Ketua dan Waka Kembali mengingatkan pentingnya Integritas |
Waktu masih terbilang pagi, ketika pengumuman bahwa akan diadakan rapat insidentil di ruang sidang utama, tepat pukul 10 nanti.
Sebagian besar pegawai bergegas menyelesaikan tugas yang sedang dikerjakan demi menghadiri rapat yang terbilang dadakan.
Tepat pukul 10.00 semua pegawai keluarga besar pengadilan berkumpul.
ooOOoo
Rapat kali ini dalam rangka pembinaan sekaligus menyikapi perkembangan situasi terkait dengan kinerja dan marwah peradilan.
Pak Ketua juga akan memberikan arahan terkait perkembangan belakangan ini. Semua demi optimalisasi dan kenyamanan bersama.
Tanpa
berpanjang lebar "corong mik" langsung diberikan kepada Ketua PTTUN
Jakarta, Dr. Istiwibowo, SH, MH, kembali selaku ketua, ia menegaskan
rapat ini adalah rapat insidentil terkait yang terjadi di dunia peradilan
sekarang.
Terkait maraknya Operasi Tangkap
Tangan (OTT) di lingkungan peradilan. Sehubungan dengan itu kita perlu
ambil sikap. Agar dalam pelayanan dan pelaksanaan tugas tetap
mengedepankan INTEGRITAS.
"Terlebih dalam rapat
bulanan sudah kita canangkan Zona Integritas", lanjutnya. Hal ini
sangat penting agar semua hal negatif di jauhkan dari kita semua.
Laksanakan tugas dan peran dengan baik. Dengan banyaknya kejadian OTT tidak menyurutkan semangat kerja.
"Spirit"
di PTTUN harus tetap terjaga. Kerjakan sesuai dengan Tugas Pokok dan
fungsi (Tupoksi) masing-masing. Baik itu fungsional dan kesekretariatan.
Jadikan semua yang terjadi sebagai alat introspeksi untuk meningkatkan semangat kerja.
Bahkan juga ia menjelaskan Usia pensiun Hakim Agung yang awalnya 70 menjadi 67. Dan terus berkurang juga ke tingkat dibawahnya.
Sementara
itu logika awalnya adalah usia 70 tahun dijadikan alasan karena diusia
itulah sosok hakim mencapai tingkat kebijaksanaan yang sempurna. Tahan
terhadap setiap godaan yang datang. Terutama dalam menjaga integritas.
"Badai pasti berakhir", ungkap pak Ketua. Semua persoalan yang hadir sikapi dengan bijak dan akan mendewasakan kita semua.
Fenemona
saat ini adalah "mengatasnamakan majelis" meminta sesuatu kepada para
pihak. Juga terjadi di PTTUN. Demi memenangkan sebuah perkara/putusan.
Saat ini sedang juga diusut siapa yang melakukan bekerja sama dengan
kepolisian setempat.
Perlu juga dibuatkan banner agar masyarakat jangan percaya dengan iming-iming penyelesaian perkara dengan jalan belakang.
Ini
adalah "action" kita sebagai bentuk tindakan melawan oknum yang tidak
bertanggung jawab. Ini adalah sebagai bentuk Zona Integritas di wilayah
peradilan.
Ke depan juga beberapa perkara yang melibatkan perhatian masyarakat umum harus ditangani dengan Integritas tinggi.
Pak Wakil demi melanjutkan arahan dari pak Ketua menambahkan, Profesionalitas, Integritas dan pelayanan ini adalah 3 aspek yang harus di jalankan di lingkungan peradilan.
Revolusi mental harus dijalankan. Rubah mindset dan perilaku untuk antisipasi terhadap kejadian yang sedang marak.
Ini adalah tantangan peradilan ke masa depan.
Banyaknya Mal Administrasi, seperti mempersulit masyarakat dan lainnya. Layani setiap masyarakat tanpa adanya pamrih apapun.
Tolong seluruhnya menjaga agar rumah kita bersih dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Banyak
modus operandi yang dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab untuk menjatuhkan atau menjelekkan nama peradilan.
Pak Muljadi memberikan tambahan mengenai Pentingnya Integritas |
Pak
Mulyadi selaku pimpinan bagian fungsional juga angkat bicara, pesannya
adalah agar seluruh warga peradilan menjaga integritas dan bangun dari
keterpurukan yang sedang terjadi.
Terakhir Pak
Ketua menambahkan bahwa ISO yang sudah ada harus dilaksanakan
dengan baik. Dan berguna untuk menangkal setiap prosedur yang salah dan
menyimpang.
Waka juga kembali menegaskan agar optimalisasi WASKAT, pengawasan melekat dari atasan langsung setiap bagian.
Bahkan
ke depan, bahwa setiap orang yang bermasalah, tidak hanya yang
bermasalah saja yang dihukum melainkan atasan langsung dan atasan
berikutnya di kenakan sanksi juga.
ooOOoo
Kedepannya Sinergi dan sistem akan berjalan beriringan.
Mahkamah Agung sendiri sudah banyak mencapai capaian (raihan) yang positif.
Memang masih ada yang kurang berkaitan dengan Zona Integritas.
Sebut saja percepatan penanganan perkara, keterbukaan perkara bahkan lanjut ke sistem informasi yang memadai.
Bahkan merujuk Hakim Agung di Amerika menerima hadiah saja tidak boleh.
Pak
Arif selaku Hakim menambahkan bahwa Cyber Crime dikendalikan oleh orang
IT dari luar. Tentu saja didukung oleh orang sekeliling kita.
Bukan hanya rekan bisa saja pengacara atau siapa saja yang terlibat
dalam sebuah pengadilan.
Ini adalah "warning" untuk kita semua, dalam berhubungan dengan pihak luar agar tidak mudah menjanjikan sesuatu.
Ia juga sharing pengalamannya sebagai hakim tinggi.
Ibu
Diah Yulidar juga ikut menyuarakan aspirasi. Ia mohon
agar data putusan dan tanggal putusan akurat. Menyangkut "publish"
dan pihak tidak tahu datangnya kapan. Demi mewujudkan pelayanan yang
memudahkan penggunanya jasa pengadilan.
Senyum, Demi Masa Depan Peradilan Yang lebih baik |
ooOOoo
Intinya
dari rapat insindental adalah kembali diingatkan untuk terus
meningkatkan kinerja, Integritas dan layanan kepada masyarakat pencari
keadilan.
Terlepas dari banyaknya
berita negatif tentang peradilan. Memang tidak kita pungkiri masih
banyaknya oknum yang tidak bertanggung jawab.
Setidaknya tetap jaga nyala api integritas itu dalam setiap layanan terhadap masyarakat.
Terima
setiap cibiran dengan lapang dada dan tetap lakukan yang terbaik pesan
pak Ketua dan wakil, sekaligus menutup rapat kali ini.
#Semoga Tuhan Menyertai Peradilan Indonesia