang menyimpang.
Ku coba ikuti jalanmu. Itupun kamu masih tidak berkenan.
Adakalanya Guru itu tidak digugu dan ditiru.
Terkadang Guru adalah gemuruh yang menderu. Entah kepada siapa dan tujuannya apa?
Bukan saat ini teman, bukan juga untuk beberapa saat kedepan.
Bukan generasi ini mungkin generasi yang akan datang.
Percayalah, apa yang kita tabur itu yang akan kita tuai.
Dan tangan Tuhan tidak terlalu pendek untuk menghukum, pun terlalu jauh untuk menolong.
Akan ada suatu masa kelak kita berfikir apakah yang kita perbuat sudah sesuai dengan nurani atau tidak. Apakah pantas atau tidak?
Semoga ketika masa itu datang, belum terlambat bagi kita untuk bertindak dan berubah.
Salam.