Upacara Kenaikan Bendera Memperingati Hari Lahir Pancasila |
Semangat bersatu diatas perbedaan inilah yang harus kita jaga dan terus tanam. Kita harus terus menerus bersatu memperkokoh semangat Bhineka Tunggal Ika agar menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar dan menjadi bangsa pemimpin.
Apa yang terlintas ketika
membicarakan Pancasila? Terlebih saat ini menjelang Pemilihan Umum Konstelasi
politik sudah menggeliat hangat. Dan
sebagai wujud kepedulian untuk tetap menjaga kebersamaan beberapa produser film
bersatu hati untuk menciptakan sebuah
karya yang menggugah rasa ke- Pancasila-an kita.
Dan sudah dua tahun belakangan, tanggal 1 Juni
yang ditetapkan sebagai hari Lahir Pancasila ditetapkan sebagai hari libur nasional. Tetapi untuk
anak sekolah dan Pegawai Negeri Sipil WAJIB untuk mengikuti upacara bendera. Hal ini dilakukan demi menanamkan semangat kecintaan akan Pancasila
itu sendiri.
Dalam sambutannya selaku Kepala Negara
Repubik Indonesia Bapak Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa sudah 73 tahun
Pancasila bertahan dan tumbuh ditengah deru ombak ideologi lain yang berusaha
menggesernya. Bahwa Pancasila adalah sebuah berkah indah yang Tuhan berikan
untuk Indonesia.
Pancasila sendiri pertama kali
diuraikan secara jelas oleh Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 dan kemudian
dituangkan dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 baru pada tanggal 18
Agustus 1945 dirumuskan secara final.
Founding fathers negara ini terdiri dari berbagai kelompok dan
golongan dan latar belakang yang duduk bersama untuk menetapkan Pancasila
sebagai pemersatu segala perbedaan. Kalau bangsa ini terdiri dari berbagai
kelompok adakah dari kalian yang tahu bangsa kita terdiri dari berapa suku dan
berapa bahasa? Bangsa kita terdiri dari
714 suku dengan lebih dari 1100 bahasa lokal yang hidup di lebih 17.000 ribu
pulau, Kerenkan..
Semangat bersatu diatas perbedaan
inilah yang harus kita jaga dan terus
tanam. Kita harus terus menerus bersatu memperkokoh semangat Bhineka Tunggal
Ika agar menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar dan menjadi bangsa pemimpin.
Terlebih sebentar lagi kita akan sambut pesta Asian Games dan Indonesia sebagai
tuan rumahnya. Semoga Bendera Merah Putih
akan selalu diatas berkibar mengharumkan Negeri Pertiwi.
Sudah selayaknya momentum hari
lahir Pancasila kita manfaatkan sebagai momen pengingat, momen pemacu dan
momen aktualisasi nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Memang tidak dapat kita pungkiri
kemajemukan yang ada akan dibayang-bayangi oleh resiko intolerensi,
ketidak bersatuan dan ketidak gotong–royongan, sudah saatnya kita berbagi
pengalaman dalam ber-Bhineka Tunggal Ika dalam bertoleransi serta dalam
membangun persatuan dan kebersamaan.
Terakhir dalam sambutan Presiden RI, Bapak Joko Widodo mengajak kita semua komponen bangsa mulai dari tokoh agama, guru dan ustad, para politisi dan jajaran aparat pemerintahan, anggota Polri dan TNI, para pekerja dan pelaku ekonomi untuk bersama-sama bersatu hati mengamalkan Pancasila dalam keseharian kita. Selamat Hari Lahir Pancasila, Kita bersatu! Kita berbagi! Kita berprestasi!
Tentang “LIMA” yang
Pancasila
Nah lepas dengerin sambutan dari presiden RI, Bapak Jokowidodo, pas
banget mumpung masih dalam suasana hari lahir Pancasila, menyaksikan film yang berkaitan dengan Pancasila, secara lepas upacara bendera, masih ada waktu
lowong. Yup, keputusan final menyaksikan film LIMA besutan Produser Lola Amaria
bareng teman blogger dan kali ini kami diajak nonton bareng Shopback, ituloh salah satu portal yang membantu kita memudahkan belanja via online.
Ceritanya ringan secara keseluruhan (menurut saya) tapi
butuh pemahaman dan keterbukan hati dalam menerima jalan cerita yang
disajikan. Terlebih di awal-awal cerita
langsung dihajar dengan perbedaan keyakinan.
Tokoh sentralnya sendiri terdiri 4 orang, kehidupan ibu dengan 3 orang anaknya. Hj. Maryam Muhasan yang sebelumnya muslim dan pindah lalu kembali lagi menjadi muslim. Konflik langsung disajikan, ketika si ibu meninggal tokoh agama menolak untuk melaksanakan ritual agama, hingga terucap “yang mau dikubur mama atau agamanya?”
Tokoh sentralnya sendiri terdiri 4 orang, kehidupan ibu dengan 3 orang anaknya. Hj. Maryam Muhasan yang sebelumnya muslim dan pindah lalu kembali lagi menjadi muslim. Konflik langsung disajikan, ketika si ibu meninggal tokoh agama menolak untuk melaksanakan ritual agama, hingga terucap “yang mau dikubur mama atau agamanya?”
Konflik mengenai agama kental
diawal, sebagai anak-anak dari ibu Maryam
agak sulit memutuskan diawalnya. Aryo, Farra dan Adi juga sempat bimbang. Dan konflik diawal merupakan pewakilan dari sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Setidaknya sebagai perwujudan
dari Pancasila dengan nilai-nilai yang terkandung, Lima perwakilan
dari ke-lima sila Pancasila. Lepas Sila Ketuhanan Yang Mah Esa, akan disajikan
Konflik mengenai Kemanusiaan yang adil dan beradab hingga sila ke lima dan itu
semua dibahas lengkap dalam satu bagian penuh film “LIMA”
Disalah satu bagian, Adi sempat
tertegun ketika melihat di depan matanya sendiri pelaku kriminal dibakar hidup-hidup, sementara ia tidak dapat berbuat banyak.
“Kenapa juga kita memukul seseorang yang
dosanya bukan kita yang nanggung." Ini wujud kekecewaan Adi terhadap perlakuan
sewenang-wenang. Tetapi ia juga
menyatakan ketidaksetujuannya ketika diam melihat harkat dan martabat orang
lain diinjak-injak, dan ini sama brengseknya (dibawah adalah cuplikan thrilenya)
Adalagi, ketika Farra sebagai
pelatih renang dihadapkan pada putusan sulit, mengalahkan idealismenya atau
tetap pada pendiriannya.
LIMA konflik, LIMA jalan keluar
dan merupakan perwujudan Pancasila
Butir-butir Pancasila
Ketika selesai menyaksikan Film
Lima, jadi teringat ketika mengikuti Penataran P4 (BUTIR-BUTIR PEDOMAN
PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA) dahulu. Kalau yang seangkatan pasti
paham, kalau yang engga, saya jelaskan sedikit ya.
Lima asas dalam Pancasila
dijabarkan menjadi 36 butir pengamalan, sebagai pedoman praktis bagi
pelaksanaan Pancasila.
Butir-butir Pancasila ditetapkan
dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa. Bagian yang diBold adalah
nilai yang diangkat dalam film LIMA.
KETUHANAN YANG MAHA ESA, Percaya
dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hormat
menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama & penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. Saling hormat-menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
kepada orang lain.
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB, Mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
Saling
mencintai sesama manusia. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Tidak
semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Berani membela kebenaran dan keadilan. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian
dari seluruh umat manusia, karena itu kembangkan sikap hormat-menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
PERSATUAN INDONESIA, Menempatkan
kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara. Cinta Tanah Air dan Bangsa. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan
bertanah Air Indonesia. Memajukan
pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Nobar Bareng Sahabat Blogger |
KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN,Mengutamakan kepentingan
Negara dan masyarakat. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Musyawarah
untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan. Dengan itikad baik dan
rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah. Musyawarah
dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan
yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.
KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA, Mengembangkan perbuatan
luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
gotong-royong. Bersikap adil. Menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajiban. Menghormati hak-hak orang lain. Suka memberi pertolongan kepada
orang lain. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. Tidak bersifat boros.
Tidak bergaya hidup mewah. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan
umum. Suka bekerja keras. Menghargai
hasil karya orang lain. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.
Film dengan genre drama ini
dibintangi Prisia Nasution, Yoga Pratama, Baskara Mahendra, Tri Yudiman, Dewi
Pakis, Ken Zuraida, Alvin Adam. Hadir pula Aji Santosa, Eliza, Raymond Lukman,
Gerdi Zulfitranto, Ella Hamid, Ravil Prasetya, Willem Bevers, dan Aufa Assegaf
sebagai pemain di film LIMA.
Beruntung saya dapat menyaksikan
film LIMA, dan cocoknya menyaksikan LIMA bersama keluarga besar atau teman
kantor dan jadikan sebagai bahan diskusi lepas menyaksikannya.
Maju Terus Perfilman Indonesia.
Maju Terus Perfilman Indonesia.
NKRI harga mati..... Pancasila falsafah hidup bangsa Indonesia.... Ulasannya mantep Bang Lius
BalasHapusIya pa Sobari...NKRI harga mati ngga bisa ditawar2 lagi
Hapus