Buku Critical Eleven |
Sepertinya ini akan menjadi film wajib bagi setiap pasangan atau yang hendak menjadi pasangan. Bahwa segala sesuatu pasti tidak akan berjalan semulus yang dibayangkan atau yang direncanakan. Tapi setidaknya tetap berjalan bersama adalah sebuah keputusan berani yang sederhana dapat diambil seketika.
Sebenarnya awal tahun ini sudah selesai membaca buku
dengan judul sama karya dari mba Ika Natasya. Dan kebetulan istri juga menyukai
alur cerita dari buku Critical Eleven.
Alhasil ketika tahu kabar bahwa film segera rilis,
setiap hari mencari kabar apakah filmnya sudah tayang atau belum. Dan benar
saja bertepatan dengan hari libur Nasional, kami menyempatkan mampir di studio
XXI Plasa Cibubur. Pilihannya sudah pasti untuk menyaksikan Critical Eleven
mengesampingkan film-film box office dari negara lain yang juga sedang diputar.
Yup, sebagai wujud kecintaan terhadap film karya anak
bangsa selain membaca buku menyaksikan versi laya lebarnya adalah sebuah
keseruan tersendiri bukan. Bahkan sebelum Critical Eleven kami (saya dan
istri) juga pernah menyaksikan karya anak bangsa yang diangkat ke versi layar
lebar dari sebuah buku salah satunya Sabtu bersama Bapak. Memang sich ada juga
AADC 2 tapi saya tidak membaca versi cetaknya. Hanya menyaksikan versi layar lebar saja.
Kisah Tanya Dan Ale.
Iya, fokus sepanjang film itu adalah kisah mereka
berdua. Berawal dari pertemuan singkat disebuah pesawat, tau nda, dalam dunia
penerbangan dikenal dengan 11 menit yang berbahaya. Tiga menit sebelum lepas
landas dan delapan menit ketika melakukan pendaratan sebab di titik-titik
itulah kecelakaan biasanya terjadi.
Sama seperti sebuah hubungan 3 menit diawal pertemuan
akan menentukan kemana akan berlanjut atau bisa saja berakhir begitu saja.
Nah pertemuan Tanya ( kalau di AADC dia berperan
sebagai Carmen, kata istri saya) dan Ale (kalau yang ini yang memerankan pak
Habibie di Ainun dan Habibi, kata istri saya juga).
Tanya seorang wanita mandiri berkelas eksekutif yang
dari pekerjaannya sudah berkeliling manca negara dan mampu mengurus diri
sendiri dengan baik. Sementara Ale pria dewasa datang dari keluarga yang
menawarkan kehangatan dengan latar belakang sang ayah yang tentara.
Pertemuan yang tidak sengaja terjadi di dalam pesawat
menuju Melbourne berlanjut lebih serius. Kalau disalah satu bagian bukunya
tertulis Berani menjalin hubungan
berarti berani menyerahkan sebagian kendali atas perasaan kita kepada orang
lain. Menerima fakta bahwa sebagian dari rasa kita ditentukan oleh orang yang
menjadi pasangan kita.”
Ini juga yang membuat Tanya memutuskan untuk mengikuti
Ale ke New York dan memutuskan untuk berhenti dari tempatnya bekerja. Teman
satu kantor Tanya, Don, Tara dan (yang satu lagi saya lupa) sempat keberatan. Tapi
demi mendukung Tanya yang mencintai Ale, teman-teman Tanya memberikan support penuh.
Cuplikan Film dari id.bookmyshow.com |
Cerita begeser ke NewYork, saya pikir saya dapat
menikmati keindahan New York atau setidaknya beberapa kota lainnya (sepertinya atas nama durasi dan mungkin anggaran beberapa bagian
tidak ada).
Kebahagian cerita mereka mengalir. Oh iya Critical
Eleven ini genrenya khusus remaja menjelang dewasa ya. Disarankan tidak
menyaksikan bersama anak yang masih dibawa umur.
Nah cerita menjadi menarik ketika ujian cinta mereka
datang dalam bentuk yang berbeda. Saya sendiri tidak menyangka bisa sebegitu
kompleksnya sebuah hubungan karena sebuah masalah.
Masalah satu datang sementara yang lain belum selesai.
Awalnya bahagia ketika diakhir menjadi sebuah pertanyaan. Apakah akan semanis
diawal atau hanya sekedar meningalkan sebuah kisah klasik untuk masa depan
(hallah).
Sepertinya ini akan menjadi film wajib bagi setiap
pasangan atau yang hendak menjadi pasangan. Bahwa segala sesuatu pasti tidak
akan berjalan semulus yang dibayangkan atau yang direncanakan. Tapi setidaknya
tetap berjalan bersama adalah sebuah keputusan berani yang sederhana dapat
diambil seketika.
Tapi hati-hati bagi yang jomblo, jangan nanti lepas
menyaksikan Critical Eleven kalian malah takut untuk mengambil sebuah
komitmen.
Sepertinya film Critical Eleven ini memang hendak
menyampaikan salah satu pesan dari motivator handal bangsa ini Mario Teguh
"Segala sesuatu akan berakhir dengan baik, kalau tidak baik, percaya dech
itu bukan sebuah akhir."
So, kalau kamu yang masih bingung mau menghabiskan
akhir pekan dengan menyaksikan film apa? Menyaksikan karya anak bangsa Critical
Eleven sepertinya menjadi sebuah hiburan tersendiri bersama pasangan.
Selamat berakhir pekan.
wah wah saya jadi penasaran banget nonton film ini dari kemarin
BalasHapusHarus nonton bareng pasangan mba ribka.. pasti seru... pasti meleleh (mengutip bahasa istri saya) :)
HapusFilm yg pas dan mengandung pesan moral. Kalau mau komitmen ya pasti memang ada jalan berliku dan berbeda pendapat. Betapapun sulitnya masalah, pasti ada jalan keluar
BalasHapusBener mba akan selalu ada jalan keluar untuk setiap masalah yang kita hadapi ya ;)
Hapusaku juga udah nonton Critical Eleven versi layar lebarnya Mas.. sinematografinya bagus banget.. kalo dari segi alur cerita aku sih lebih suka yang versi buku, lebih gereget dan lebih menguras air mata.. hihi.. tapi overall, saya nggak nyesel udah nonton Critical Eleven the movie.. :D
BalasHapusYup..istri saya pun menyatakan hal yang sama mba No la
Hapuswah aku belum nonton dan belum baca bukunya juga dan sdh banyak yg mereviewnya, jd hrs disgerakan nih
BalasHapusHehehe..kalau ada waktu sempatkan menyaksikan karya anak bangsa mba tira :)
Hapuswah ketingalan aq buk, belom baca dan nonton juga hehe
BalasHapusjangan lupa mampir di yukgas dot id ya :D
Hai.hai kang beni.. ok..segera meluncur ke blognya
HapusJadi pengen nonton filmnya ini
BalasHapusHarus nonton mba liswanti..bersama pasangan ya :)
Hapus