Salah satu ornamen ruangan SINDO |
"Jika kau tak punya waktu untuk membaca maka kau juga
tak punya waktu untuk menulis, sesederhana itu. “ Stephen King.
Tulisan ini masih kelanjutan dari Workshop The Girl On The Train (TGOTT) Kamis kemarin, berikut adalah ulasan Ibu Shinta dari Penerbit NouraBooks
Setelah membaca Novel TGOTT kita
akan paham perasaan Rachel pelaku utama dalam novel TGOTT. Toko yang rapuh yang kecanduan alcohol.
Banyak fakta menarik disampaikan bahwa orang mabuk tidak bisa diberikan kopi karena akan menyebabkan
kematian. Fakta lainnya adalah bahwa perempuan lebih mudah mabuk dari pada pria
(infonya sich karena perbedaan kandungan
air dalam tubuh pria dan wanita yang berbeda)
Ibu Shinta mencoba menerangkan
perlunya riset dalam sebuah penulisan. Hal ini juga yang menyebabkan Novel
TGOTT berbobot dan banyak menyajikan
kejadian yang tidak disangka-sangka.
Paula Hawkin akan mengaduk-aduk
perasaan dan emosional kita ketika membaca novelnya.
Ki-Ka Nicky R (sindo), Shinta (Nourabooks) Trully R (Blogger) |
Beberapa hal yang perlu di
perhatikan dalam Menulis, Bahwasannya MENULIS ITU MEMBEBASKAN. James W, salah
satu pakar Psikologi menjelaskan Pasien Asma yang menulis 20 menit/hari lebih
cepat sembuh daripada pasien yang tidak menulis (ini berdasarkan penelitiannya
beliau ya)
Bahkan sebagian menggunakan
MENULIS SEBAGAI PROFESI, sebut saja JK Rowling, ssalah satu penulis terkaya
dari buku Harry Potternya. Atau Harper Lee, yang hanya menerbitkan 1 buah buku
dan itu sanggup menghidupinya hingga usianya memasuki 90 tahun (sebentar lagi
akan keluar buku ke 2 nya).
Dalam negeri sendiri juga ada,
sebut saja Andrea Hirata, Dee Lestari dan Alberthine Endah. Ada juga kelompok
anak yang tergabung dalam kecil-kecil punya karya (saya jadi malu sama anak
kecil yang sudah punya karya). Atau
Eka Kurniawan yang sekarang sudah merambah ke Dunia Internasional.
Dalam menulis dituntut untuk “Temukan
suatu yang original dalam diri masing-masing lalu tuangkan dalam bentu tulisan.“
Pesan ibu Shinta
sendiri adalah “Menulis itu seperti mengenali diri sendiri.“
Lalu bagaimana dengan Menulis itu sendiri ?
Untuk menjadi seorang penulis yang baik maka
langkah awalnya adalah menjadi pembaca yang baik. Stephen King pernah berujar "jika kau tak punya waktu untuk membaca maka kau juga
tak punya waktu untuk menulis, sesederhana itu. “
Stepehen King sendiri menulari kemampuan membacanya kepada
anak-anaknya. Bahkan dulu sebelum ditemukan audio books, Stephen meminta sang
anak membacakannya sebuah tulisan ketika tengah mengenderai kendaraan.
Membaca, selain akan membuka
wawasan dan menambah pengetahuan dapat juga menambah bahan referensi.
Peserta yang beruntung memperoleh bingkisan dari Panitia |
Disela-sela memberikan
penjelasan, Ibu Shinta memberikan tugas kepada peserta workshop untuk bercerita
ke depan tentang 1 hal objek observasi (apapun itu) dan mengajukan pertanyaan
analitis didalamnya. Latihan ini mengajarkan bahwa pengamatan bersifat lebih
riil daripada hanya sekedar imajinasi.
Paula Hawkins sendiri membuat
cerita TGOTT ini berdasarkan pengamatan kesehariaanya ketika kuliah di London
dan menggunakan kereta sebagai sarana transportasinya.
Hal lain yang perlu diperhatikan
dalam menulis itu sendiri adalah CONTENT DIGESTING. Kita hanya akan menulis
dengan baik apabila menuliskan yang ada dalam benak kita sendiri.
Berikut 7 hal yang perlu di perhatikan dalam
menulis ala Ernest Hemingway :
- 1. Untuk memulai menulis, tulis satu kalimat lengkap yang secara makna juga benar.
- 2. Tahu saat berhenti menulis. Lebih baik berhenti bekerja saat produktif da tetap tahu kemana arah ceritanya akan dibawa.
- 3. Jangan pernah memikirkan tulisan saat sedang tidak mengerjakannya. Ketika memikirkan tulisan saat sedang melakukan aktivitas lain rasa jenuh akan muncul ketika hendal meneruskan menulis.
- 4. Perlunya saat mulai kembali menulis/bekerja membaca kembali tulisan dari awal. Sehingga roh tulisan tadi masih didapat benang merahnya.
- 5. Jangan pernah menggambarkan emosi tapi CIPTAKAN EMOSI.
- 6. Menulislah dengan pensil, maksudnya adalah menuliskan 2 kali. Jaman dulu kan belum ada komputer. Jadi kalau menulis pakai pensil pastinya akan menulis kembali dengan tinta dan disitu akan terjadi 2 kali crosscheck yang tentunya memudahkan kita untuk melakukan editing.
- 7. Tulis yang singkat saja namun padat. Terlalu panjang dan banyak gagasan akan membuat pembaca jenuh.
Hal lainnya yang ibu Shinta coba tambahkan
adalah dalam menulis kita dituntut untuk sedetil mungkin. Tulisan yang detil akan menarik pembaca.
Perhatikan deskripsi dan jangan pernah malas untuk "ngulik" detil cerita.
Untuk saat ini menjadi pembaca dulu. Untuk urusan menulis, saya fokus untuk menyelesaikan skripsi dulu.
BalasHapussip,,,, fokus ke skripsinya,,, semoga lekas selesai mas Timur Matahari
HapusMakasih banyak Bang Lius sudah dibagi ilmunyaaaa. 😊😊😊😊
BalasHapussama - sama Mas Dhani...
Hapuswuih, ke acara ini Bang, terimakasih juga udah ada catatan ini jadi bisa belajar jga
BalasHapusiya.. kemarin ke acara ini ... lumayan dapat ilmu lagi..
Hapusmenulislah dgn pensil , note buat koreksi diri
BalasHapushehehe.. sama saya juga.. belajar untuk terus mengkoreksi diri :)
HapusIhhh, acaranya keren binggit, sayang aku telat taunya.
BalasHapusMemang acaranya keren ito hermini.. Sedikit sayang kalau terlewat.. Tapi tenang.. Rangkuman saya mengobati kan.. Terutama bagi teman2 yg tidak sempat hadir...
HapusDalam menulis dituntut untuk “Temukan suatu yang original dalam diri masing-masing lalu tuangkan dalam bentu tulisan.“ Pesan ibu Shinta sendiri adalah “Menulis itu seperti mengenali diri sendiri.“
BalasHapusSaya suka yang ini. suka banget. Dan it's true. terima kasih bagi infonya Mas.
Sama sama mba Blogger :)
HapusSaya belajar banyak di posting ini. terima kasih ilmunya. semoga segera punya karya agar tidak merasa malu pada anak yg kecil-kecil punya karya
BalasHapusterimakasih sudah didoakan sama mba susi agar segera punya karya :)
Hapuswuiihh baca ringkasan di blog ini aja banyak banget ilmu tentang menulis yang aku dapat, apalagi kalo aku ikutan yah
BalasHapusPastinya lebih banyak lagi mas goiq..:)
Hapus