Cover Depan Delapan Sisi |
Sedih dan miris, kisah baik berakhir tragis. Orang berkualitas tetapi melampaui batas.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk
menyelesaikan buku setebal 170 Halaman, Delapan Sisi adalah buku yang merupakan
karya perdana lulusan akademi bercerita Plotpoint. Cetakan pertama buku ini
tahun 2013 bulan Juni.
Kalau membaca sekilas sampai
selesai, memang sedikit bingung, ini ceritanya saling terkait atau terpisah ya.
Tapi merujuk ke sinopsis di halaman belakang jelas terbaca,
Seorang remaja yang harus memilih
diantara cinta dan masa depan, seorang ibu yang harus memilih untuk menuruti
tuntutan sosial atau tuntutan anak kandungnya, seorang pengasuh yang harus
memilih satu dari puluhan anak yang diasuhnya atau seorang bapak yang
menghadapi pilihan untuk percaya pada mimpi atau pragmatis saja.
Dan seorang dokter yang harus
memilih untuk setia pada janji atau setia pada diri, seorang pendidik yang
harus memilih untuk tutup mata atau menghadapi kesalahannya, seorang mertua
harus memilih kebahagiaan dirinya atau anak menantunya. Terakhir ditutup dengan
seorang istri yang dihadapkan pada pilihan cintanya pada suami atau anaknya.
Delapan Sisi menampilkan 8 bab
dengan masing-masing judul penamaan tokohnya. Bab pertama kita akan berkenalan
dengan Rini, anak dari seorang ibu miskin yang bernama Yani, yang sedari kecil
sudah akrab dengan perjuangan dan kerasnya hidup. Rini yang beranjak dewasa
berkenalan (di dunia maya) dengan seorang pria dan pergaulan bebas membawanya kearah yang salah. Usia dini sudah berkenalan dengan aborsi (cerita sudah dimulai
dan berkenalan dr. Urip).
Beranjak ke bab berikutnya Surti,
seting tempat ada ditahun 1965 Yogyakarta, tempat para pelarian PKI yang takut
tertangkap oleh aparat pemerintah. Lepas dari tokoh Rini, sekarang beralih ke
Antok dan Surti dengan 2 orang anaknya Rahma dan Rahmi. Hingga ada sebuah
peristiwa yang membuat Surti memutuskan meninggalkan Antok (sang suami) demi
bertahan hidup dengan Rahma. Dunia gelap malam pun berkenalan dengan ibu 2 anak
ini. Dan menyisakan sebuah kisah baru untuk masa depan yang kelam.
Di Bab ke tiga Lastri, cerita
beralih ke sebuah panti yang menampung anak-anak terbuang kisah Sugeng kecil
dimulai. Sugeng yang terkenal karena kejahilan terhadap sesama teman panti,
tiba-tiba di hari ulang tahunnya harus meninggalkan teman-temannya tanpa sempat
berpamitan demi masa depan kelangsungan panti.
Kisah Mujis dibab empat dari Delapan
sisi, sedikit melenceng keluar, tapi masih dalam rel cerita. Mujis seorang guru
yang sekaligus penarik becak disekitaran dr. Urip praktek. Karena penghangsilan
guru tidak cukup menghidupi keluarganya, penarik becak dijadikan sebagai alternatif tambahan meskipun tahu ada yang salah dengan tempat praktek dimana sering ia
mengantarkan pasien yang berobat.
Salah Satu Halaman dari Delapan Sisi |
Dalam Bab berikutnya, kisah Urip
sudah mulai diceritakan, seorang dokter muda yang dibesarkan dengan orangtua
angkat. Dengan ekonomi yang cukup diawal hingga jatuh miskin (karena ditipu
rekan bisnis) keluarga Wicaksono berhasil mendidik Urip hingga ke jenjang
kuliah kedokteran.
Yang unik, awalnya Sugeng sempat ragu
dengan keluarga yang mengadopsinya, tetapi setelah ayah angkatnya memainkan lagu di piano, moonlight sonata, sugeng sempat berpikir “ngga mungkinlah orang jahat memainkan nada selembut ini” dan itu pula
yang memacu Urip untuk bisa memainkan moonlight sonata. (ini dibawah Moonlight Sonata, pilu-pilu gimana gitu)
Dan masih ada beberapa kisah,
mulai dari Dosen yang pernah mengajar Urip dibab selanjutnya, ada kesamaan
benang merah kehidupan yang dialami. Dan sang dosen sampai pada kesimpulan
harus membedakan antara pendidik dengan pengajar. Dibab Iris ini terasa miris, ia yang sebagai dokter dan juga pengajar merasa kecewa berat, terlebih anak dan
istrinya telah lebih dahulu meninggalkannya (ini bagian yang perihnya, orang
baiknya selalu yang banyak menderita) sebelumnya ia berjuang habis-habisan demi
mempertahankan anak dan istrinya dan binggo dua-duanya lenyap seketika.
Sementara muridnya berprofesi menggugurkan bayi-bayi yang malang.
Ada lagi kisah gay Thomas dan Leo
di bab Jeremy, dan terakhir ditutup dengan manis dengan kisah Fendira dan
disini jelas semua terbuka. Sedih dan miris, kisah baik berakhir tragis. Orang
berkualitas tetapi melampaui batas.
Oh iya buku ini saya dapatkan di
gramedia ketika ada cuci gudang, harganya cuman 12 rebuan..