Bro, besok mau
ada acara Dharmayukti Karini di kantor kita, loe siap ya untuk bantu-bantu di
bagian dokumentasi. Lah, saya sebagai kroco beruntung, senang-senang aja diajak
untuk bantu-bantu hal yang bisa saya bantu. Gini loh guys, orang yang ga kita
kenal aja sebisa mungkin kita bantu, lah ini yang minta itu selain temen kantor,
bos juga, enak gitu ditolak sementara bisa bantu, engga kan.
Dan seingatan
saya, tahun lalu juga dimintakan tolong juga oleh Tim Dharmayukti Karini
PTTUN Jakarta, ada sesuatu yang bisa di share atau ceritakan, setidaknya bagi
saya, ini pengalaman berharga untuk melihat program-program positif dari
Dharmayukti Karini. Oktober tahun 2018, Dharmayukti Karini memberikan beasiswa
pendidikan kepada staf, karyawan di lingkungan Peradilan yang membutuhkan. Lalu
bagaimana dengan tahun 2019 ini?
Hymne Dharmayukti Karini |
Berbagi
ilmu dan pengalaman ala ibu-ibu Dharmayukti Karini.
Setidaknya waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 WIB,
ruangan aula disulap menjadi ruangan pertemuan dengan latar belakang dipenuhi
dengan beberapa booth menarik yang menjajakan makanan hingga pakaian yang dikelola
oleh wanita-wanita Dharmayukti. Bagi kalian yang belum familiar dengan Dharmayukti Karini, ini adalah seperti sebuah
komunitas atau tempat berkumpulnya ibu-ibu baik yang bekerja di pengadilan atau
pun pasangan (istri) yang suaminya bekerja di pengadilan. Kalau di angkatan (ABRI)
serupa dengan PERSIT, kali ya.
Salah satu stand makanan DY |
Jadi setiap DY (Dharmayukti Karini disingkat)
mengadakan kegiatan, memang mereka memfasilitasi dan menyediakan booth-booth (stand) agar diisi para
wanita DY yang memiliki usaha khusus untuk menawarkan dan mengenalkan produk
mereka kepada yang hadir. Bisa dikatakan setiap DY mengadakan kegiatan, program
booth untuk usaha mikro-nya para DY adalah rutin dan wajib.
Stand Pakain di Dharmayukti Karini Jakarta |
Yang berbeda (menurut saya) kali ini, adalah sharing session-nya dari ibu-ibu DY itu
sendiri. Setidaknya ada dua sharing session yang saya amati dan tangkap. Yang pertama
ibu ketua Pengadilan Tinggi TUN Jakarta, Ny. Sulistyo. Beliau membagikan
pengalamannya bagaimana membuat dan mengolah makanan Manggar. Hayooo… kalian
tahu ga, manggar itu apa? Manggar itu adalah kembangnya buah kelapa yang belum
menjadi Kelapa. Kalau sudah jadi bentuk olahannya seperti piscok mungil tapi
dengan rasa yang berbeda, atau seperti risol kecil dengan isi yang berbeda.
Olahan Manggar yang siap untuk di makan. |
Kalau kalian biasa makan gudeg yogya, biasanya
ada juga gudeg manggar (tapi saya belum mencobanya). Nah ibu Sulistyo ini
membagikan resep olahan manggar yang biasa ia buat serta beberapa tips dan trik
agar olahan manggar menjadi enak untuk dikonsumsi (hmmm… Seru kan). Saya sempat
mencoba manggar yang disajikan meskipun ga kebagian resepnya.
Ibu Ketua berbagi pengalaman ttg olahan Manggar |
Selesai dengan Ibu Ketua PTTUN Jakarta, ada lagi ibu
DY lainnya yang berbagi ilmu dan pengalamannya dalam membuat lukisan dengan
bahan dasar kain, kaos dan sejenisnya. Ibu yang juga membuka booth pakaian ini
berbagi tips, bagaiamana cara melukis dengan bahan dasar kain. Mulai dari
pengenalan jenis kain, cat yang digunakan hingga pola-pola yang dapat dibuat.
Membuat Lukisan diatas bahan dasar kain |
Sejenak saya sempat berpikir, ide mereka (DY) kreatif
juga ya mau berbagi pengalaman, tips dan tricks dalam menularkan semangat untuk
memulai usaha baru yang sifatnya kreatif. Iya kreatif seperti melukis diatas
kain, bayangkan kalau kursus setidaknya membutuhkan beberapa kali pertemuan.
Jadi juga satu lukisan sederhana diatas bahan dasar kain |
Disatu kali pertemuan ini, peserta setidaknya sudah tahu harus memulai dari
mana, memilih jenis (kayaknya semua jenis kain dapat digunakan ya) lalu memilih
bahan pewarna (yang ini butuh pengetahuan, karena tidak semua jenis pewarna
dapat digunakan) dan memilih motif (rupanya ada motif dasar yang dijual). Jadi
untuk langkah awal dan sederhana para
wanita DY sudah dapat memulai melukis dengan bahan kain.
Apalagi untuk membuat makanan khas yogya, Manggar,
ibu ketua sudah menuliskannya dalam resepnya langsung (tinggal dipraktikan
saja) jadi ga ada alasan lagi menjadi wanita yang tidak kreatif.
Peserta yang hadir mencicipi Manggar yang sudah disediakan. |
Semoga kegiatan positif Dharmayukti Karini ini dapat
terus berjalan dan semakin membesar lagi dan lagi. Sebab bukan tidak mungkin ke
depan DY akan menjangkau wanita-wanita bukan hanya dalam lingkungan DY sendiri
tapi mengedukasi wanita diluar DY. Sehingga wanita Indonesia dapat memiliki
kreatifitas dan mampu berusaha, berupaya dengan mandiri dan mampu turut serta
dalam pembangunan keluarga dan bangsa.
Sukses buat Dharmayukti Karini Jakarta.
Kegiatan ibu-ibu ini pasti selalu ramai dan juara, baik itu ibu-ibu pengajian atau organisasi kayak gini.
BalasHapusKalau saya biasanya nulis tentang fotografi mas di gariswarnafoto, salam kenal ya
Salam kenal mas...
Hapus