Sumber : jsofian.wordpress.com |
Beberapa waktu lalu teman-teman
kelas Bloger meliput langsung ke Pangkal Pinang. Mengulik langsung keindahan dan budaya yang
dapat di exlpore. Meskipun saya belum berkesempatan untuk datang langsung ke
Pangkal Pinang, membaca serta mendengarkan kindahan Pangkal Pinang membuat
tergerak untuk berkunjung langsung.
Letaknya sendiri Pangkal Pinang tidak berjauhan dari gugus kepulauan Sumatera.
Kalau dihitung jam perjalanan menggunakan pesawat udara,
kira-kira 1 jam 10 menit.
Saya sendiri dalam memillih
perjalanan wisata terutama yang domestik memiliki beberapa kriteria diantaranya
:
- 1. Mudah dijangkau dengan moda transportasi baik itu udara, laut dan darat.
- 2. Direkomendasikan oleh beberapa Travel Agent.
- 3. Sudah dikunjungi beberapa blogger.
- 4. Memilliki destinasi wisata yang baik dan bagus serta didukung penginapan yang nyaman dan aman.
Pangkal Pinang sendiri via udara
tarifnya ada diangka Rp. 750.000,- /orang untuk keberangkatan tanggal 22
September 2016 dan kembali 24 September 2016.
Lalu bagaimana dengan
penginapannya, saya coba browsing, estimasi penginapan ada di angka Rp.
1.000.000,- per dua malam sudah termasuk sarapan.
Total untuk penginapan dan
transport Jakarta Pangkal Pinang (PP)
harus merogoh kocek sebesar Rp. 2.500.000,- . Ini saya belum memangkas
peengeluaran dengan memesan maskapai jauh-jauh hari atau mencari penginapan
dengan harga miring kualitas sebanding.
Tapi memang harus berkorban kenyamanan sedikit sich.
Lalu apa saja yang dapat di exlpore
di Pangkal Pinang?
Saya sendiri sudah merencanakan
(kalau jadi) hari pertama pastinya akan tiba malam hari. Tiba di Bandar Udara
Depati Amir. Namanya unik, membawa saya untuk menelusuri nama ini. Depati Amir
anak dari salah satu pejuang terkenal di Bangka, Depati Bahrin. Gelar Depati
sendiri adalah pemberian dari Belanda karena takut dengan kekuasaan Bahrin sekaligus
menanamkan bibit kolonialismes. Tapi tidak berlaku kepada Depati Amir. Ia melawan
dengan tegas dan berani. Sampai hari ini gelar Depati masih melekat kepadanya.
Kalau sudah malam, ada baiknya
mencoba mencicipi kuliner sekitaran penginapan tapi yang bernuansa Pangkal
Pinang. Dari blognya mba Liswanti saya penasaran dengan Kuliner Mie Koba
Pangkal Pinang. Olahan Mie dengan campuran Kuah Ikan Tenggiri, terbayang di lidah
aroma ikan kuat dengan Mie panas. Cocok untuk santap malam bersama pasangan. Untuk
harganya sendiri ada dikisaran Rp. 15.000,- an
Sebelum tidur, menikmati malam
bersama pasangan coba mencari minuman hangat. Berdasarkan rujukan dari Kang
Arul, penasaran dengan Kopi O. Asosiasi yang ada dibenak adalah, apakah serupa dengan
Kopi yang ada di Jakarta. Rupanya ini nama kedai kopi yang sudah lama berdiri,
sejak tahun 1938 dengan teman ngopinya
roti panggang. Jadi mikir-mikir, ini enaknya pas makan malam atau sarapan pagi
ya.
Kecanggihan teknologi informasi yang
hanya berada dalam genggaman membuat saya nyaman untuk mencari informasi wisata
menarik apa saja yang ada di Pangkal Pinang. Setidaknya keberadaan mba wiki
para blogger menolong dan memberikan inspirasi-inspirasi mana saja tempat yang
layak untuk dikunjungi.
Beberapa objek wisata lainnya menurut
Mba Wiki yang menurut saya pastinya akan terjangkau dan tidak mahal adalah Taman
Sari, Taman Merdeka, Museum Timah, Masjid Jami', Gereja Maranatha, Gereja
Katedral Pangkalpinang, Vihara Citra Maitreya, Klenteng Konghucu, Pantai Pasir
Padi, Pantai Sampur, Pantai telapak kaki dewa, Pantai batu belubang, Lapangan
Golf Girimaya, Chinatown, Makam Belanda (Keerkhof).
Keberagaman agama menandakan budaya
toleransi tumbuh subur di bumi Pangkal Pinang. Bahkan beberapa bloger, sebut
saja mas Agung Han beruntung ketika berkunjung ke Pangkal Pinang bertepatan dengan perayaan Cheng Beng. Saya sendiri
masih penasaran dengan perayaan-perayaan seperti itu.
Pangkal Pinang masih satu gugusan dengan
kepulauan Sumatera, pastinya wisata pantai masih menjadi andalan. Ini juga yang
membawa tangan untuk menelisik pantai indah apa saja yang ada di sekitaran
Pangkal Pinang.
Lanjut ke rencana hari ke 2, pastinya seharian
explore Pangkal Pinang. Belum tau juga mana yang lebih murah, carter kendaraan
plus guide atau sewa kendaraan saja. Pilihan lainnya adalah ikut perjalanan
wisata bersama travel tertentu.
Beberapa pantai yang harus di explore
ketika berada di Pangkal Pinang.
Pantai Pasir Padi.
Pantainya sendiri menghadap langsung ke
laut cina selatan. Jadi ingat lumayan bergelombang laut cina selatan. Kalau
kita ke Medan pasti akan melewati laut cina selatan. Sudah terbayang, dulu hanya melewati lautnya,
sekarang dapat merasakan pasir di tepian laut Cina.
Pantai Pasir Padi (sumber : initempatwisata.com) |
Sumber bangkatour.com sendiri mengatakan
pantai Pasir Padi akan ramai dikunjungi ketika musim liburan tiba. Makanya saya agak sedikit kurang berminat berkunjung ketika berbarengan dengan musim libur. Saya dan pasangan lebih suka wisata
pantai yang tidak terlalu ramai juga tidak terlalu sepi.
Bermain dengan pasir menikmati asinnya
lautan. Kalau beruntung menikmati sunset ataupun sunrise dari bibir pantai.
Atau opsi lainnya adalah beranjak dengan kapal-kapal kecil ke pulau panjang dan
semajun.
Pantai Tanjung Pesona.
Masih wisata tepian pantai, pantai
Tanjung Pesona adalah destinasi
berikutnya. Disini ada beberapa wahana permainan air yang bisa dinikmati.
Banana Boat, jetski hingga mancing ke tengah lautan.
Pantai Tanjung Pesona (sumber : initempatwisata.com) |
Tapi saya sendiri lebih suka bersantai
sejenak, sambil menikmati es kelapa muda. Memandang deburan ombak ke tepian
pantai. Foto beberapa spot yang menarik lalu menulis beberapa bait puisi
ataupun cerita pendek tentang keindahan alam.
Kalau masih ada waktu saya masih hendak menikmati
wisata pantai lainnya.
Pantai Matras.
Bayangan saya yang paling berbeda dengan
kedua pantai diatas adalah pemandangan dan suasananya. Beberapa bungalow
dijadikan daya tarik dan daya jual dari pantai ini.
Pantai Matras (sumber : initempatwisata.com) |
Malamnya kembali saya rencanakan untuk
mencoba kuliner lainnya di Pangkal Pinang. Kopi dan Olahan Mie sudah. Mungkin
akan mencicipi kerupuk Kericu olahan telur cumi atau Rusip dan Pekasem. Rusip
dan Pekasem adalah makanan hasil laut yang sudah di fermentasi. Beberapa
blogger merekomendasikan makanan ini dalam tulisan-tulisan mereka.
Hari terakhir sebelum kembali ke Jakarta
pada sore harinya. Saya akan memusatkan pada wisata kota tidak pantai lagi.
Konsentrasi lebih kepada explorasi
museum dan beberapa Taman, mungkin Taman
Sari yang katanya ada miniatur Monas didalamnya. Kalau sempat penasaran juga
dengan museum Timah.
Sepertinya 3 hari 2 malam berada di
Pangkal Pinang mampu mengusir kepenatan yang ada. Untuk transportasi dan
penginapan yang nyaman ada dikisaran harga Rp. 2.500.000,-- sudah bersama
pasangan (PP). Memang belum termasuk biaya travel disana dan tiket masuk ke
tempat wisata.
Dugaan saya kalau mau nyaman banget,
wisata santai di Pangkal Pinang itu sewa
kendaraan dan guide seharian. Biar puas dapat informasi tempat wisata sekitar
Pangkal Pinang.
Memang
dibandingkan Pulau Dewata, Pangkal Pinang belum terdengar gaungnya. Tapi
semenjak wisata Gerhana Matahari, geliatnya mulai tampak.
Hmm, saya sendiri mulai tahun ini memberanikan
diri untuk explore keindahan negeri sendiri. Banyak banget yang dapat
dinikmati. Plus sudah marak travel-travel yang menawarkan paket perjalanan
wisata yang nyaman dan terjangkau.
Kalau ke negera tetangga saja sudah
banyak yang mondar-mandir, masa iya seluk beluk negeri sendiri terlewati.
Pangkal Pinang pantai2nya cakep ya, banyak batu2 besar. Mau kesana deh..
BalasHapusSama mas. Saya juga ada rencana mau kesana.
HapusSecara pemerintahan daerah ya juga sudah banyak berbenah dan memperbaiki industri pariwisata disana.