Ilustrasi |
Sejatinya kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan
ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan harapan. Lalu sepertinya
yang menjadi masalah dalam hidup adalah cara kita melihat sebuah masalah itu.
Karena kita tidak pernah memiliki sudut pandang yang jelas terhadap masalah
yang hadir. Persepektif sangat penting agar kita dapat melihat dengan jelas
atau tidak.
Anehnya terkadang ketika masalah hadir dan membandingkan langsung dengan melihat
kesuksesan orang, seakan-akan orang tersebut
tidak pernah menghadapi atau mengalami sebuah permasalahan. Ingat, jangan pernah untuk merasa iri ketika melihat pencapaian orang
tapi tanyakan apa saja yang dilalui untuk mencapai ke sana. Berapa energi yang
dibutuhkan dan daya tahan apa yang dibutuhkan untuk berhasil mencapai ke
sana.
Lalu, bagaimana mungkin sebuah kebahagiaan hadir, bila jatuh kedalam
berbagai macam percobaan atau masalah. Ada yang salah atau ngawur dengan pemikiran
ini. Iya, benar, kalau cara pandang kita
seperti itu akan menghasilkan perspektif yang benar-benar salah.
Tapi coba pandang seperti ini, “Sesuatu yang menyulitkan
kita biasanya akan memaksa dari kita untuk mengeluarkan yang terbaik.” Bahasa
kekiniannya adalah something doesn’t kill
you make you stronger.
Ps. Jefrey Rahmat |
Dianalogikan oleh Ps. Jefrey Rahmat seperti ketika kekalahan mendera, bagi seorang
atlet kekalahan bukanlah halangan tapi melatih mereka untuk terus berlatih
lebih lagi, lebih rajin dan lebih keras lagi. Karena kekalahan bagi seorang atlit
adalah sebuah kemenangan yang tertunda.
Analaogi berikutnya adalah jus jeruk, karena ada seseorang yang menekan
jeruk tadi sehinga keluar jusnya dan tahukah kalian bahwa harga jeruk tadi
menjadi lebih mahal setelah menjadi segelas jus ketimbang jeruk itu
sendiri. Sudah sepatutnya kita berterimakasih kepada si penekan jeruk tadi,
bayangkan kalau tidak ada yang menekan sedemikian keras dan sedemikian kuat
jeruk tersebut, maka tidak akan ada sari jeruk yang keluar untuk dapat kita
nikmati bukan.
Dan harus kali perhatikan bahwa perihal hidup ini lebih seperti kepada lari
marathon daripada lari sprint. Yang membedakan keduanya adalah waktu lama dan
teknik lombanya. Sederhananya hidup dianalogikan seperti lari marathon yang
membutuhkan waktu tidak hanya
berhari-hari tetapi hingga bertahun tahun untuk membangunnya.
Persiapan antara marathon dan sprint pun berbeda. Mulai dari cara lari
hingga startnya pun beda.
Orang yang lari marathon tidak seheboh orang yang hendak lari sprinter.
Orang lari jarak pendek tidak capek tapi setelah lari baru capek. Sementara
Marathon akan mengalami capek dan kebosanan ditengah jalan. Bahkan kehabisan
energi di tengah jalan. Dan kalau mengikuti kelelahan, kebosanan dan kesuntukan
yang hadir kita tidak akan permah sampai garis finish. Diperlukan
manajemen energi disana dan ketekunan yang menyertai
Merasa capek itu biasa tapi bukan alasan untuk berhenti. Bahkan sekelas Ps.
Jefrey R sendiri pernah merasakan itu (pengen berhenti), untungnya sammpai hari
ini terus berjuang dan tidak menyerah.
Berhadapan dengan realita dan tidak sesuai dengan harapan akan membuat kita
kecewa dan itu sudah biasa. Orang banyak yang hanya memanfaatkan kita lalu
setelah selesai dengan kita dan mengabaikan, tenang, itu juga mah sudah biasa dan banyak.
Nah ini yang penting Tip untuk tidak menyerah dalam waktu yang sangat
panjang.
(Empat Kekuatan kata “JANGAN”)
1.
Jangan ikut-ikutan, eg. karena
temen menikah maka ikut-ikutan. Punyai suatu alasan kuat mengapa kita mau
melakukan sesuatu. Orang yang memiliki tujuan kuat dan mulia serta besar akan
membuat semakin kuat dan bertahan hingga pada akhirnya. Biasanya tujuan ini
adalah untuk tujuan orang banyak bukan dirinya sendiri (eg, keluarga,
lingkungan hingga negara).
2.
Jangan lakukan
sendirian. Sendirian akan mudah menyerah tapi bersama akan menguatkan. Besi
menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya. Berbahagialah kalau kita
memiliki orang-orang yang baik, positif maka kita tidak akan mudah
menyerah.
3. Jangan hanya bermodal nekad. Perlu juga
pengetahuan dan perencanaan. Kita pasang target dan perhatikan progress yang
terjadi. Ingat satu hal “Rancangan orang rajin semata-mata
mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan
mengalami kekurangan.” Terkadang perlu kekeraskepalaan tapi pastikan kepala yang
keras itu ada isinya juga.
4.
Jangan malas. Orang malas
biasanya pengennya lebih banyak tapi tidak pernah menangkap buruannya. Belajar
dari seekor semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak
ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan kebutuhannya
di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Taruh tangan kita
didepan semut, pasti dia akan mencari jalan lain. Ga pernah ada semut yang ketika
diletakkan tangan kita didepannya, lalu semut tadi putus asa dan bunuh diri.
Semut adalah mahluk yang tidak kenal putus asa dan menyerah. Ia akan terus mencari
jalan lain meskipun ada gunung (tangan
kita) didepannya, tutup lagi dan begitu seterusnya hingga semut tadi menemukan
jalan keluar.
Hmmm, semoga setelah mengetahui ke empath hal “Jangan” ini semakin
menjadikan kita (saya dan kalian) menjadi pribadi – pribadi baik yang
berkualitas baik memandang dan memecahkan sebuah masalah yang hadir.