Saya dan Pak Syarif |
Tulisan ini saya buat sebagai ucapan terimakasih kepada beliau. Bukan, bukan karena tindakan beliau sebagai keamanan yang melakukan tindakan keselamatan. Tapi murni memang karena sebagai petugas kemanan, yang memberikan informasi jelas dan runut kepada pengguna BPJS, yaitu saya.
Sabtu pagi, jalan Proklamasi masih lengang, ya iyalah secara akhir pekan juga. Orang-orang lebih memilih beraktivitas ditaman sekitaran atau menghabiskan waktu bersama keluarga ketimbang mengunjungi kantor pelayanan instansi tertentu.
Sementara saya, dimintakan suster salah satu rumah sakit swasta untuk mendaftarkan ulang BPJS atau meminta penggantian kartu. Secara dari 2010 lalu kartu askes tidak pernah saya gunakan juga sich (siapa juga yang mau sakit kan).
Infonya kartu Askes lama akan ditolak oleh pihak rumah sakit. Padahal awal tahun lalu pernah saya ajukan penggantian kartu tapi ditolak petugas BPJS, alasannya saya setuju sich, ga perlu di ganti kartu kan nomor yang digunakan tetap sama. Saya pastikan ke petugas bahwa ke depan tidak akan ada masalah dengan kartu lama kan. Dengan mantab si petugasnya menjawab TIDAK (sayangnya saya tidak mencatat nama petugas tersebut).
Sementara, pokoknya pesan si suster harus diganti kartunya titik. Kalau tidak, akan sulit nantinya. Hmmm.
Pak Syarif, petugas jaga keamanan.
Setibanya di kantor mereka, melihat pagar yang belum di buka, hanya beberapa orang didalam. Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi, pak Syarif menegur dengan sopan. Pagi pak, ada keperluan apa? Kantor BPJS sedang tutup dan memang tutup untuk hari sabtu dan minggu. Pelayanan akan normal kembali di hari kerja senin hingga jum'at jam 8 pagi hingga 3 sore.
Karena ditanya ada keperluan apa, saya ceritakan keperluan ke BPJS untuk mengganti kartu fisik askes yang menurut info suster tidak dapat digunakan lagi. Menurut Pak syarif, kalau penggantian kartu memang baiknya dilakukan secara kolektif oleh suatu instansi yang di ajukan ke BPJS.
Tapi Pak Syarif pun teringat sesuatu, bapak kan ASN (sambil menunjuk ke saya) dan sudah terdaftar di aplikasi kan? Pastinya juga tidak akan ada keterlambatan pembayaran sebab secara otomatis sudah terpotong setiap bulannya. Coba buka aplikasi JKN nya dech pak, saran beliau.
Dan saya lakukan tanpa menunjukkan kartu Askes yang saya miliki. Taaraa, Pak Syarif pun seperti kegirangan, ini mah udah ada kartunya di aplikasi pak. Bisa ditunjukkan langsung ke petugas di rumah sakit atau puskesmas aplikasi JKN bapak (saya maksudnya). Kalau petugasnya masih ngeyel, print aja pak, sama kok.
Sebagai tambahan, Pak Syarif pun berbagi informasi. Bahwa perubahan lokasi Fasilitas Kesehatan (Faskes) tingkat pertama (puskesmas) dapat dirubah sesuai domisili terdekat tidak harus sesuai KTP.
Ia mengambil contoh saya, meskipun alamat saya di KTP ada di Priok sementara domisili aktif ada di Jakarta Pusat. Maka aplikasi memfasilitasi untik penggantian domisili, hanya saja berlaku di bulan berikutnya. Lalu bagaimana dengam bulan berjalan, tetap dapat dilakukan pelayanan di faskes tersebut hanya terbatas maksimal 3 kali pelayanan kesehatan.
Sederhananya untuk saya nich, karena saya pindah faskes ke cikini, jadi sebelum aktif di puskemas cikini, saya maksimal hanya boleh berkunjung di bulan oktober ini 3 kali saja, selebihnya harus ke asal atau ke tempat lain yang terdekat. Nah kalau sudah masuk ke bulan November saya bisa setiap hari ke puskemas jika sakit (sekali lagi siapa juga yang mau sakit kan).
Udah pak, ini mah sudah bisa digunakan, tunjukkan saja aplikasi ini. Ada kok kartu dan nomor BPJS bapak didalamnya. Kalau ga percaya coba aja datang ke puskesmas sekarang, pasti diterima kok.
Dok Pri |
Puskesmas Cikini, Jakarta Pusat.
Penasaran dengan saran yang beliau berikan. Saya coba berkunjung ke Puskesma Cikini, tepat di seberang Stasiun Cikini. Ternyata sabtu mereka buka melayani pasien. Yo wes, ga butuh waktu lama, ambil nomor, tunggu panggilan petugas informasi. Disini dimintakan kartu BPJS, saya tunjukkan yang diaplikasi, dan kalian tahu apa yang terjadi, diterima loh kartu elektrik yang ada didalam aplikasi. Ga ada masalah dengan domisili, hanya saja petugasnya memastikan, baru pindah domisili ke aktifan BPJS, ya. Dan mengulang seperti yang dikatakan Pak Syarif, akan aktif per bulan berikutnya.
Ga nunggu waktu lama, waktu periksa datang, Dokter Noor yang menerima, melalui beliau juga saya tahu, tensi darah saya sedang naik, ini efek karena kurang tidur atau kecapekan atau sedang banyak pikiran. Ya iyalah, secara baru selesai dinas, terus mendengar kabar istri sakit, gmana juga ga naik tensi kan gaes.
Farmasi Puskesmas Menteng |
Selesai di periksa, lanjut ke bagian farmasi,.obat sudah tersedia, parasetamol dan obat mual plus vitamin untuk menunjang kesehatan tubuh.
Kerenkan, sebagai seorang Satpam (Satuan Pengamanan) informasi yang diberikan jelas, runut dan akurat. Beruntung BPJS memiliki Pak Syarif. Saya pun sangat terbantu melalui informasi yang ia berikan.
Salam BPJs.... apa coba 😇😇 😆😆