Sop Sumsum (paket 1) Rumah Sumsum Bogor |
Bogor... iya Bogor. Sekali lagi
saya memiliki sebuah hal yang bisa di ceritakan tentang Bogor. Sekalipun saya
bukan orang Bogor ya. Sama halnya dengan Pulau Dewata Bali, Bogor punya banyak cerita
dan hal yang bisa dilakukan serta dikunjungi.
Beruntung kali ini saya memiliki
kesempatan untuk berkunjung ke Rumah sumsum sekitaran Bogor. Beberapa waktu
lalu Rumah Sumsum sempat “ngehits”. Sayang waktu itu saya belum sempat
mengunjunginya.
Ketika tersedia waktu untuk
mencicipi kuliner sekitar Bogor ini serta Erta tidak saya dia-siakan kesempatan
itu.
Kondisi jalanan yang ramai lancar |
Mengambil waktu perjalanan kurang
lebih 1 jam 30 menit dengan titik awal dari Mall Cilandak Town Squre (CITOS).
Waktu menujukan pul 11.00 siang, tapi tetap saja jalan tol lingkar luar
Jakarta ramai dengan kendaraan meskipun dapat dikatakan padat setidaknya tetap
bergerak. Hal sama berlaku hingga melewati gerbang tol Cibubur. Jalanan sedikit
lebih lengang. Maroon dapat dipacu hingga kecepatan 100/jam.
Rumah sumsum yang saya kunjungi
mudah untuk dicapai. Langkah awalnya adalah menemukan pintu keluar Tol Bogor
yang mengarah ke terminal Baranangsiang. Jika kearah kanan pastinya menuju
jalan Padjajaran, kebun raya dan Tugu Kujang. Sebaliknya saya mengambil arah sebelah kiri.
Papan arah menunjukkan arah Tajur dan alternatif Ciawi.
Persinya lokasi Rumah Sumsum itu
ada di Lawang Gintung Batu Tulis. Kalau saya ambil patokannya, ketika ketemu
lampu lalu lintas pertigaan alternatif arah Ciawi (kalau ke kiri ke arah Ciawi,
Taman Safari Bogor) saya mengambil arah kanan. Sekitar 10 meter ke depan, jalan
satu arah ke kiri. Nah tidak jauh dari sana perhatikan sebelah kanan, jangan sampai
terlewat, kalau terlewat ribet lagi untuk memutarnya.
Rumah Sumsum
Kalau dari banyak cerita yang beredar di dunia maya, saya setuju agar
penderita kolesterol hati-hati menyantap panganan yang satu ini. Lemaknya
banyak. Kecuali yang masih muda dan yang suka rutin melakukan olah tubuh untuk
bakar lemak.
Sop Sumsum yang siap disruput dengan pipet besar |
Pangsit goreng dengan sumsum didalamnya |
Saya (dan istri) sendiri menjajal Sop Sumsum dan Pangsit Goreng.
Harga yang di banderol rumah sumsum untuk paket yang saya pesan Rp.
40.000,- sementara pangsitnya Rp. 33.000,-. Bagaimana menurut kalian, apakah
terbilang mahal atau murah?
Keadaan Rumah Sumsum ketika saya datang |
Beruntung ketika kami ke sana sekitar pukul 12.00 WIB bertepatan
dengan makan siang, tapi tidak seramai yang saya bayangkan. Masih nyaman (kalau
tidak mau dibilang kosong) dengan beberapa pengunjung memesan panganan serupa.
Lalu apa yang bisa diceritakan dari Rumah Sumsum ini, secara say ajuga
baru kali ini menikmati sumsum sapi. Rasa Sumsum itu rupanya tawar jika tidak
dicampur dengan bumbu lainnya. Kalau kamu datang ke sini, cobain seruput atau
sendokin sumsumnya dan rasakan langsung. Akan berbeda hasilnya jika kamu campur
dengan kuah sop atau mencampur dengan bumbu sesuai selera. Saya sich lebih suka
dengan mencampur kuah sop ke dalam tulang sumsum dan menyeruputnya dengan pipet
besar. Ada sensasi rasa gurih asin didalamnya.
Sumsum yang berada di dalam pangsit Goreng, Maknyuss banget kawan :) |
Sementara pangsit gorengnya lebih mudah untuk dinikmati tanpa perlu
melakukan sesuatu. Tangkap dengan tanganmu dan masukkan ke mulut rasakan
sensasinya. Kriuk..kriuk maknyus. Kalau saya berkunjung ke sini sepertinya
Pangsit Goreng yang akan saya pesan kembali.
Oh iya, masih ada panganan lainnya. Tidak terbatas hanya yang saya
ulas diatas. Paket sumsumnya juga tersedia beberapa pilihan.
oo00oo
Tampilan harga dengan latar belakang buku menu Rumah Sumsum :) |
Rumah sumsum sendiri menurut salah seorang pegawainya (yang malu-malu
ketika ditanya) memberikan keterangan. Rumah sumsum tidak hanya berada di
Lawang Gintung Batu Tulis (Telp 0251 8314578) tapi ada juga di sekitaran Jalan Padjajaran dan pasar
apung Sentul (yang 2 terakhir saya tidak tahu detil persis tempatnya).
Untuk yang saya kunjungi jam operasinya mulai jam 11.00 siang hingga
jam 9.00 Malam. Tempatnya sendiri tergolong sederhana. Di isi susunan meja dan
kursi plastik.
Saya sendiri tidak berlama-lama disana, selesai menyantap Sumsum
(kurang lebih 1 jam). Tidak enak berlama-lama kasihan jika ada konsumen lain
yang datang, selain tempatnya yang tidak terbilang besar, lokasi parkir
kendaraan sangat terbatas. Berikan kesempatan kepada pelanggan rumah sumsum
lainnya, lebih baik bukan.
Ok, ini cerita saya sampai bertemu di cerita selanjutnya J
Semoga kalian tidak bosan berkunjung ke Blog ini.
Huweee Bang, bikin ngiler tapi kok langsung inget hasil medcheck.. Hahahah..
BalasHapusHahahaha.. Sama saya juga.. Makannya cuma seporsi aja.. Ngga berani lebih.. ;)
Hapusglek glek...
BalasHapusliat sumsum bikin siang ini tambah laper :)
hi hi hi
saya biasa beli di pecenongan, tapi ga segede gitu
liat foto2nya sama pangsit bikin mupeng
sayangnya jauuuuh di bogor, kalo masih jakarta mah pengen saya coba
hayah.. bogor mah masih deket mas Choirul.. secara udah sampe ke Indonesia bagian Timur sana nyobain bubur manado... Mampir juga ke jawa barat pinggir lah sekali-kali.. nikmati kulinernya hehehehehe :)
HapusTapi jangan sering sering juga,,, takut kolesterol-an
Makan sumsum itu paling nampol. Emang nih Bogor rajanya makanan... mau apa aja ada.
BalasHapuspuas-puasin diri ah mumpung masih mudah belum ada keluhan ini-itu.... bahahhahahakkkk :P
Hehehehe.. Mumpung masih muda ya.. :)
Hapus