Sumber BNN |
Beberapa waktu lalu, BadanNarkotika Nasional (BNN) mengundang Blogger aktif se-Jakarta. Undangan ini
bertujuan untuk menabuh genderang perang terhadap penggunaan Narkoba.
Narasumber yang dihadirkan dari BNN menggebu-gebu memberikan gambaran dan
bahaya dari Narkoba itu sendiri. Kombes
Slamet Pribadi dan DR. Antar Merau, bahu-membahu mereka menginformasikan dengan
gencar penyebaran dari Narkoba.
Meskipun diluaran sana, suasananya
macet dan panas, berbeda di Resto Pulau dua, Taman Ria Senayan, semua blogger
menyimak dengan serius setiap paparan yang disampaikan. Berikut hasil rangkuman yang
berhasil saya buat.
Apa itu Narkotika
Narkotika menurut Undang-undang No
35 tahun 2009 menyatakan obat atau zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintesis atupun semi sintesis yang dapat menyebabkan perubahan kesadaran
ataupun penurunan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan menimbulkan efek
ketergantungan.
Beberapa jenis yang biasa kita
dengar adalah Heroin, ganja , Kokain dan masih ada beberapa turunan lainnya.
Awalnya produk-produk ini digunakan untuk membantu manusia.
Morfin digunakan kedokteran untuk
menghilangkan rasa sakit. Pun sama halnya dengan kokain yang diawal digunakan
dalam pembedahan mata, hidung dan tenggorokan.
Ganja sendiri di aceh sebelum ada larangan, biasa dikonsumsi untuk campuran
sayur dan lauk-pauk.
Nah, saat ini yang terjadi
kebanyakan adalah konsumsi semua zat berbahaya tadi tanpa adanya pengawasan
dari pihak-pihak yang berwenang ataupun ahli. Sehingga menimbulkan efek-efek
yang diluar kehendak hingga cennderung menjadikan penggunanya agresif dan
bertindak diluar batas kewajaran dan cenderung melanggar hukum.
Dampak Narkoba |
Lalu bagaimana penyebarannya di Indonesia
Indonesia sebagai Negara dengan
populasi manusia terbanyak yang menempati posisi ke 4 dengan jumlah populasi
253,60 juta jiwa (sumber: detik.com), rupanya dari populasi sedemikian besar
4,2 juta jiwa ditenggarai menggunakan Narkoba (sumber BNN). Dengan Rincian 1,1
juta orang dengan status COBA PAKAI, 1,9 Juta orang TERATUR PAKAI dan 1,2 Juta
orang PECANDU.
70 persen pengguna Narkoba
berasal dari tempat kerja dan 22 persen berasal dari lingkungan sekolah.
Pak Sianturi dalam paparannya
menyimpulkan fakta mengapa banyaknya
penggunaan Narkoba di Negara kita, sebagai berikut :
- Bisnis Narkoba menghasilkan laba yang luar biasa sangat besar sehingga menggiurkan siapapun untuk berkecimpung didalamnya. Termasuk aparat itu sendiri.
- Jalur masuk Narkoba yang masih sangat mudah. Baik itu via laut, darat dan udara.
- Maraknya peredaran Narkoba yang masih bisa diatur dari dalam Penjara. Dan beberapa lainnya.
Mengapa orang mencoba Narkoba
Ragam alasan mengapa seseorang
menggunakan Narkoba, BNN sendiri mengumpulkan data bahwasannya orang
menggunakan Narkoba dimulai dari keinginan untuk mencoba-coba. Rasa percaya
diri yang kurang, ingin tampil beda sehingga terjebak dalam kecanduan yang
menyulitkan untuk keluar.
Lainnya adalah Penggunaan Narkoba
sebagai gaya hidup. Pengaruh lingkungan juga merupakan salah satu factor pendukung
untuk menggunakan narkoba. Mulai dari ajak secara halus, secara paksa,
intimidasi, dijebak dan lain sebagainya sehingga seseorang masuk kedalam
lingkaran Narkoba.
Dan factor lainnya yang sedikit
diluar dugaan adalah factor tekanan kerja, tekanan belajar sehingga mencoba
mencari cara agar mampu menstimulus tubuh agar mampu bekerja ekstra lebih.
Keadaan Saat ini
Diluar factor yang sudah kita
bahas, peredaran dan pengguna Narkoba sudah mengalami revolusi yang luar biasa.
Bahkan para Bandar sudah menancapkan kuku-kuku mereka ke anak-anak kecil dan
sudah ke pelosok-pelosok desa.
Bahkan menurut Kombes Slamet Pribadi,
terkesan di perbatasan-perbatasan antar Negara tetangga, jika ada Narkoba
cenderung dibuang ke Negara kita. Kesannya adalah ada upaya-upaya asing juga
untuk menjatuhkan Indonesia dengan Narkoba. Tidak ia pungkiri pula, masih
banyaknya aparat-aparat kita yang menutup mata terhadap peredaran Narkoba.
Kombes Slamet menerangkan dengan
sederhana, “masa iya, dari Aceh hingga ke Jakarta kendaraan yang mengangkut
Narkoba dapat lolos dengan mudah. semestinya banyak pos-pos pemeriksaan yang
dilewati. “
Kegeramannya berlanjut ketika,
para Bandar-bandar Narkoba mampu mengendalikan Narkoba dari penjara sekalipun.
Bahkan saat ini muncul berbagai
macam narkoba, mulai dari yang berbentuk seperti permen hingga ke brownies .
Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya
Kombes Slamet Pribadi menegaskan
upaya pencegahandapat dilakukan dari hal-hal yang sederhana. Mulai dari
memiliah teman dalam bergaul hingga berhati-hati jika ditawari sesuatu. Tetapi
beliau sangat menekankan kepada harmonisasi hubungan dalam sebuah keluarga.
Permutasi Keluarga, Ayah, ibu dan anak haruslah harmonis. Jika sudah harmonis,
bisa dipastikan penyalahgunaan Narkoba di
Negara kita akan sangat berkurang.
Menurut pengalaman beliau
memimpin BNN, kebanyakan para penyalahgunaan Narkoba mencoba karena adanya
ketidak harmonisan di dalam keluarga. Jika
kualitas sebuah keluarga sudah solid dan harmonis. Maka kinerja aparat untuk
menangkap para pengedar dan Bandar-bandar narkoba akan lebih mudah, setidak
sedikit terbantu.
Bahkan ditenggarai disebuah
daerah tertentu, para pengedar, Bandar dan pengguna sudah saling melindungi
sehingga menyulitkan aparat untuk bertindak. Ditambah hukuman bagi para
pengedar dan Bandar di Negara kita masih simpang siur. Ini juga yang menyebabkan
Narkoba tumbuh subur .
Kebanyakan yang tertangkap tangan
adalah para pengguna-pengguna kecil, yang beliau sendiri kasihan. Jika di hukum
satu sel dengan para tahanan lainnya, akan menyebabkan seseorang terjerumus
lebih dalam lagi. Jika dilepas ataupun
direhabilitasi terkadang membuat pengguna menjadi pengguna kambuhan.
Pengalaman Saya.
Narkoba dilingkungan saya tinggal
bukanlah sebuah barang baru. Terlebih ketika lokalisasi wanita tuna susila di
Jakarta utara masih marak. Mulai dari pengedar eceran, hingga beberapa bahkan
di bekingi oleh orang-orang khusus marak menjajakan barang tadi.
Tetapi seperti ucapan Kombes
Slamet Pribadi, peran keluarga sangat penting. Hubungan antara Ayah dan Ibu
yang harmonis menjadi contoh bagi saya pribadi untuk berperilaku. Ditambah
Sosok Ayah yang mengajarkan langsung dengan perbuatan tidak hanya sekedar
kata-kata saja.
Dan syukurlah, hingga saat ini,
sedikitpun belum pernah menyentuh barang-barang haram itu, kalau melihat dan
menyentuh sich sudah biasa.
Memang ada sebagian teman yang
memaksa untuk menggunakan, nah, kalau sudah seperti ini baiknya tidak usah
ditemani.
Semuanya kembali kepada diri
sendiri, apakah kita memang berniat mencoba-coba lalu terjerumus atau lebih baik sama sekali
tidak tahu dan tidak pernah mencoba. semuanya kembali ke masing-masing kita.
Masih mau coba Narkoba |
Harapan BNN dan seluruh Blogger yang hadir pada saat itu, bagaimana kedepannya para pengguna Narkoba berkurang. Para bandar tertangkap dan dijatuhi hukuman yang setimpal.
Semoga bangsa Indonesia kedepan diisi oleh generasi-generasi muda yang berkualitas dan berintegritas.
Mengutip perkataan seorang tokoh... Laksanakan 3 M, Mulai dari yang mudah, Mulai dari diri sendiri dan Mulai saat ini,,,, :)
Narkoba benar-benar memberikan dampak yang mengerikan ternyata. Ternyata benar yang pernah di ceritakan sama teman saya tentang tetangganya yang jadi pecandu narkoba. Memprihatinkan kondisinya, katanya.
BalasHapusBenar pak Timur M.... Dampak dari Narkoba sangat mengerikan... dan pencegahannya sederhana, hanya membangun keluarga yang solid dan harmonis... Tapi hal itu sepertinya sangat sulit... dan akan lebih sulit jika sudah mendapati salah satu keluarga kita yang menjadi pecandu narkoba... semoga semua keluarga kita di jauhi dari Narkotika dan teman-temannya :)
Hapusngeri juga liatnya ihh
BalasHapusPastinya ngeri...lebih baik ngga kenal sama yang namanya Narkoba... lah :)
HapusNonton berita di tv, narkoba sudah dalam berbagai bentuk, ada kue kering, permen, dan dijual bebas, bikin saya makin ngeri, harus jaga keluarga dari narkoba
BalasHapusSepakat dengan Ibu Rani... Harus menjaga keluarga agar jauh dari Narkoba.. :)
Hapus