Ada keseruan, lucu dan cerita tengil yang diselipkan Om Tere, saya membayangkan Ali sejajar dengan Tony Stark (Iron Man) dengan kemampuan mupuni yang didukung peralatan canggih dan memiliki jawaban atas setiap pertanyaan. Berlaku sok-sok an ketika memasang layar, alih-alih bener yang ada malah berantakan. Dan dengan santainya Ali cengengesan bilang maaf. Alhasil mereka harus menggunakan kekuatannya ketimbang menggunakan layar yang gagal terkembang.
Menikmati karya tulis yang berkesinambungan rupanya tidak semudah yang dibayangkan. Membaca karya Pramoedya tidak semudah melahap karya Tere Liye. Dan dari Tere Liye saya belajar untuk bisa menghabiskan karya-karya anak bangsa. Sekaligus membaca karya beliau ini membuat saya keluar sebentar dari rutinitas dan menikmati hidup.
Sepertinya buku Komet ini yang merupakan sekuel kelanjutan dari Bumi, tapi sepertinya ini bukan urutan kelanjutannya. Tapi tetap bisa dinikmati meskipun ga berurutan ya.
Komet.
Kali ini petualangan Raib, Seli dan Ali semacam sahabat tiga serangkai gitu dengan perpaduan cerita ala Harry Potter versi bangsa sendiri ya.
Misi mereka sederhana mencegah si Tanpa Mahkota (kalau di Harry Potter mungkin sejajar sama si Voldermort kali ya) untuk menjejakan kaki di dunia paralel Komet. Tapi keberadaan Negara Komet sendiri ga tahu keberadaanya.
Hanya setitik info, jalan menuju Komet hanya terbuka ketika sinar matahari menjejak pertama di bunga matahari ketika kompetisi di Negeri Matahari sedang berlangsung (hmmm, ribet ga tuch).
Siapa sangka perjalanan yang kali ini sudah dipersiapkan terlebih dahulu, tetap saja banyak kejadian yang tidak terduga. Ketika portal terbuka, hanya Raib dan Seli dan Ali yang berani mengejar si Tanpa Mahkota ke sebuah negeri antah berantah dengan lautan luas. Disini mereka berkenalan dengan paman Kay dan bibi Nay, seorang nelayan baik yang tinggal di Pulau Senin. Paman Kay juga meminjamkan perahunya agar mereka bertiga dapat berjalan ke Pulau Selasa menyusul si Tanpa Mahkota.
Padahal, sebelum mereka tersesat di Pulau Senin, semenit sebelumnya mereka masih bertarung bersama di stadion Negeri Matahari.
Tapi tetap disela-sela cerita, Om Tere menyisipkan pesan positifnya. Ketika Raib termenung sesaat, sadar ia akan tersesat dan tidak tahu kekuatannya mampu melawan musuh, pesan seorang sahabat melintas, "ada banyak sekali kekuatan didunia paralel, tapi ketahuilah salah satu yang paling hebat adalah perbuatan baik." Dan ini yang membuat mereka tetap bertahan dan solid sebagai sebuah tim.
Ada keseruan, lucu dan cerita tengil yang diselipkan Om Tere, saya membayangkan Ali sejajar dengan Tony Stark (Iron Man) dengan kemampuan mupuni yang didukung peralatan canggih dan memiliki jawaban atas setiap pertanyaan. Berlaku sok-sok an ketika memasang layar, alih-alih bener yang ada malah berantakan. Dan dengan santainya Ali cengengesan bilang maaf. Alhasil mereka harus menggunakan kekuatannya ketimbang menggunakan layar yang gagal terkembang.
Uniknya, kalau ga mau dibilang aneh, di Pulau Senin mereka bertemu dengan Paman Kay yang berprofesi sebegai nelayan dan menyelamatkan mereka. Dengan kapal Paman Kay mereka berangkat ke Pulau Selasa. Etapi siapa sangka di Pulau Selasa mereka bertemu dengan saudara kembar Paman Kay yang berprofesi sebagai ketua adat Pulau Selasa sekaligus pemilik warung.
Bukan hanya di Pulau Selasa saja mereka bertemu dengan kembaran Paman Kay, bahkan di Pulau Rabu, mereka bertemu dengan kembaran lainnya, Petani Kay, begitu kembaran Paman Kay mau disebut. Di setiap pulau setidaknya ada misi baik yang mereka lakukan (selain mencari petunjuk dimana tumbuhan aneh itu berada).
Hanya saja ketika dari Pulau Rabu, mereka di sarankan untuk lanjut ke Pulau Jumat. Hindari Pulau Kamis sebisa mungkin. Siapa sangka, pemilik Pulau Kamis lah yang menyambangi mereka ditengah lautan.
Tarrraaaaa, mereka bertemu Paman Kay versi lainnya, hanya saja kali ini mengambil bentuk seorang perompak Dorokdok dok. Kalah adu kekuatan, Raib, Seli dan Ali di tawan. Ini adalah jalan mereka untuk merubah dan menyembuhkan penyakit aneh yang diderita Dorokdok dok CS. Tapi ini juga jalan yang dipake Dorokdok dok untuk masuk menyelinap ke Pulau Jumat tanpa ketahuan dan merebut kekuasaan tertinggi di Pulau Jumat.
Siapa sangka, siklus 200 tahunan terjadi. Dorokdok dok harus mengambil Pemimpin Tahta Otoritas dan menjaga kestabilan seluruh gugusan pulau dari gangguan perampok. Sementara pemipin Tahta Otoritas berbalik menjadi perampok yang akan mengganggu keamanan dan kenyamanan warga gugusan pulau. Begitu seterusnya, yang baik menjadi jahat dan jahat kembali menjadi baik. Ini sama juga seperti membicarakan mana yang lebih dulu telur atau ayam.
Di halaman 323, Raja Kay berpesan, sesuatu sangat menakutkan jika posisi kita keliru, tapi bisa juga sangat membantu dan menyenangkan jika keputusan kalian tepat."
Dan ending ceritanya tidak mudah ketebak, kirain bakalan habis disini, rupanya berlanjut ke Komet Minor.
Iya, setelah mereka tahu, Paman Kay dan Bibi Nay adalah pemegang kunci lautan, ada syarat terakhir yang harus mereka lalui. Mudah memang, tapi tak semudah yang dibayangkan, terlebih ada penghianat dan penyusup didalamnya.
Hmmm jadi penasaran sama komet minornya.....