Takjub saya melihat kehidupan seorang teman sekantor. Pekerjaannya hanya sebagai keamanan kantor, biasa dipanggil satpam. Gajinya tidak seberapa bahkan masih dibawah UMR pada umumnya. Tapi Ia mampu menikmati itu semua dengan kesederhanaanya.
Bukan sebuah perkara mudah, tinggal di Jakarta dengan penghasilan 2 jutaan rupaih perbulan. Menghidupi istri dan anaknya setiap bulannya. Beberapa teman lainnya yang penghasilannya jauh diatas itu dengan beban yang sedikit lebih ringan masih mengeluh kekurangan.
Memang satpam ini demi bertahan hidup di Jakarta terkadang melakukan aksi "gali lobang tutup lobang" pinjam sana pinjam sini,. sejauh yang saya denger ceritanya, belum pernah saya dengar dia melakukan aksi TIPSANI (tipu sana tipu sini).
Bahkan ke saya ia pun memiliki "lobang" yang harus ditutupi. Suatu kali saya mengingatkan jatuh tempo lobang itu.Memang sedikit kecewa ketika mendengar alasan yang diajukan, klise, uang lah belum ada, kebutuhan yang mendesak dan lain sebagainya.
Tapi kalau saya renungkan sendirian, susah juga menjadi seperti beliau, bayagkan... biaya kontrakan rumah Rp. 600.000/ Bulan, Cicilan Kulkas Rp. 300.000,-/bulan Cicialan Koperasi Rp. 350.000,- palingan sisa penghasilan bersih sebulan itu dikisaran Rp. 800,000,- dan hidup dengan istri yang hanya fokus menjadi ibu rumah tangga membesarkan 1 orang anak berusia 2 tahunan.
Anehnya, sedikitpun dia tidak merasa kesulitan dengan kehidupannya...
saya jadi teringat sebuah ungkapan "Sekecil apapun uangnya akan cukup bila digunakan untuk Hidup, tapi sebanyak apapun uangnya tidak akan pernah cukup jika untuk memenuhi Gaya Hidup."
Selamat Malam :)