Sumber illustrasi |
Baru
saja mendapat telp dari salah satu penyedia jasa Asuransi terbesar di
Jakarta. Sebut saja namanya Anto. Anto menawarkan bahwa produk asuransi
yang ditawarkan akan menyempurnakan produk asuransi yang sudah saat ini
saya miliki. Beliau menjelaskan panjang dan lebar kelebihan produk
asuransinya. Detailnya pun tidak lupa ia sertakan.
Saya
pun merespon Anto, bertanya dan sedikit berbasa-basi mengapa saya harus
memiliki 2 asuransi. Dengan cekatan pula ia menjawabnya, karena produk
yang saya gunakan belum mengcover itu. Lalu kenapa ketika saya mendaftar
dengan kalian tidak kalian tawarkan produk yang sekarang. Ada saja
jawaban yang diberikan. Mulai dari sistem yang memilih, bahwa nama saya
yang beruntung untuk ditawarkan paket ini dan lainnya.
Singkatnya
setelah 33 menit berbincang-bincang melalui telp, Anto menawarkan
apakah saya berminat untuk mengikuti produk asuransi ini? Saya katakan
dari penjelasan yang ia berikan sedikit/banyak saya berminat (mengingat
usaha gigih yang ia tawarkan dan preminya masih terjangkau).Semakin
mendekati akhir pembicaraan kami, ia menjelaskan jika saya setuju maka
ia akan mengaktifkannya sekarang. Saya pun berkeberatan, bukan karena ia
akan mengaktifkannya. tetapi lebih kepada masuk akal tidak sich, kok
bisa ikutan premi hanya berdasarkan perkataan lisan tanpa ada bukti
tertulis dan tanda tangan diatas materai. Lalu kenapa harus hari ini?
kok ngga bisa ditunda lagi besok? Untuk yang ini ia berkelit bahwa
sistem yang sudah mengatur nama saya. Kalau besok belum tentu sistem
akan mengeluarkan nama saya. Loh kalau besok nama saya tidak keluar
disistem tidak apa-apa kan, toch saya masih boleh bergabung dengan polis
kalian kan? lain cerita jika kalau tidak hari ini maka hangus atau
gugur, dan tidak bisa mendaftar dikemudian hari (emang ada gitu).
Sempat
saya bertanya ke Anto, tahu dari mana saya bahwa benar ia agen dari
asuransi tersebut. Bagaimana kalau saya ditipu. Ia pun mengakui
kantornya di kuningan dan dapat menemuinya kapan saja. Lalu
kenapa tidak mengajak saya bertemu dengan dirinya dikantornya atau
kenapa ia tidak mendatangi kantor saya. Kan saat ini semua informasi
dapat diperoleh dengan mudah. Lalu mengapa Anto seolah-olah
menyembunyikan dirinya. Saya sangat sadar ini yang dinamakan
telemarketing, tetapi perlu diingat konsep awal telemarketing itu adalah
menyatukan persepsi kosumen dengan produsen akan sebuah produk hingga
terjadinya sebuah kesepakatan/ transaksi jual beli, murni hal ini karena
kesibukan konsumen. Jangan nanti akan berubah menjadi seperti membeli
Kucing dalam karung.
Kalau
sudah seperti ini, konsep Telemarketing ini nantinya akan berakhir
dengan perkara-perkara saling tidak mengerti hingga berujung penipuan
yang mungkin saja dimanfaatkan pihak-pihak lain. Atau jangan-jangan
produk asuransi itu sendiri yang hendak menipu nasabahnya.
Yah .. siapa yang tahu... Tetap berhati-hati kawan.
Rupanya
setelah saya browsing ke mbok google, produk yang ia tawarkan bukan
produk baru. Seharusnya produk tersebut tetap dapat ditawarkan ketika
saya mendaftarkan diri bersama mereka.
Dan
ada beberapa cerita negatif tentang produk asuransi yang ditawarkan.
Sementara itu Anto juga terkesan seolah-olah menyembunyikan
identitasnya. Tidak memberikan no telp, alamat email dan lain
sebagainya. Lucu bukan.
Untuk
menyetujui saya akan bergabung dengan mereka, belum saya katakan.
Tetapi sebatas tertarik iya. Lalu kalau Anto memotong rekaman
pembicaraan kami hingga perkataan saya yang mengatakan iya. Waduh, bisa
dikategorikan penipuan nich. Harus segera mengecek ke bank yang
bersangkutan, jangan-jangan dana saya sudah dipotong.
Hmmmm... ada-ada saja