Negara kita bergerak menuju arah yang lebih baik. Pembangunan infrastruktur yang mulai merata ke semua wilayah Republik Indonesia, pertumbuhan positif ekonomi baik makro dan mikro, rantai birokrasi yang semakin efektif serta efesien dan kepastian hukum. Hal ini membuktikan keseriusan pemerintah mengelola negara dengan baik. Bahkan untuk lima tahun pembangunan ke depan, presiden sendiri dalam sambutannya menegaskan akan fokus ke pembangunan sumber daya manusia.
Jauh sebelum ini, Kementrian Perhubungan bersama jajaran dibawahnya telah berusaha dan berupaya dalam memberikan dan menyediakan pelayanan yang lebih baik di bidang transportasi.
Pengalaman Menggunakan Moda Transportasi Udara.
Kalau moda udara bisa dikatakan sudah lebih maju ketimbang yang lain. Semenjak pembangunan terminal ultimate 3 Soekarno Hatta (Soeta) selesai. Menandakan era teknologi moderen dan kenyamanan dimulai.
Itu belum ditambah dengan moda transportasi pendukungnya untuk tiba dari dan ke bandara. Sebut saja moda bus Damri yang sudah tersedia puluhan jurusan yang membantu memudahkan kita tiba di rumah atau ke bandara.
Ada juga kereta bandara yang sudah aktif dan terintegrasi dengan beberapa stasiun, mulai dari bekasi, manggarai, sudirman dan beberapa lainnya.
Itu belum saya tambahi dengan LRT yang melayani disetiap terminal bandara Soeta.
Keselamatannya seperti apa? Sepengalaman menggunakan beberapa maskapai, teknis keselamatan menjadi perhatian yang sangat penting. Bahkan Garuda, yang sudah kita mahfum sebagai leader di moda transportasi udara dan memiliki fasilitas perawatan sendiri Garuda Maintenance Facilitties (GMF) lebih berhati-hati. Faktor cuaca yang tidak menentu seperti asap, mereka lebih memilih menunda penerbangan ketimbang terjadi masalah diatas sana.
Pengalaman Menggunakan Moda Transportasi Darat (Kereta).
Untuk kebutuhan transportasi sehari-hari CL (baca Commuter Line) memang sudah jauh lebih baik. Mulai dari ketepatan waktu pelayanan, kebersihan, keamanan dan kenyamanan stasiun.
Pun serupa yang saya alami ketika menggunakan kereta jarak jauh, Jakarta Bandung kala itu. Untuk kenyamanan stasiun, sudah bukan hal baru saat ini stasiun menjadi tempat menarik untuk janji temu. Iya tempat bertemu sesama teman pengguna kereta atau tempat menunggu inspirasi datang. Lah coba kalian perhatiin, stasiun mana yang belum ada gerai supermarketnya atau ga stasiun yang belum ada cafe atau rumah makannya.
Untuk urusan Wifi, ada bro, santai aja. Kalau pengguna kereta didalam ada, untuk yang nongkrong di stasiun juga disediakan ya.
Lalu bagaimana keamanannya? Saat ini petugas yang berjaga sudah terbilang cukup banyak. Bukan hanya petugas keamanan stasiun, petugas Kemenhub juga banyak yang woro-wiri sepanjang stasiun dan peron yang siap membantu jika penumpang menemui kendala.
Nah keselamatan ini yang saya masih bingung mengetahuinya secara kasat mata, tapi untuk moda kereta terutama jalurnya, melalui media sosial mereka diinfokan pemeriksaan dilakukan 2 kali selama 24 jam. Artinya mereka serius terhadap keselamatan baik penumpangnya dan orang sekitar yang berhubungan dengan moda ini.
Lalu bagaimana dengan Moda Transportasi Darat (Bus)?
Meskipun bergerak agak lambat namun pasti dan terukur juga menuju ke arah yang lebih baik. Padahal saya belum mencobanya, edisi sotoy kalau bilang lebih baik dari sebelumnya.
Tapi dari hasil diskusi beberapa waktu lalu di sebuah acara, Komunitas Pecinta Bus, semangat sekali berbagi pengalaman mereka menggunakan bus sebagai moda transportasi jarak jauh. Bahkan ada seorang pengurus komunitas ini, rela jauh-jauh dari Jakarta terbang ke Medan untuk merasakan langsung Bus tujuan Medan - Aceh dua kali Pulang Pergi lanjut menggunakan Bus ke Jakarta.
Dari pengalaman beliau, saya jadi terinfokan, banyak jalur yang sudah di benahi. Kenyamanan dalam bus juga sudah menjadi perhatian utama. Bayangin beberapa Perusahaan Otobus (PO) menyediakan coffe maker demi memanjakan penumpang mereka.
Itu belum saya ceritakan bus wisata premium double decker ya, tapi ini digunakan untuk jalur jauh (jawa) dan memang jumlahnya masih sedikit dengan harga yang lumayan.
Untuk keamanannya, sopir bus sebenarnya sudah dibekali dengan berbagai kemampuan dan persyaratan teknis. Hanya saja ketika di jalan, unsur kecakaan lalu lintas tidak melulu datang dari kesalahan sopir, bahkan beberapa karena kelalaian pengendara lainnya.
♡♡♡
Dibawah kepemimpinan Bapak Menteri Budi Karya Sumadi, Kementrian Perhubungan, Kenyamanan, keselamatan dan keamanan moda transportasi seolah mendapat perhatian penting. Sebab dengan moda transportasilah seseorang dapat berpindah dari satu titik ke titik lainnya.
Nah kalau sudah nyaman, aman dan selamat, faktor apalagi yang dicari penumpang untuk tidak menggunakan transportasi umum sebagai media perpindahannya.
Maju terus Kementrian Perhubungan.