Kantor Arus Liar Di Tepi sungai Citarik |
Dimulai dari gemiricik merdu
aliran sungai, saung-saung yang dibuat se-kreatif mungkin. Yang pasti keamanan
di Arus Liar sangat terjamin. Mengingat pada saat kami berkunjung, hanya kami
berdua yang menginap di saung.
Sebenarnya selama ini hanya
sering dengar nama Arus Liar, tanpa pernah nyambangi langsung ke sana. Karena
saya juga bukanlah penggemar olahraga Arung Jeram. Kebetulan beberapa waktu
lalu di salah satu pameran pariwisata, Arus Liar buka stand dan memberikan
penawaran menarik selama pameran. Alhasil jadilah kami (saya dan istri) mencoba
olahraga yang sebagian menyatakan bukan olahraga biasa.
Sebenarnya bukan hanya olahraga
arung jeram saja yang ditawarkan Arus Liar. Tempat penginapan mereka juga
sangat layak untuk sekedar melepas penat. Dan juga pasangan baru dapatlah
menghabiskan waktu menikmati kebersamaan menyatu dengan alam.
Lokasinya sendiri kurang lebih
100 KM dari Jakarta. Setelah tiba di pasar Ciawi, ambil arah ke Sukabumi, hingga bertemu dengan
Tugu Arus Liar. Nah perjalanan dari Tugu
Arus Liar ke dalam itu kurang lebih 26 KM. Sejauh mata memandang akan disuguhi
kebun kelapa sawit. Jalanan berliku-liku, perlu ekstra hati-hati.
Secara
keseluruhan jalanan sudah layak untuk dilewati kendaraan karena sudah sebagian
besar ter-aspal rapih. Tapi keloknya terkadang bikin semilir jantung, terutama
bagi yang menggunakan kendaraan matic
Ikuti semua rambu dan petunjuk
pastinya tidak akan tersasar. Sebenarnya ketika sudah masuk dari Tugu Arus Liar
dan menuju pangkalan arus liar, melintasi jalanan yang berliku dan kadang ramai
kadang sepi, sempat membuat hati bertanya-tanya “ngapain” juga jauh-jauh
rafting ke sini. Secara saat ini arung jeram, rafting dan sejenisnya sudah
banyak selepas pasar Ciawi. Selain itu yang di Ciawi mudah untuk dijangkau tidak
sesulit menuju ke arus liar.
Setelah tiba di pangkalan Arus
Liar, disambut dengan salah satu
resepsionisnya. Tidak ada yang istimewa dengan bangunan Arus Liar. Hanya
bangunan kantor ditengah suasana perkampungan. Unik menurut saya adalah ketika diajak ke salah satu kampung
penginapan yang dikelola Arus Liar.
Melewati perkampungan warga dan sedikit
menuruni sungai Citarik. Nah ketika tiba di Kampung Ngaloen ini semuanya akan
terbayar sudah.
Saung Tempat Menginap persis di Samping Sungai Citarik |
Dimulai dari gemiricik merdu
aliran sungai, saung-saung yang dibuat se-kreatif mungkin. Yang pasti keamanan
di Arus Liar sangat terjamin. Mengingat pada saat kami berkunjung, hanya kami
berdua yang menginap di saung.
Setelah meletakkan semua barang
di dalam saung, kami explore ke setiap penjuru Kampung Ngaloen. Disini
lokasinya bagus juga untuk pengambilan foto-foto pre-wed loh. Sempat juga berinteraksi dengan beberapa
petugas yang tetap menjaga meskipun tidak ada pengunjung. Beliau menyatakan
saung-saung di Kampung Ngaloen biasanya akan penuh pada Sabtu atau Minggu.
Terlebih di saat –saat buka tutup tahun baru.
Meskipun kami berkunjung bukan di
hari weekend bener-bener sepi tempat ini. Tapi tenang sepanjang malam ada juga
keamanan yang tetap menjaga di posnya. Jadi untuk keamanan menginap di Arus
Liar patut di acungi jempol.
Bener - bener di tepi sungai kan |
Tidur ditemani gemericik aliran
sungai ada sensasi beda sendiri, terutama untuk saya yang sudah “penat” dengan
kemacetan Jakarta. Sedikit terhibur ketika mendengar riak dan gemericik
aliran sungai Citarik.
Makan Malam.
Karena hanya kami berdua penghuni
itu kampung sebenarnya sepi dan sedikit seram pastinya. Tapi sepertinya Arus
Liar menepis semua yang ada di pikiran kami.
Makan Malam berdua, Sepi tapi tetep Nyaman dan Aman Kok |
Disuguhi makan malam yang menurut
kami lumayan banyak untuk dihabisi berdua. Tapi santai aja, ngga perlu buru
dan ngga perlu berebutan juga.
Demi menemani kami yang hanya
berdua, entah petugas entah penduduk sekitar yang ada di Kampung Ngaloen
berusaha mengajak kami ngobrol.
Ikan yang disajikan untuk santap malam (lumayan Besar kan) |
Disni yang seru, makan malam
dengan menu yang lumayan banyak tanpa perlu terburu-buru dan antri, tidak ada batasan waktu. Plus ada teman
ngobrol dan kalau menu makan malamnya
ngga habis bisa di jadikan cemilan malam
juga (hati-hati obesitas pastinya).
Perut kenyang, angin sepoi-sepoi
Hmm ...saatnya istirahat.
Tempat Tidur di Arus Liar |
Pagi Hari di Arus Liar.
Semuanya jelas terlihat, rimbunan
pohon diseberang sungai Citarik dan jembatan yang menghubungkan Kampung Ngaloen
ke Kampung lainnya.
Pemandangan Pagi Kampung Ngaloen |
Wah, seru dan takjub sendiri.
Luas juga Arus Liar. Tapi sayangnya Sungai Citarik yang mengalir melintasi
Kampoeng Ngaloen pada saat dangkal tidak dapat digunakan untuk explore arung
jeram. Kata petugasnya sungainya lagi dangkal, kalau dipaksakan pastinya akan
sering tersangkut dengan batu-batu besar.
Saung Lainnya di Arus Liar |
Tapi ia mennyarankan untuk
mencoba sisi lain sungai Citarik, artinya kami tetap dapat bermain Arung Jeram
hanya saja rutenya lebih pendek dan lebih tidak berbahaya. Cocok, secara saya
juga kalau bisa memilih “Better” yang pendek dan yang mudah saja. Baru nanti kalau sudah cocok dan berani naik
kelas ke rute panjang dan menantang.
Jembatan Penghubung Ke Kampung Lainnya di Arus Liar |
Mari Kita Coba Arung Jeram
Ok, keputusan mencoba rute yang
pendek, kalau tidak salah itu kisaran 5-10 KM. Sebelum mencoba Arung Jeram
pastinya kita akan di briefing oleh pemandunny (baca instruktur). Karena beliau
ini yang memiliki sertifikat resmi untuk melakukan pemanduan sepanjang arung
jeram. Tidak mudah loh mendapatkan sertifikat pemandu.
Pelampung yang digunakan juga
bukan pelampung sembarangan. Pelampung dengan kualitas terbaik dan harus
dipasang ketat membalut tubuh. Jangan Lupa Helm pelindung kepala ya.
Satu hal yang penting adalah
jangan membawa perangkat elektronik, cincin dan pernak pernik yang mudah jatuh
(jam, kalung, kacamata). Baiknya
ditinggal di penginapan atau di titipkan
ke kantor.
Sebab banyak kejadian (baru Minggu
lalu) pengunjung bawa kamera yang kedap air. Sayangnya tercebur ke dalam
sungai. Dan sudah dibantu mencarinya berkali-kali tidak ketemu.
Oh iya, olahraga Arung Jeram di
Arus Liar sangat aman kok. Setidaknya saya merasa aman. Karena ada 2 instruktur
yang menemani kami. Instruktru pertama naik Kanu (perahu kecil sendiri)
bertugas untuk membuka jalan dan memandu kami yang berada di atas perahu karet.
Sementara Instruktur inti berada
satu perahu dengan kami. Ia yang akan memandu bagaimana kami harus mengayuh dan
berpindah dari sisi kiri ke sisi kanan.
Kalian harus patuh kalau tidak
mau tecebur ke sungai dengan dasar batu-batu yang lumayan besar.
Saya sedikit bersamangat
sekaligus tetap waspada, alhasil lupa dengan nama pemandunya. Padahal itu
adalah hal yang ia ucapkan ketika memperkenalkan diri dan sertifikasinya.
Dan menurut pemandunya kalau
Arung Jeram tidak “nyebur” ke sungai belum sah loh. Tapi ia juga berjanji akan
memilih spot yang aman terutama untuk pemula seperti kami. Dan disalah satu
bagian sungai pemandunya mengatakan sungai ini lumayan dalam sekitaran 3-4
meter dan cocok untuk berenang.
Coba aja, tutur pemandunya.
Sempat menolak karena menurut saya masih terlalu dalam. Kaki tidak bisa
menjejak ke dasar sungai.
Setengah memaksa, pemandunnya menyarankan.
Ya sudah karena saya lumayan “bisa” berenang nyobain langsung singa Citarik.
Disini kekuatan pelampungnya
Teruji, kenapa tadi harus membalut tubuh dengan ketat. Karena ketika bersntuhan
dengan air, pelampungnya berfungsi maksimal mengangkat tubuh ke permukaan.
Berbeda ketika mencoba pelampung lain. Yang ada malah
membebani saya dan semakin tenggelam. Pelampung mereka (baca : Arus Liar)
langsung membuat tubuh “ngambang” ke permukaan tanpa perlu usaha.
Seru juga merasakan dinginnya Air
Sungai Citarik, tapi tetap hati-hati ya, di sekitaran sungai Citarik masih
banyak hewan melata liar. Sepengamatan saya yang sering ketemu adalah biawak.
Bahkan beberapa bebas masuk ke pemukiman penduduk.
Sambil mendayung pemandunya juga
banyak memberikan informasi tentang Jeram-Jeram yang ada. Jeram itu semacam
aliran yang deras di suatu bagian sungai. Bahkan beberapa mereka namakan,
Seperti Jeram TVRI, Jeram Nia Daniati, karena punya cerita sendiri dan unik di
asing-masing jeram itu.
Sebut saja Jeram TVRI, katanya
dulu perahu karet tim TVRI nyangkut di Batu Jeram itu dan baru 2 hari dapat
lepas.
Seru.. pastinya. Ada momen lagi
asik ngobrol (bisa ngobrol karena arusnya lagi bersahabat) menurut si pemandu
kalau arusnya lagi tinggi pastinya sibuk dengan dayung, terus tiba-tiba disuruh
pindah sisi atau dayung lebih cepat.
Untuk Dokumentasi Arus Liar juga
sudah sediakan kok, mereka akan mengambil gambar di titik-titik yang bagus
untuk mengambil gambar. Tapi sayang ketika kami datang, petugas fotonya datang
pas di momen sudah mau sampai.. ya sudah terbatas dokumentasinya.
Puas berbasah-basahan dengan air
sungai, terakhir disuguhkan dengan Air kelapa Muda Segar. Yummy...
Dan energi sudah habis, terakhir
mereka sediakan angkutan (pick up) untuk mengangkut perahu karet dan kita. Baru
sadar lumayan jauh juga ke atas kembali ke kantor Arus Liar.
Kalu mau ke sini dari Jakarta ada beberapa pilihan Rute
Kantor Bagian Atas Dari Arus Liar |
Via Kendaraan pribadi / Bus Pariwisata.
Dari Jakarta masuk
tol Jagorawi keluar
di pintu tol
Ciawi, ambil arah
ke sukabumi. Lurus terus mengikuti jalan
raya siliwangi (jln
raya bogor-sukabumi) sampai
bertemu pertigaan Petei (setelah pasar parung kuda) ada Tugu Arus Liar sebelah kanan
lalu belok kanan menuju arah Cikidang atau alternatif pelabuhan ratu. Ikuti petunjuk arah yang
ada atau tanya warga sekitar desa cigelong, Pajagan, sungai Citarik.
Via Kereta Api
Dari Jakarta naik commuter line ke stasiun Bogor. Dari stasiun bogor
berjalan kaki ke stasiun Paledang (400 Meter).
Dari stasiun Paledang
Naik kereta Siliwangi
Jurusan Cianjur turunstasiun Cibadak (90 menit).
Dari Stasiun Cibadak bisa jalan kaki
atau naik angkot ke terminal Cibadak (200-300 Meter).
Dari terminal Cibadak
naik angkot ke
Terminal Cikidang atau langsung ke Arus Liar Citarik / Pajagan (60 menit). FYI tiket KA Pangrango harus di booking secara online H-30 di situs resmi PT KAI.
Penghargaan yang sudah di raih Arus Liar |
Via Kendaraan umum / Bus Umum
Bus dari Jakarta
via terminal luar
kota (pulogadung, kalideres,lebakbulus,kampung rambutan, Tanjung priok
) naik bus
jurusan sukabumi, minta
turun di pertigaan
Petei (setelah pasar parung kuda). Dari pertigaan Petei naik angkot warna
hijau menuju Cikidang atau atau langsung ke Arus Liar Citarik / Pajagan (60 menit).
Secara Keseluruhan Wisata Alam Arus Liar Lumayan Menarik. Didukung pemandangan yang masih asri dan bersih. Di tambah tempat yang nyaman dan aman.
Salah satu yang mungkin saya akan kunjungi ulang sekedar untuk menghabiskan malam dan menikmati pagi.
Ornamen Kampung Lain di Arus Liar |
Tarif kamar dan arung jeram belum ditulis ya, trus foto pas arung jeram juga nggak ada. BIkin penasaran, saya baru sekali arung jeram di sungai Elo Magelang. Asik memang dan bikin ketagihan :)
BalasHapusUtk dokumentasi Arung jeram masih di cari cari mba..keselip entah dimana...
HapusHarganya sendiri saya dapat promo waktu arus liar pameran... harga 250 ribu/orang permalam utk saungnya
Utk Arung jeramnya sendiri ada di harga 150 ribu/orang jalur pendek...
wah saya perlu nih ke sini
BalasHapusHarus kang...jangan lupa bawa laptop.. bawa gitar.. jadi dech.. tulisan dan sebuah lagu.. :)
HapusSaya sdh pernah ke sini beli paket bermalam, Arus Liar wisata arung jeram yg terpercaya...
BalasHapusSeru kan ya mba ety. :)
Hapustoiletnya agak licin kayaknya keramiknya ya mas heheh
BalasHapusporsi ikannya agak jumbo untuk potongan ekor
wah saya pengen ni wisata di alam liar gini
Iya memang licin mba. Tapi bersih kan...
HapusDan ikannnya memang jumbo loh..
Kapan ada waktu coba lah wisata alam liar negeri sendiri.:)
membayangkan tidur dengan suara gemerisik air, sungguh romantis hihi... berasa honeymoon ya... :D
BalasHapusHahahaha.. iya mba.. berasa honeymoon ke 2.. :)
HapusBelum pernah mencoba arum jeram, wah pasti seru banget nih
BalasHapusKalau ada waktu coba mas.. mumpung lagi disukabumi... seru pastinya... :)
HapusDuh keliatan sejuk banget tempatnya dan aku ngiler sama makanannya, huhu.
BalasHapusSukabumi memang masih sejuk dan asri mba Ratna...
HapusDan emang makanannya bikin ngiler ya..masakan khas rumahan :)
Arung jeramnya bisa berdua mba? atau ada persyaratan harus berapa orang? Daerah Sukabumi-Cianjur tempatnya masih asri ya, mba.
BalasHapusBisa mas, kemarin saya sama pasangan berdua aja kok tali tetap ditemani sama instrukturnya ya
HapusYup..tempatnya masih asri banget cocok buat liburan keluarga juga kok..honey moon juga bisa :)