Beberapa perubahan
kereta yang saat ini biasa disebut CL ke
arah yang positif, sebut saja tidak
ada lagi pengamen dan pedagang asongan yang masuk ke dalam kereta. Tidak ada
lagi penumpang yang naik ke atap kereta. Adanya kereta khusus wanita di gerbong
awal dan terakhir. Banyaknya petugas keamanan yang berjaga-jaga. Sementara moda transportasi kendaraan roda 2 butuh tenaga
ekstra, ekstra konsentrasi, ekstra sabar, ekstra lelah tapi mampu mengantar ke
mana saja.
Kemacetan Jakarta |
Jakarta
selalu saja dihadapi dengan cerita macetnya yang tiada henti. Ditambah
pembangunan infrastruktur dimana-mana. Sebut saja salah satunya pembangunan
jalan Tol BECA KAYU (Bekasi Cawang Kampung Melayu), jangan coba-coba melewati
jalanan Kalimalang raya selama pembangunan berlangsung. Selain banyaknya
pengalihan-pengalihan arus lalulintas hingga kondisi jalan yang tidak rata alias
bergelombang.
Atau
pembangunan subway di sekitaran Sudirman. Yang ini imbasnya setiap pagi hingga
ke daerah Pramuka Raya. Bayangkan untuk tembus Pramuka dari arah Pemuda butuh waktu 1 jam hingga lepas ke daerah Salemba.
Sementara Salemba sendiri lancarkah? Silahkan dicoba sendiri ya.
Sebagai
penduduk berdomisili di Bekasi Selatan dan bekerja di Jakarta Pusat pastinya
harus pintar-pintar mengatur strategi menggunakan dan membandingkan moda transportasi
mana yang layak digunakan, kriteria
penilaiannya adalah selain tercepat juga termurah dari segi biaya operasional.
***
Stasiun CL |
Sudah 2 minggu tepatnya saya beralih
menjadi pengguna commuter Iine. Ternyata
seru juga kembali menjadi pengguna moda transportasi Massal ini. Kenapa
demikian? Pastinya kalian bertanya. Beberapa teman yang memang sudah
menggunakan moda CL (Commuter Line) dari awal pastinya sudah hafal luar kepala,
jam mana kereta sibuk, posisi duduk/berdiri mana yang enak hingga stasiun-stasiun
transit yang recomend untuk dijadikan
tempat nongkrong atau tempat ketemuan.
Bahkan salah satu bos di kantor, yang tinggal
di daerah Klari, Karawang sudah hafal jadwal kereta sebelum jam 18.00 WIB. Jika
lebih dari itu ia memilih untuk menggunakan Moda angkutan umum selain CL.
Lalu bagaimana dengan cerita saya selama
2 minggu menjadi pengguna CL, Bekasi – Cikini. Ok, Setidaknya dengan
menggunakan CL waktu tempuh sama jika
mengendarai roda 2 yaitu berada di kisaran 1,5 jam, Lebih hemat ½ jam jika
menggunakan roda 4.
Yang membedakan dengan Roda 2 adalah saya
harus mengendarai dari Bekasi Selatan (Jatiasih) hingga tiba di Cikini. Kebayang kan
1,5 jam berada di atas jok motor, panas juga rasanya. Sementara hanya
butuh 35 menit dari Jatiasih menuju ke Stasiun Bekasi (kecepatan rata-rata di
60 Km/jam) dan sekitar 45 menit dari stasiun Bekasi menuju Cikini. Kurang lebih
ada 9 stasiun yang dilewati, Bekasi-Kranji-Cakung-Klender Baru-
Buaran-Klender-Jatinegara-Manggarai-Cikini. Waktu itu 45 menit belum dihitung
waktu tunggu dan waktu antri masuk
stasiun transit. Kurang lebih waktu tempuh serupa 1,5 jam.
Lalu bagaimana dari sisi biaya? Naik
motor, untuk bahan bakar jenis
premium setidaknya harus merogoh kocek
Rp.15.000,- /hari. Dengan CL, Jatiasih ke stasiun Bekasi perkiraan saya ada di angka
Rp.5000/hari. Biaya Penitipan Motor dan Helm Rp.7.000,-/hari, tiket CL untuk
25 Km adalah Rp.4.000,- (PP). Biaya CL lebih tinggi Rp. 1.000,-/hari.
CL melintas di Stasiun Cikini |
Jika
membandingkan antara Roda 2 dengan CL, meskipun CL lebih mahal kisaran Rp. 30.000/bulan.
Tapi lebih menguntungkan karena biaya perawatan Roda 2 yang di awal sebulan
sekali turun menjadi 2 bulan sekali (karena jarak tempuh berkurang). Kurang
lebih jika saya buatkan tabel seperti dibawah ini.
Jenis Kendaraan
|
Biaya Sehari2
|
Biaya Bulanan
|
Waktu Tempuh
|
Roda 2
|
Rp.. 15.000,-
|
Rp.45.000,-
|
1,5 Jam
|
Commuter Line
|
Rp. 16.000,-
|
-
|
1,5 Jam
|
Roda 4
|
Rp. 50.000,-
|
Rp.150.000,-
|
2-2,5 jam
|
Yang membedakan berikutnya antara
Commuter Line dengan Roda 2 dan signifikan adalah jika terjadinya
gangguan-gangguan. Roda 2 pastinya akan berhadapan dengan ban kempis,
permasalahan dengan mesin (terutama untuk motor tua) bahkan kehabisan bahan bakar. Untuk CL
biasanya gangguan sinyal, kereta anjlok hingga
putusnya aliran listrik.
Kendala dari Roda2 dan Commuter Line
Roda 2
|
Commuter Line
|
Pecah Ban
|
Putusnya Aliran Listirk
|
Mesin Bermasalah
|
Kereta Anjlog
|
Kehabisan Bahan Bakar
|
Gangguan Persinyalan
|
Hanya
satu kelebihan Motor dibandingkan CL, untuk menuju ke lokasi tertentu saya
harus sambung lagi dengan kendaraan umum lain. Sementara Roda 2 dapat mengantar
persis hingga ke lokasi.
Memang Roda 2 sepertinya akan selalu menjadi pesaing dari moda transportasi masal seperti CL. Selain lebih murah juga lebih efektif dilihat dari berbagai sisi. Perhatikan saja jalanan Jakarta, macet yang parah bahkan cenderung “parkir” Roda 2 santai saja menaiki trotoar, melawan arah dan sebagainya. Segala cara akan dilakukan demi menerobos kemacetan.
Sementara Commuter Line tidak ada kemacetan,
karena diberi fasilitas untuk didahulukan. Tapi yang ada antrian kereta di
beberapa stasiun Transit seperti Manggarai dan Jatinegara. Belum lagi gangguan-gangguan
lainnya seperti sinyal dan kondisi kereta yang berdesak-desakan.
Kesimpulannya.
Setiap hal jika dibandingkan akan selalu ada
kekurangan dan kelebihan. Kalau saya pribadi menyaksikan sendiri perubahan
kereta yang saat ini biasa di sebut CL ke
arah yang positif.
Dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sebut saja beberapa, tidak
ada lagi pengamen dan pedagang asongan yang masuk ke dalam kereta. Tidak ada
lagi penumpang yang naik ke atap kereta. Adanya kereta khusus wanita di gerbong
awal dan terakhir. Banyaknya petugas keamanan yang berjaga-jaga.
Menggunakan kendaraan roda 2 akan butuh tenaga
ekstra, ekstra konsentrasi, ekstra sabar, ekstra lelah tapi mampu mengantar ke
mana saja.
Kalau roda 4, lebih banyak ekstra-ekstra lainnya
yang harus dikeluarkan. Selain ekstra biaya, ekstra berangkat lebih awal dan
ekstra sabar.
Kalian menggunakan transportasi yang mana...
Share di kolom komentar ya
Saya masih pake roda 4 Bang, tapi akan pasti pake CL kalo gak harus antar anak dan lain sebagainya. :D
BalasHapusPaling nyebelin emang kalo harus ganti stasiun, kena antrian yang luar biasa panjang dan ada gangguan listrik.
Btw ini Dani Bang pake blog baru :D
memang saat ini kendalanya antrian dan ganti2 stasiun terutama untuk yg tujuannya jauh... belum lagi listrik dan sinyal yang suka bermasalah.... tapi saya yakin kedepannya CL akan semakin lebih baik kok :)
Hapusooo.... ini salah satu blognya bro Dani Juga :)
terakhir naik commuter line itu september 2014 (lama banget ya ^_^ hi hi hi)
BalasHapussaya suka sekarang lebih terawat dan bersih dibanding dulu ya mas, kumuh banget kesannya :)
bener mas CH.. sekarang lebih terawat :) udah setahun lebih tuch mas CH ngga pakai CL
Hapuskalo saya motor
BalasHapusSekali-sekali cobain naik CL dech.. sudah enak kok
HapusPada akhirnya semua kembali pada situasi di lapangan, apakah lebih tepat menggunakan motor ataukah menggunakan CL. Terutama untuk menyikapi kejadian-kejadian yang di luar rencana.
BalasHapusnah itu dia mas wihikan... situasi dilapangan banyak yang memaksa sehingga memutuskan lebih baik menggunakan moda roda 2 :)
HapusSaya baru sekali nyoba CL saat wiken dan sukaaa. Bersih dan nyaman.
BalasHapusBener kan ibu Anne ,,,, bersih dan nyaman.. yg kurang itu ketika hari biasa.. jumlah penumpang yang padat sama gangguan dan antrian :)
Hapussaya masih pake angkot. kalo buru2 atau rute angkotnya naik turun angkot berkali2 ya naik gojek. orang gak pake transportasi umum krn 1. gak nyaman. 2. pengen cepet nyampe. Jadi kalo pemerintah bisa nyediain transportasi yg nyaman dan disiplin sama waktu, wah pasti motor2 gak laku :D wkwkwkwk
BalasHapushmmm masukkan yang bagus mas Ulu... semoga pemerintahan bisa menyediakan transportasi yang nyaman dan disiplin dengan waktu .. ujungnya akan berakhir dengan berkurangnya penggunaaan kendaraaan pribadi ...
HapusSwaktu sy msh di jkt. CL itu bagaikan sahabat karib suami sy. Kalau pake CL jam 7 mlm uda bs di rmh. Tp kalo naik bis jam 8-9 baru sampe rmh. Itupun gambling.. kalo ada huru hara dll bs upredictable. Kalo pake CL bs di ukur jam brp tiba di rmh
BalasHapussepakat dengan Mba Retno.. kalau semuanya normal tanpa ada gangguan CL lebih cepat ya :)
HapusWaaa sama, aku juga pengguna CL sampai cikini. Dari serpong. Kalau pake CL naik kereta jam 6 nyampe cikini jam 7an lebih. Kalau pake bis pernah iseng nyobain pas pulang, naik jam setengah 3an nyampe habis magrib. Seh. CL juga lebih aman, ngga ada pengamen maksa yang ngakunya baru keluar penjara daripada ngelakuin tindakan kriminal lagi mending ngamen. Dan murah juga. Aku dari serpong sampai cikini cuma 3ribu. Hidup CL lah.
BalasHapusBener Mba Rosita A, CL lebih nyaman dibandingkan angkutan umum,,, ngga ada pengamen dan tukang palak... ngga nyamannya kalau ada gangguan dan penumpang yang super padat di jam pulang dan berangkat kantor .. semoga kenyamanan CL dapat diikuti oleh moda transportasi lainnya :)
HapusNaik Commuter Line dong. Jelas itu. Murah, efisien waktu. Memang masih ada kekurangan tapi masih yang terbaik kalau dari Bogor ke Jakarta mah
BalasHapusrata2 untuk penduduk bogor lebih nyaman nail CL dibandingkan yang lain ya mas anton :)
HapusCuma denger-denger aja kenyamanan naek CL dari rekan blogger yang sering pake CL, Pengen juga sekali2 nyoba, tapiii...takut ah, ntar blum juga naek si CL dah jalan, huuu...seyeem, atau turunnya kebablasan karena terlalu nyaman jadi ketiduran, hah... Jadi sementara ini, kalo ada acara blogger, ya naek Ojek sejauh apa pun, panas-panas deh ni bokong ringkih, huahuahua...
BalasHapuskalau nyobain CL enaknya pas hari libur atau weekend ibu Yati.. nyaman dan lumayan sepi... sekalian ajak cucu wisata Commuter line :)
Hapus