Telaga/danau Lau Kawar Tanah Karo SUMUT |
Ada sebuah masa
dimana seorang tua yang bijaksana hidup, maka datanglah seorang anak muda yang
kelihatannya sedang memiki masalah. Ia pun tahu ia berhadapan dan bertemu muka
dengan orang tua yang sudah tersohor akan kebijakannya. Maka tak sungkan lagi sang anak muda menceritakan semua masalahnya kepada sang
kakek bijaksana. Pak tua bijak, mendengarkan semua cerita dari sang anak
muda, yup, sang kakek hanya mendengarkan saja.
Tetapi diakhir pembicaraan ia meminta sang anak muda mengambil segenggam
garam dan segelas air. Ditaburkannya garam tadi kedalam gelas, lalu diaduknya
perlahan. Lalu ia memberikan gelas tadi
kepada si anak muda “coba minum dan katakan
bagaimana rasanya”? Pahit, pahit sekali
sahut sang anak muda tadi sambil memuntahkan air yang sudah ia minum
kesampingnya. Pak tua bijak hanya tersenyum.
Lalu ia mengajak
sang anak muda ke sebuah tepian telaga ditengah hutan didekat situ. Kedua orang
ini berjalan berdampingan. Hingga tibalah mereka di tepian telaga. Kembali pak
tua menaburkan segenggam garam tadi kedalam telaga. Dengan sepotong kayu ia
bertindak seolah-olah mengaduk telaga tadi. Lalu ia berkata kepada sang pemuda “coba minumlah?”
Bagaimana rasanya? SEGAR sahut sang anak muda. Apakah kamu masih merasakan garam di air tadi,
sambung sang kakek? Sang anak muda pun
menyahut, Tidak.
Sang kakek mengajak anak muda tadi
ke pinggir telaga dan berbicara, “anak muda dengarlah, pahitnya kehidupan
adalah layaknya segenggam garam tadi, tidak lebih dan tak kurang, pun demikian
dengan rasa pahitnya. Tetapi kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung
dari wadah yang kita milliki. Kepahitan itu didasarkan pada tempat kita
meletakkan segalanya dan semua ini
tergantung dari hati kita. Jadi jika kita mengalami kepahitan dan kegagalan
dalam menjalani kehidupan, maka lapangkanlah dadamu dan terima semuanya, luaskanlah hatimu untuk
menampung semua kepahitan itu, lanjut pak tua, hatimu adalah wadah itu, perasaanmu adalah tempat itu, kalbumu adalah
tempat menampung segalanya, jadi intinya adalah jangan jadikan hatimu
seperti gelas buatlah laksana telaga itu yang mampu meredam semua kepahitan
yang ada dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan“.
#talk to my self