Taman Wisata Alam PIK |
Kalau kamu yang tinggal di
Jakarta, pengen sekali-kali merasakan hijaunya dedaunan ditemani suara burung
dan masih di sekitaran Jakarta. Coba datang ke Wisata Alam Mangrove setidaknya
akan menghibur kamu dengan suasana itu.
Postingan kali ini saya menemukan
ide judul dahulu, ketimbang isi tulisan. Dan ide judul terlintas ketika
berkunjung langsung ke lokasi wisata yang
masuk dalam wilayah Jakarta Utara. Secara ketika datang langsung, suara deru
mesin pesawat yang hendak mendarat di Bandara Soekarno Hatta terdengar jelas.
Hanya butuh waktu sekitar 50
menit dari pintu Tol Jati Warna terus melalui Tol Lingkar Luar W2 hingga
berujung di pintu keluar Pantai Indah Kapuk (PIK). Ikuti marka atau melipir
kekiri lepas keluar tol disini kalian akan melihat kemegahan sekolah Cinta
Kasih Tzu Chi. Kira-kira 500 meter itu adalah pintu masuk Wisata Alam Mangrove.
Menurut informasi Google jam buka
wisata ini dari jam 07.00 pagi hingga jam 19.00 petang. Dan memang sepengamatan
saya, yang tiba dilokasi wisata sekitaran jam 10.00 WIB, belum banyak
pengunjungnya dan beberapa café makanan didalam lokasi pun belum terlihat buka
(padahal akhir pekan loh).
Lepas Pintu Masuk menuju kawasan Taman Wisata Alam |
Langsung terlintas dan berusaha
menyamakan persepsi tempat ini hampir serupa dengan TAHURA-nya Bandung. Hmmm, ini sepertinya membandingkan 2 hal yang
berbeda meskipun sama-sama wisata alam ya.
Kalau TAHURA lokasinya jauh lebih
luas sementara ini sedikit lebih kecil
(setidaknya untuk daerah yang bisa dikunjungi ya). Mengapa demikian, berbeda
dengan TAHURA yang semuanya bisa dijalani dengan kaki, sementara Wisata
Mangrove ada beberapa bagian yang dapat dinikmati dengan sampan ataupun kapal
boat.
Harga Tike Kapal Boat |
Untuk tiket masuk kendaraan roda
4 dibanderol Rp. 10.000,- dan masing-masing orang dikenakan harga masuk Rp 25.000,-
tergolong murah untuk wisata alam ditengah kita bukan.Beberapa hal yang perlu dilakukan
sebelum berkunjung ke wisata alam Mangrove adalah :
- 1. Gunakan sepatu dengan alas karet yang nyaman dikaki. Sebab beberapa lokasi wisatanya memiliki daerah dengan kontur lembab dan licin (terlebih kalau pas datang musim hujan).
- 2. Gunakan penutup kepala, seperti topi mengingat kawasan wisata yang kalau panas, teriknya lumayan.
- 3. Sebisa mungkin bawa baju salin, karena pastinya keliling lokasi wisata ini lumayan membuat badan berkeringat.
- 4. Jangan lupa juga bawa obat nyamuk yang dioleskan ke tubuh sebelum berkeliling. Kawasan rawa mangrove ini pastinya menjadi sarang yang nyaman bagi kumpulan nyamuk.
- 5. Bawa air mineral sesuai kebutuhan, memang sich di dalam ada pedagang es kelapa muda dan café, tapi itu lokasi yang berdekatan dengan pintu masuk saja. Sedikit jauh ke dalam sulit ditemukan penjaja makanan dan minuman.
Baiknya sih ke lokasi wisata ini
pagi atau sore hari, hitung-hitung sekalian berolahraga. Tapi kalau datang
siang juga tidak apa-apa, mengingat kawasan ini juga lumayan rindang sehingga
masih nyaman untuk berteduh dari terik panas.
Rombongan Wisatawan yang mengunjungi Taman Wisat alam PIK |
Total langkah saya mengelilingi
wisata alam ini ada di angka 6500 langkah (dihitung dengan apps ya). Sementara
untuk waktunya saya menghabiskan sekitar 2 Jam. Itu sudah termasuk menaiki
menara pengawas dan menikmati pemandangan dari ketinggian.
Melihat lokasi keseluruhannya,
sepertinya kawasan wisata alam ini arah-arahnya hendak dijadikan kawasan
perkemahan dengan konsep wisata kemah permanen. Ini saya simpulkan dengan
banyaknya bangunan kayu yang terbuat permanen sebagai tempat menginap.
Agak sedikit bertanya juga kalau
memang mau dijadikan kawasan wisata perkemahan tapi kok dibuka juga sebagai
lokasi wisata alam. Ngga nyaman aja lagi kemping (wisata kemah) tetiba ada
pengunjung lain yang sedang berwisata.
Pondok Kemah di Hutan Mangrove PIK |
Kalau wisata kemah, memang belum
ada yang mampu menandingi ketenaran Bumi Perkemahan Cibubur, sebab sebagian besar orang
kesana memang untuk berkemah. Sedikit menyayangkan saja melihat
banyaknya bangunan penginapan yang kosong dan dibiarkan terbengkalai. Yah,
pastinya ke depan kalau tidak dihuni akan rusak dengan sendirinya.
Dan beberapa hasil pengamatan
saya, di wisata alam Mangrove ini sedikit sekali petugas yang keliling setidaknya untuk menginformasikan
atau sekedar melakukan pengawasan. Sedikit khawatir untuk ditempat-tempat
tertentu akan dijadikan tempat yang untuk berbuat tidak pantas akibat minimnya
pengawasan.
Jembatan di Taman Wisata Alam |
Terlebih juga kalau ada wisatawan yang
terpeleset atau wisatawan yang bertemu dengan binatang liar. Minim papan
informasi yang memberitahukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan.
Yah, memang sepengamatan saya
yang datang ke sini sebatas mengenalkan wisata Mangrove kepada anak atau beberapa
yang datang berkelompok untuk wisata foto dan banyak juga yang datang bersama
pasangan. Tapi tidak terlihat --pada saat saya datang-- adalah anak-anak yang
menggunakan sebagai tempat berkemah.
Hutan Mangrove dilihat dari Jembatan |
Hmmm, terjawab sudah pertanyaan
hati saya, ini kan sebenarnya fungsi awalnya adalah Hutan Mangrove. Inti
utamanya ada adalah untuk menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi atau abrasi, serta
menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat.
Fungsi lainnya dapat juga menahan sedimen secara periodik sampai terbentuk lahan baru. Terakhir adalah sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau rembesan air laut ke darat, atau sebagai filter air asin menjadi tawar.
Yang sudah ikutan berpartisipasi |
Berangkat dari sana, setelah
semua kebutuhan akan hutan Mangrove terpenuhi sepertinya sekalianlah dibuat
tempat ini sebagai kawasan Wisata Alam. Dan memang tempatnya asyik kok sebagai
tempat wisata alam yang terletak di kota.
Lepas 2 jam mengelilingi kawasan
Mangrove, coba juga mencicipi Kelapa Muda yang dihargai Rp 15.000,- per
butirnya. Cocok banget setelah berlelah-lelah dan lumayan berkeringat dan ada
tenaga untuk pulang menembus kemacetan Jakarta seperti biasanya.
So, kalau kamu yang tinggal di
Jakarta pengen sekali-kali merasakan hijaunya dedaunan ditemani suara burung
dan masih di sekitaran Jakarta. Coba datang ke Wisata Alam Mangrove setidaknya
akan menghibur kamu dengan suasana itu.
Masih di lokasi Wisata Alam PIK |
Atau kalian yang hobi fotografi,
banyak banget spot bagus disekitaran Hutan Mangrove, tapi memang untuk
mengambil gambar dengan lensa DSLR disini di kenakan biaya lebih mahal. Kalian
harus merogoh kocek sekitaran Rp. 1.500.000,- kalau mau ambil gambar Pre
wedding atau setidaknya mengambil menggunakan DSLR.
Cobain kelapa mudanya Seger banget :) |
Yup, kapan lagi ada wisata alam
di tengah kota, Mangrove hadir untuk “setidaknya” mengobati kerinduan itu.
Sampai nantinya semua kota akan memiliki taman-taman kecil seperti Mangrove.
Selamat Berakhir Pekan Sob :)
Aku pernah kesini sekali fan suka sm tempatnya, apalagi naik ke menara pengintai angiinya kenceng bgt tp pemandangannya luar biasa Indah pas sunset.
BalasHapusIya.. saya malah gemetaran pas dipuncak menara pengawas. Tapi memang menarik melihat pemandangan dari atas
HapusTerakhir aku kesana masih kurang bagus penataan kapalnya, Bang..
BalasHapusKok gak ke menara yang tinggi itu, Bang? biar bisa lihat sekeliling hutan Mangrove hehe..
Sebentar ke menara tinggi.. sekarang kapal sudah lebih rapih ya.
Hapusmga makin banyak lahan kayak gini di ibu kota..
BalasHapusIya.. semoga semakin banyak hutan kota seperti PIK.
HapusAku belum pernah esini, boleh neh ngajak anak melihat hutan mangrove. TFS bang.
BalasHapusIya mba lis...kalau ke sini cocok bawa anak biar kenal hutan mangrove.
Hapussaya suka sekali wisata-wisata alam seperti ini, makasih banget bisa jdi tempat liburan keluarga selanjutnya neh
BalasHapusYup..cocok buat mengenalkan hutan rawa kepada anak mas.
Hapussemoga hutan kota seperti ini ada semakin banyak. baik di jakarta maupun di kota kota lainnya
BalasHapusSetuju.. semakin banyak hutan semakin bersahabat udara sekitar, jauh dari polusi.
HapusPadahal masih di Jakarta jug, malah belom pernah ke sini. Bawa anak usia 3 tahun ok kah ke hutan mangrove sini?
BalasHapusCocok untuk mengenal alam hutan mangrove.. kalau bisa pagi biar sekalian olahraga.
HapusMau ke sini belum jadi2. Ternyata bisa naik boat juga. Haaa... pake DSLR kudu bayar 1,5 jet. Malas ah :D
BalasHapusPake kamera hp masih diijinkan kok mba nita
Hapusmemangnya ad peraturan by r1.5 jt mas,,,, mahal sekali... noted nti bw kidos ke sana biar tambah ilmu
BalasHapusAda mba..jelas dipasang di pintu masuk... kalau ketahuan akan didenda juga.. agak aneh memang peraturannya ya..makanya beberapa teman fotographer enggan kesini
Hapusaku beneran pengen main ke PIK mangrove ini cuma pas udah di jakarta aku gak tahu jalannya haha katanya jauh kali ini. Soalnya aku biasa mainnya di jakarta pusat aja.
BalasHapusLokasi persisnya sich di sekitaran PIK mas deddy..tapi memang angkutan umum sedikit atau tidak ada jadi kesannya jauh.
HapusBeda dengan lokasi wisata monas yg mudah di jangkau segala moda transportasi
Wah, seru ya main ke hutan kota, di Lampung ada juga tapi belum sempat foto deh hehe....
BalasHapusOooo..ok dilampung juga ada ya.. memang sudah seharusnya wilayah yang memiliki pantai punya hutan mangrove
HapusYa Ampunn saya tuh malah baru tahu di PIk ada wisata hutan magrove. Menarik banget!
BalasHapusSaya juga baru tau kok..dan baru sempat sekali main ke sini
Hapus