Akhir-akhir ini media informasi diramaikan dengan pertikaian disana-sini. Salah satunya pertikaian antara Ahok selaku Gubernur DKI Jakarta dengan DPRD. Apa pasal? Sederhana sich sebenarnya masalah anggaran. DPRD merasa ada yang salah dengan anggaran yang diajukan Basuki Cahya Purnama. Mungkin anggota DPRD akan menggunakan hak interpelasi atau hak angket yang mereka miliki.
Bahkan tidak tertutup kemungkinan hingga ke pemakzulan terhadap Ahok jika nanti ditemukan adanya pelanggaran prosedural pengajuan anggaran. Lalu pelanggaran seperti apa yang disebut anggota DPRD tadi. Rupanya hanya karena anggaran yang diajukan Ahok ke Kementrian Dalam Negeri berbeda dengan yang diajukan ke anggota DPRD.
Pastinya jika nanti kemudian ditemukan perbedaan besaran terhadap anggaran yang diajukan ke Mendagri dengan yang diajukan ke DPRD, pastilah Ahok memiliki alasan yang jelas dan kuat. Tidak semena-mena untuk menipu mentah-mentah anggota DPRD.
Sementara itu anggota DPRD tidak perlulah terburu-buru "kebakaran jenggot" dengan mengatakan Ahok mau menipu. Toch baik Ahok dan anggota DPRD sama-sama mau memajukan Jakarta ke arah yang lebih baik. Jangan nanti ke dua instansi ini, mengatasnamakan demi Jakarta yang lebih baik, tetapi yang ada terlibat dalam pertikian siapa benar dan siapa salah. Sementara Jakarta-nya diabaikan begitu saja.
Bahkan DPRD curiga terhadap Program Kartu Jakarta Pintar yang memiliki anggaran 3 T dan ditenggarai adanya penyelewengan sebesar 1, 3 T. Dan Ahok pun bersedia jika ditanyakan. Masalahnya sederhana, DPRD bertanya Ahok menjawab dan biarkan Masyarakat memutuskan yang terbaik. Terkadang keputusan yang diambil DPRD mengatasnamakan demi kepentingan rakyat sementara itu ada kepentingan golongan dan titipan didalamnya.
Akan lebih elok jika DPRD menanyakan beberapa hal secara terbuka ke Ahok dan biarkan masyarakat DKI mengetahuinya. Biarkan masyarakat sendiri yang memutuskan apakah memang Ahok layak untuk diteruskan atau tidak. Toch beberapa kali upaya untuk menjatuhkan Ahok terbukti tidak berhasil. Alih2 menjatuhkan Ahok yang ada lawannya yang pada tergelincir. Beberapa masyarakat yang mendukung Ahok memberikan julukan ke Ahok sebagai "Gubernur Pilihan Tuhan bukan Pilihan Rakyat". Yang memang tujuannya melayani masyarakat sesuai petunjuk Tuhan.
Saya juga sebenarnya bukan pendukung fanatik Ahok, terlebih perkataannya terkadang pedas dan menyakitkan. Tetapi sejauh yang saya lihat Beliau masih dalam koridor membangun Jakarta yang lebih baik.Sementara yang mulia para anggota DPRD memang bertugas memajukan Jakarta dengan pengawasannya, tetapi saya belum merasakan dampaknya secara langsung.
Semoga Jakarta semakin lebih baik
Selamat berakhir pekan... (kg)