Kekuatan The Lodge Maribaya adalah dikeindahan alamnya. Ditingkahi sedikit trik fotografi seolah-olah kita sedang berada di alam liar, gmana gitu.
Libur akhir tahun sudah tiba, saatnya keluar sebentar dari rutinitas keseharian. Yup. Pilihan libur kali ini beruntung mencoba mengitari pulau Jawa via darat. Biasanya hanya mendengar cerita lengkap dari sahabat-sahabat yang rutin mudik ketika musimnya tiba.
Untuk tujuan pertama, Bandung. Berangkat dari jam setengah 6 pagi. Disaat sekitar masih dengan geliat bangun pagi atau yang lainnya sedang berolahraga pagi. Kami sudah memulai terdampar di Tol Cikampek- Padalarang.
Sepanjang perjalanan tidak menemukan antrian yang berarti, hanya sedikit tersendat di ruas tol Padalarang di Jembatan Cisomang persisnya.
Ada retakan yang menyebabkan pengaturan lalu-lintas menjadi lebih disiplin,semua kendaraan besar dilarang keras melintas jembatan Cisomang.
Tepat pukul sembilan lepas gerbang tol Pasteur. Rehat sebentar dan lanjut ke The Lodge Maribaya.
Wow, untuk jarak tempuh 14 KM-an waktu tempuhnya 2 jam lebih. Itu juga sudah mengikuti jakur alternative yang entah lewat antah berantah pokoknya setelah melewati turunan curam, tanjakan lagi trus jalan sempit, jalan satu arah tiba juga di Maribaya.
Intinya Bandung disaat liburan tiba sangat tidak bersahabat. Antrian kendaraan mengular, pun serupa dengan manusia.
Bahkan untuk masuk ke the Lodge sebagian besar kendaraan harus parkir 500 meter sebelum gerbang masuknya.
Angkot yang digunakan untuk kedalam The Lodge Maribaya |
Yah, memang sich panitia memberikan saran transportasi gratis untuk masuk 500 meter ke pintu masuk.
The Lodge, Maribaya
Menurut petugas keamanan setempat, saya mencoba mencari tahu sudah berapa lama sudah ada the Lodge ini. Katanya sich baru setahun belakangan dibangun The Lodge. Lalu saya bandingkan mana duluan sama Floating Market Lembang.
"Wah jauh lebih dulu Floating market mas" sambutnya.
Dan memang saat ini The Lodge merupakan tujuan wisata kekinian terutama yang demen dengan dunia fotografi atau wisata alam.
Setidaknya ada 4 wahana yang ditawarkan. Sky Tree, ituloh yang duduk seakan-akan diatas rumah pohon diketinggian tertentu. Atau ada lagi Zip Bike, berjalan dengan sepeda diatas seutas kabel.
Punya sendiri dengan model pengunjung yang datang ke The Lodge Maribaya |
Yang lain lagi ada juga wahana berayun diatas pohon-pohon atau rumah bambu.
Bayangin dari 4 wahana yang ada hanya 1 yang baru kesampaian dinaiki.
Tiketnya sich ngga mahal-mahal banget, satu orang dibanderol 25 ribu perak. Dan untuk mencoba masing-masing wahana sekitaran 15-20 ribu.
Praktis untuk mencoba semua wahana dan tiket masuk setidaknya harus merogoh kocek sekitar Rp. 100.000,- itu belum termasuk dokumentasi di masing-masing wahana.
Satu foto yang berhasil ditangkap fotografer di kenai harga Rp. 10.000,- itupun tidak dicetak ya. Hanya sebatas foto software transfer via apps. Jadi harus merogoh kocek lebih dalam lagi jika tertarik sama jepretanya si mas fotographer.
Mas-mas Fotographer yang siap menangkap gambar dan momen terbaikmu |
Satu foto yang berhasil ditangkap fotografer di kenai harga Rp. 10.000,- itupun tidak dicetak ya. Hanya sebatas foto software transfer via apps. Jadi harus merogoh kocek lebih dalam lagi jika tertarik sama jepretanya si mas fotographer.
Dan tampaknya, kemacetan, kepadatan serta bergelombangnya jalan tidak menyurutkan langkah banyak orang untuk menikmati wisata Alam The Lodge Maribaya ini.
Saran saya kalau ke sini sebaiknya mulai dari pagi dech untuk berhasil mencoba semua wahana. Sebab kata petuga securitynya kalau liburan The Lodge buka jam 08.00 pagi dan sudah banyak yang mengantri sebelum jam segitu. Dan tutup sekitar pukul 16.30 Wib. Makanya jam 15.00 sudah diperingati untuk pengunjung yang tetap mengantri membeli tiket masuk, sebab tiket wahana sudah tutup. Jadi kemungkinannya dia masuk tapi tidak dapat menikmati wahana. Tapi tetap aja beberapa masuk meski sudah tahu tidak dapat menikmati wahana (dugaan saya, mereka mencari moment foto dan mendomumentasikan keindahan alamnya)
Kekuatan The Lodge Maribaya adalah dikeindahan alamnya. Ditingkahi sedikit trik fotografi seolah-olah kita sedang berada di alam liar, gmana gitu.
Sepeda melayang (Zip Bike di The Lodge Maribaya) |
Tapi ada juga kelemahannya, yang menurut saya sangat mengganggu. Toiletnya ngga bersih, tisunya habis dan jorok. Mungkin karena gratis kali ya. Sama kayak toilet yang di rest area kalau bayar dan ada yang nunggu lumayan bersih. Coba aja ada tulisan gratis segede-gede gaban, siap-siap aja dapat fasilitas alakadarnya. Mau bagus kok gratis mungkin begitu kali prinsip sebagian pengurus yang bertugas.
Kembali ke The Lodge, selain wisata alam yang menjadi daya jualnya tidak hanya fotografi dan wahana yang menjadi andalannya. Masih ada wisata camping alam liar yang sudah berbentuk tenda-tenda siap huni. Hmm semakin dimudahkan untuk mengenal dan bersahabat dengan alam kan.
Sementara saya setelah antri 2 jam dan hanya menikmati 1 wahana saja. Baru jam 3 mencicipi makan siang yang terlambat. Pengamatan saya setidaknya ada beberapa rumah makan berbentuk cafe.
Tapi jam segitu terbatas yang masih tersedia nasi. Ya sudah syukurnya masih ada rumah makan sederhana ala-ala kaki lima gitu tapi masih didalam kawasan The Lodge.
Mie Kocok ala The Lodge Maribaya |
Ya udah, coba pesan batagor sama mie kocok. Untuk mie kocok baru kali ini nyoba juga. Jadi Mie Kocok itu hampir serupa dengan mie ayam. Bedanya Mie Kocok itu ada toge dengan mie kunig dicampur daging kikil minus ayam.
Untuk rasa batagor dan mie kocoknya lumayan lah. Mungkin karena efek terlambat makan jadi apa aja yang masuk jadi enak aja. Untuk harganya sendiri mie kocok dibanderol Rp.33.000,- sementara batagor Rp. 20.000,-.
Lepas makan siang yang terlambat, sebelum pulang harus antri kembali mengambil foto dari wahana yang dinaiki.
Jam menunjukkan pukul 16.00, ramai pula orang yang beranjak pulang. Ok. Kali ini kami akan mengikuti jalur resmi orang-orang pada umumnya tidak seperti ketika datang.
Dan jam 19.00 belum sampai Pasteur. Macetnya edaannnn..... Tapi kalau ditanya kapok ngga datang ke Bandung. Pasti jawaban sebagian besar "Engga" kan. Dan memang Bandung selalu kangen untuk dikunjungi ulang.
Kalau kata saya, Bandung itu masih punya sejuta cerita untuk dibagikan dan masih ada seribu lagi cerita baru yang dibuat.
Selamat berlibur kawan. ..
Asik juga yah wisata di The Lodge Maribaya Bandung.
BalasHapusBtw, salam kenal. Salam blogger!
iya mas , memang asiik liburan di bandung, meskipun padatnya rruar biasa
HapusAsik banget liburannya, selamat menikmati liburan bang sama keluarga :)
BalasHapusselamat liburan juga buat mba titis dan keluarganya ya...
HapusKalau inget macetnya..sumpah aku kapok ke Bandung. Daerah Setiabudinya ampuuuun ... tobat. Tapi kalau inget cakep-cakep tempatnya duh dilema. Pengen ke sana lagi dan lagi. Wkwkw. Mending pilih weekday dah kalau ke Lembang. Xixixi.
BalasHapusbener mba.. enaknya pilih liburan weekdays ke bandung biar ngga kena imbas macet :)
Hapuskayaknya batagornya enak nihh, mau donkkk
BalasHapusMemang enak kok mas.. datang aja ke the lodge ;)
HapusEnak bisa sekalian main heheheh. Kulinernya menggoda :-D
BalasHapusHehehehehe...memang enak dan menggoda untuk terus berlama-lama disini mas
HapusAku suka wisata alam. Viewnya bagus. Tapi ya gitu, toiletnya nggak nyaman. Bahkan ada juga yang nggak ada.
BalasHapusBener mba..memang belum nyaman untuk toiletnya
HapusWahhhhhhh jadi pengen juga ke Lodge Maribaya bang. Tempatnya asik nih... Pengen nyobain mie kocok hehe
BalasHapusMie kocoknya enak karena tempat dan cuacanya juga enak mas bowo.. cuman ngantrinya itu loh ...parah banget kalau liburan
HapusBersepada sambil melayang layang, ini yang lagi ngehits, di tempat saya pun juga sudah ada
BalasHapusSekarang yg terbaru ditambahin balon udaranya biar berasa lagi diangkasa gitu mas amir :)
Hapus