SoG4iGVrlm2d0xVc7TbcWuGl8F4PkcCzhtCrmamZ

Tip Untuk Tidak Menyerah Dalam Waktu Yang Sangat Panjang. (Empat Kekuatan kata “JANGAN”)



Ilustrasi

Sejatinya kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan harapan. Lalu sepertinya yang menjadi masalah dalam hidup adalah cara kita melihat sebuah masalah itu. Karena kita tidak pernah memiliki sudut pandang yang jelas terhadap masalah yang hadir. Persepektif sangat penting agar kita dapat melihat dengan jelas atau tidak. 

Anehnya terkadang ketika masalah hadir dan membandingkan langsung dengan melihat kesuksesan orang,  seakan-akan orang tersebut tidak pernah menghadapi atau mengalami sebuah permasalahan. Ingat, jangan pernah untuk merasa iri ketika melihat pencapaian orang tapi tanyakan apa saja yang dilalui untuk mencapai ke sana. Berapa energi yang dibutuhkan dan daya tahan apa yang dibutuhkan untuk berhasil mencapai ke sana. 

Lalu, bagaimana mungkin sebuah kebahagiaan hadir, bila jatuh kedalam berbagai macam percobaan atau masalah. Ada yang salah atau ngawur dengan pemikiran ini.  Iya, benar, kalau cara pandang kita seperti itu akan menghasilkan perspektif yang benar-benar salah.

Tapi coba pandang seperti ini, “Sesuatu yang menyulitkan kita biasanya akan memaksa dari kita untuk mengeluarkan yang terbaik.” Bahasa kekiniannya adalah something doesn’t kill you make you stronger.

Ps. Jefrey Rahmat 

Dianalogikan oleh Ps. Jefrey Rahmat seperti ketika kekalahan mendera, bagi seorang atlet kekalahan bukanlah halangan tapi melatih mereka untuk terus berlatih lebih lagi, lebih rajin dan lebih keras lagi. Karena kekalahan bagi seorang atlit adalah sebuah kemenangan yang tertunda. 

Analaogi berikutnya adalah jus jeruk, karena ada seseorang yang menekan jeruk tadi sehinga keluar jusnya dan tahukah kalian bahwa harga jeruk tadi menjadi lebih mahal setelah menjadi segelas jus ketimbang jeruk itu sendiri. Sudah sepatutnya kita berterimakasih kepada si penekan jeruk tadi, bayangkan kalau tidak ada yang menekan sedemikian keras dan sedemikian kuat jeruk tersebut, maka tidak akan ada sari jeruk yang keluar untuk dapat kita nikmati bukan.

Dan harus kali perhatikan bahwa perihal hidup ini lebih seperti kepada lari marathon daripada lari sprint. Yang membedakan keduanya adalah waktu lama dan teknik lombanya. Sederhananya hidup dianalogikan seperti lari marathon yang membutuhkan  waktu tidak hanya berhari-hari tetapi hingga bertahun tahun untuk membangunnya. 

Persiapan antara marathon dan sprint pun berbeda. Mulai dari cara lari hingga startnya pun beda. 

Orang yang lari marathon tidak seheboh orang yang hendak lari sprinter. Orang lari jarak pendek tidak capek tapi setelah lari baru capek. Sementara Marathon akan mengalami capek dan kebosanan ditengah jalan. Bahkan kehabisan energi di tengah jalan. Dan kalau mengikuti kelelahan, kebosanan dan kesuntukan yang hadir  kita tidak akan permah sampai garis finish. Diperlukan manajemen energi disana dan ketekunan yang menyertai

Merasa capek itu biasa tapi bukan alasan untuk berhenti. Bahkan sekelas Ps. Jefrey R sendiri pernah merasakan itu (pengen berhenti), untungnya sammpai hari ini terus berjuang dan tidak menyerah. 

Berhadapan dengan realita dan tidak sesuai dengan harapan akan membuat kita kecewa dan itu sudah biasa. Orang banyak yang hanya memanfaatkan kita lalu setelah selesai dengan kita dan mengabaikan, tenang, itu juga mah sudah  biasa dan banyak.



Nah ini yang penting Tip untuk tidak menyerah dalam waktu yang sangat panjang. 
(Empat Kekuatan kata “JANGAN”)
1.      Jangan ikut-ikutan, eg. karena temen menikah maka ikut-ikutan. Punyai suatu alasan kuat mengapa kita mau melakukan sesuatu. Orang yang memiliki tujuan kuat dan mulia serta besar akan membuat semakin kuat dan bertahan hingga pada akhirnya. Biasanya tujuan ini adalah untuk tujuan orang banyak bukan dirinya sendiri (eg, keluarga, lingkungan hingga negara).
2.      Jangan lakukan sendirian. Sendirian akan mudah menyerah tapi bersama akan menguatkan. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya. Berbahagialah kalau kita memiliki orang-orang yang baik, positif maka kita tidak akan mudah menyerah. 
3.      Jangan hanya bermodal nekad. Perlu juga pengetahuan dan perencanaan. Kita pasang target dan perhatikan progress yang terjadi.  Ingat satu hal  “Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.” Terkadang perlu kekeraskepalaan tapi pastikan kepala yang keras itu ada isinya juga. 
4.      Jangan malas. Orang malas biasanya pengennya lebih banyak tapi tidak pernah menangkap buruannya. Belajar dari seekor semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan kebutuhannya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Taruh tangan kita didepan semut, pasti dia akan mencari jalan lain. Ga pernah ada semut yang ketika diletakkan tangan kita didepannya, lalu semut tadi putus asa dan bunuh diri. Semut adalah mahluk yang tidak kenal putus asa dan menyerah. Ia akan terus mencari jalan  lain meskipun ada gunung (tangan kita) didepannya, tutup lagi dan begitu seterusnya hingga semut tadi menemukan jalan keluar.  

Hmmm, semoga setelah mengetahui ke empath hal “Jangan” ini semakin menjadikan kita (saya dan kalian) menjadi pribadi – pribadi baik yang berkualitas baik memandang dan memecahkan sebuah masalah yang hadir.





Related Posts
Kornelius Ginting
Orang Baik Rejekinya Juga Baik

Related Posts

Posting Komentar