Berawal dari kesamaan atau hobi sekumpulan anak muda akan kecintaan terhadap alam. Muncul ide untuk berkumpul dan saling bertukar ide di sebuah tempat.
Banyak jalan menuju ke Roma,
demikian ungkapan acapkali keluar ketika menimba ilmu atau sedang melakukan
sesuatu. Pun berlaku sama dalam dunia perbloggeran, Dunia maya menjadi tempat berkenalan dan
dunia nyata menjadi tempat nyata untuk bertemu dan berbagi.
Minggu ini saya memang sudah
siapkan untuk bertemu dengan mba Prita Hw, seorang blogger traveler dan mas
Nana seeorang Fotographer. Uniknya mereka adalah pasangan suami istri yang
pastinya saling melengkapi. Mas Nana yang menemukan passion di dunia fotografi sedikit enggan untuk menulis sementara
Mba Prita crazy banget dengan dunia
kepenulisan.
Lokasi kopdarnya sendiri di Kedai
Pendaki, sekitaran Ahmad Yani, kalau kalian dari arah Cililitan Kedai Pendaki
berada di jalur lambat setelah Fly Over Jatinegara. Lepas Fly Over lamat-lamat di jalur lambat agar tidak terlewat lokasi Kedai pendakinya.
Mas Nana asik dengan laptopnya |
Sedari Awal Mba Prita membuka
acara menjelaskan konsep acaranya adalah lebih ke acara berbagi pengalaman,
jadi siapa saja peserta yang hadir diperkenankan juga untuk bercerita tentang
pengalamannya.
Untuk memecah kekakuan, diawal
acara mba Prita melakukan ice breaking dengan mengumpulkan satu buah barang peserta
dan dikumpulkan, secara acak peserta lainnya mengambil barang itu dan mencari
siapa pemiliknya dan menggali informasi pemilik barang tersebut.
Botol Minum kepunyaan mba Hannie Pramesti |
Terakhir mba Prita
kembali meminta yang hadir untuk membentuk sebuah kelompok kecil dan mencoba
menceritakan pengalaman selama di acara atau pengalaman menuju ke acara (sebab
ada beberapa yang sempat nyasar juga loh).
Nah kalau dari kelompok 3 (tiga)
kelompok saya dan beberapa teman lainnya mencoba menulis tentang Kedai Pendaki
begini tulisannya :
Kedai Pendaki
Berawal dari kesamaan atau hobi
sekumpulan anak muda akan kecintaan terhadap alam. Muncul ide untuk berkumpul
dan saling bertukar ide di sebuah tempat.
Tempat yang tidak terbilang mewah
tapi cukup nyaman. Berada di bawah fly over Ahmad Yani. Persisnya berada di
jalan Arjuna 3 no 37 Jakarta Timur.
Sore itu pukul 05.00, ketika
hujan mengguyur Jakarta, ditemani secangkir kopi pahit, tapi tidak sepahit hidup yang kulewati (halllah).
Dan ternyata, aku tersadar Negriku memiliki ragam akan kopi dengan kualitas terbaik. Dari buku menu yang
disajikan setidaknya ada 15 jenis kopi dari delapan daerah berbeda di
Indonesia. Seperti Kopi Mahameru yang ku sruput sore ini, manis diawal tetapi
pahit diakhir ( pastikan itu tidak terjadi dalam kehidupan kita ya)
***
Rupanya Kedai Pendaki bukan hanya
sekedar kedai kopi biasa. Tempat ini juga dapat digunakan untuk acara workshop
dan sejenisnya. Seperti siang tadi Workshop Writing and Fotogaphie (Wripho) digelar apik dan
menarik oleh mba Prita dan mas Nana.
Dekorasi salah satu dinding di kedai pendaki |
Mba Prita berbagi pengalamannya
muali dari menulis tentang perjalanannya dan tips bagaimana memenangkan lomba
traveling blog. Sementara mas Nana berbagi ilmu Fotografi Travel, sebut
saja Landscape Fotografi, Still Life, Street Fotografi dan cara pengambilan Angle fotografi. Kombinasi yang sempurna bukan antara menulis dengan fotografi
bidang traveling.
Uniknya di Kedai Pendaki tidak ada
fasilitas wi-fi seperti kedai lain pada umumnya, Kenapa? Harapannya adalah
terbangun interaksi sosial secara langsung yang lebih kuat antar sesama
pengunjung.
Sebab ada adagium, Smartphonemu
mendekatkan yang jauh sementara menjauhkan yang dekat.
So, nikmati kopi yang ada, simpan handphonemu dan bangun komunikasi.
Selesai....
Memang mba Prita maunya langsung
teman-teman yang hadir spontan menuliskan tentang pengalaman baik menuju ke
Kedai Pendaki atau selama acara berlangsung. Apa yang dirasakan, terutama pengalaman
pribadi yang memang kuat untuk diceritakan. Sebab diawal ia menjelaskan Travel Writer itu
tidak hanya melalui riset pustaka saja tetapi dapat juga pengalaman
langsung. Beberapa Travel Writer sebut
saja Trinity yang menceritakan pengalamannya pribadi.
Nah dalam perjalanan waktu
terbagi lagi ada juga yang Slow Travel seperti karyanya mas Agustinus Wibowo,
ia seperti mengeja waktu, merawat makna dan memperlambat waktu.
Masih ada beberapa ilmu yang
dishare Mba Prita, kalau ada waktu dan kesempatan kita bahas lagi.
Asik, berarti masi ada lanjutan dong mas? Saran buat yg typo2 mas, diediting dikit :) Ga sabar nih nunggu lanjutannya :)
BalasHapusSiap mba Prita, nanti diediting lagi... Ditunggu kelanjutan ceritanya ya :)
Hapuskayaknya seru juga menghadairi acara workshopnya di kedai kopi Pendaki ......
BalasHapusMemang seru mas, selain tempatnya penuh dengan gambar gambar kreatif, ragam pilihan menu dan minumannya ... cocok untuk workshop anak muda
Hapus