Maraknya Film Indonesia karya
anak bangsa sedang bergeliat, lihat saja akhir-akhir ini beberapa XXI disuguhi
dengan film lokal, tidak hanya dari yang ber-genre serius dengan banyak
pesan moral didalamnya, beberapa lainnya belakangan muncul dengan genre komedi. Yang sekedar menghibur
dan melepas kepenatan dari rutinitas yang ada.
Sepertinya Film Lamaran dapatlah
dijadikan sebagai referensi film ringan yang menghibur.
Suasana libur lebaran bagi
sebagian kalangan dimanfaatkan untuk momen saling mengunjungi, pulang kampung
dan lainnya. Selesai dengan itu semua apalagi yang bisa dilakukan. Beberapa
melakukan wisata kuliner-an, beberapa lainnya tetap tinggal di rumah
membereskan sisa ke-riuhan yang tertinggal.
Sambil menunggu kembali
beraktivitas normal seperti biasa, film ini masih layak kok untuk disaksikan
bersama keluarga.
Sekilas mengenai Lamaran
Mengambil latar belakang dua kebudayaan Batak dan Sunda. Batak
diwakili oleh sosok Tiar Sarigar, diperankan oleh Acha Septriasa, seorang pengacara di kantor
Marudut LawFirm yang jarang mendapatkan kasus-kasus besar. Sosok Aan,
diperankan oleh Reza Nangin, Resepsionis di kantor yang sama.
Diceritakanlah LawFirm Marudut mendapatkan sebuah Kasus yang
melibatkan mafia besar. Tiar Lah satu-satunya yang berani dan diberikan
kesempatan untuk menangani kasus ini. Hanya saja Mafia besar yang tidak mau
kasusnya terungkap menyewa seseorang untuk melakukan teror terhadap Tiar.
Sementara itu, dua agen intel (jangan dipikir ini agen intel beneran
ya) Sasha dan Ari ditugaskan oleh seseorang untuk melindungi Tiar. Salah satu
tugas mereka membuat Aan yang bertugas sebagai Resepsionis menjadi “pacar”
sementara Tiar.
Cerita pun berlanjut, Aan yang merupakan keturunan suku Sunda, memperkenalkan Tiar kepada ibundanya. Pun demikian dengan Tiar, mengenalkan Aan kepada keluarga Bataknya. Disinilah kelucuan-kelucuan dimulai. Kalau kalian pernah menyaksikan Film kabayan Saba Kota atau Sinetron Pariban dari Bandung, sepertinya bisalah Film Lamaran terinspirasi dari ke 2 film tadi. Setidaknya itu menurut saya.
Ibunda Tiar, dengan logat Batak yang khas keras, berusaha dominan
terhadap ibunda Aan yang notabene orang Bandung
dengan budaya “kalem”nya. Apapun diatur dan dikomentari-nya, mulai dari rumah
Aan yang terlalu kecil, dekorasi yang berantakan dan lainnya. Aan sendiri
dibantu agen Sasha dan Ari melakukan upaya agar diterima oleh keluarga Tiar.
Meskipun sarat dengan unsur komedi beberapa pesan moral tetap
disampaikan didalamnya, seperti ada salah satu dialog yang mengatakan “kejarlah
sesuatu yang kau cintai hingga mati sekalipun” jangan pernah meremehkan
kekuatan cinta.
Dibeberapa lainnya ada humor miris juga loh “ orang Batak itu banyak yang
bekerja dibidang hukum, ada Hakim, ada polisi, ada Jaksa, ada juga Pengacara,
bahkan TERSANGKAnya pun orang Batak
Lalu bagaimana kisah Tiar dan Aan yang berpura-pura berpacaran, lalu gembong Mafianya apakah tertangkap? Lalu siapa sebenarnya yang menugaskan agen intel tadi?
Sepertinya untuk sisanya kalian harus menyaksikan sendiri ya, ayo ramaikan kembali
industri Film Indonesia dengan menyaksikannya langsung di Cinema kesayangan kalian,
jangan beli bajakannya.
Berikut Yang terlibat dalam Lamaran kali ini :
Sutradara Monty
Tiwa
Produser Gope T Samtani, Sunil Samtami
Penulis
Skenario Cassandra Massardi
Pemain Acha Septriasa, Reza Nangin, Ari Kriting, Sacha
Stevenson
Lucu banget Filmnya, pengen nonton sebagai hiburan hahaha
BalasHapusRingan dan memang hanya untuk menghibur...:) #Salamkenalan ya
HapusAkhirnya bisa memberikan komentar juga setelah beberapa kali gak bisa-bisa. Sepertinya filmnya lucu dan menghibur. Mau dicari ah buat hiburan di rumah karena ditinggal mudik.
BalasHapushahaha... selamat mencari mas Timur.. :)
Hapus