Ananda Dwi S A.ka. Boti (Sumber Gambar Kompas) |
Sosok Inspiratif di
sekitar kita sejatinya banyak, beberapa dari pengalaman saya berinteraksi
langsung dengan mereka. Seperti sosok bersahaja Pak Hendra, Tukang Sol Sepatu. Atau lain
waktu saya mencatat pembicaraan saya dengan Bang Roy tukang tambal ban sekitaran Cikini.
Berbeda dari biasanya kali ini saya mengutip dari Koran Kompas, unik menurut hemat saya, karena pekerjaan Petani semakin berkurang saja peminatnya bahkan khawatir suatu saat akan musnah kalau tidak ada yang tertarik untuk melestarikan dan meneruskannya.
Menjadi seorang petani masih bukan impian orang tua bagi anak-anaknya. Bahkan anak seorang petani diharapkan menjadi bukan petani di masa depannya. Aneh ya, di negeri yang katanya lempar batu aja pasti numbuh, rakyatnya enggan untuk.menjadi ahli pertanian.
Bahkan dahulu
teman-teman saya yang merupakan lulusan sarjana pertanian pun tetap enggan untuk
terjun langsung dan mempraktekkan ilmu yang sudah didapat.
Mereka malah asik
bermain statistik angka dan bekerja di belakang meja kebanyakan kala itu teman
beralih ke dunia perbankan. Dan hidup mapan dan sukses dari sana.
Sosok Ananda Dwi Septian A.ka. Boti
Berbeda dengan
kebanyakan, pria yang lahir tahun 1994 ini dan mengenyam pendidikan hingga SMK
jurusan otomotif. Ananda Dwi Septian, akrab dipanggil Boti. Ia sendiri
terjun ke industri pertanian setelah lelah dengan industri otomotif yang
menolaknya terus-menerus dengan penghasilan ala kadarnya.
Tahun 2017 tepatnya ia
memutuskan untuk fokus langsung ke pertanian. Pertemuannya dengan Haris
Budiman, Ketua Himpunan Muda Tani Purwakarta, dari sosok ini Boti mengenal
industri pertanian dari hulu ke hilirnya. Dan benar saja, awalnya keputusan
untuk bertani ditolak atau tidak disetujui orang tuanya. Meskipun akhirnya
luluh dan memberikan modal tanah kepada Boti.
Survei BPS sensus tahun
2018 menyatakan, mayoritas petani utama berada pada usia 45-54 tahun yaitu
sebanyak 7,8 juta orang atau sekitar 44 persen. Usia 35-44 tahun sebanyak 6,6
juta petani, usia 25-34 tahun sebanyak 2,9 juta dan terakhir dibawah usia 25
tahun sebanyak 273 ribu petani.
Boti sendiri menguasai
proses pertanian dari hulu hingga hilir, mulai dari pengolahan lahan,
pembibitan, pembuatan pupuk alami, hingga pengemasannya. Dan ia menjual
langsung hasil pertaniannya, tidak melalui tengkulak. Sebab menurut belia ada
beda harga antara harga yang didapat ketimbang jual langsung. Ia mencontohkan
cabai ia panen 4 kuintal setiap 4 hari dengan harga per Kg nya Rp. 14.000,-
sementara di tengkulak paling mahal Rp.13.500,- selisih 500 perak. Tapi kalau
dihitung 4 kuintal dalam rupiah selisihnya sekitar 200 ribuan. Kebayang kalau
tengkulaknya minta harga Rp.12.500,- makin rugi petani. Ini yang menyebabkan
Boti memutuskan menjual langsung ketimbang melalui tengkulak.
Impiannya Boti adalah
memangkas jalur distribusi yang merugikan petani. Ia berpendapat daripada
dijual murah, produk tertentu ia olah lagi seperti menjadi manisan tomat atau
keripik kangkung. Diversifikasi produk semakin meningkatkan nilai jual sehingga selaku petani ia tidak merugi.
Bahkan saat ini sudah
ada beberapa pabrik dan pemasok yang memintanya menyediakan produk-produk
tetapi ia tolak karena belum siap dan masih ada kendala-kendala lainnya.
Makanya ia sendiri gencar untuk mengajak kaum muda kembali bertani agar dapat
memenuhi stok permintaan kebutuhan pabrik dan pemasok-pemasok itu.
Boti sendiri
sudah mengantongi penghasilan rutin setiap bulannya tidak kurang dari 7 juta
per bulan. Tapi kembali lagi, prestise menjadi petani di negara ini masih kalah
pamor dengan pekerjaan lainnya. Padahal kalau petani hilang dari muka bumi ini,
lalu siapa yang kita harapkan lagi mau menanam sayur dan kebutuhan pokok kita.
Semoga mimpi Boti yang
mencoba mengenalkan dunia kepada kaum muda milenial dapat terus berjalan. Saat
ini ia juga hendak mengembangkan pertaniannya ke arah hortikultura.
Tetap semangat Boti,
berikan contoh, menjadi Petani juga bisa sukses dan bangga akan itu.
Tak banyak pemuda ataupun milenial dengan mimpi yang anti mainstream ya Kak. Menjadi petani kayaknya jarang banget kita dengar itu. Dan yakin banget kalau Boti mampu menakhlukkan semua rintangan, karena smeangat dan kreatifitasnya. Semoga...
BalasHapusNah itu dia kak wahyu..semoga bermunculan boti boti muda yang militan dan semangat mengolah pertanian kita...
HapusMemang benar Mas Kornelius, banyak sekali sosok-sosok inspirasi di sekitar saya. Makanya saya suka jalan-jalan, karena dalam perjalanan banyak bertemu sosok yang membangkitkan semangat saya.
BalasHapusDan Mas Septian atau Boti ini keren ya, Mas. Dia berani keluar zona nyaman dari dunia otomotif. Dan kerennya tidak perlu bersusah payah mencari kerja, malah lebih bagus membuka peluang kerja sendiri.
Nah ini dia mas bambang... sedikit yang seperti boti ini di NKRI ini.
HapusBenar juga ya sekarang ini kalau ditanya cita-cita anak muda, pastinya nggak ada yang mau jadi petani. So langka nih pemuda seperti Boti. Sosok pemuda yang inspiratif nih, mau serius terjun di bidang pertanian. Di usia yang masih mudah gitu sudah bisa mendapatkan pengahasilan 7 juta/bulan dari hasil bertani itu sudah lumayan banget lhoo.
BalasHapusItu dia kak...langka yang kayak kak Boti ini... dan sekarang nyari penghasilan 7 juta ga gampang loh ... umr dki aja sekitar 4 an....
HapusDi tengah2 maraknya milenials yg pengen jadi YouTuber, ada pulak adik Boti yang punya cita2 mulia yang gak semua orang mampu sepertinya. Hey, 7 juga sebulan itu gede lho!!! Gaji aku aja yg dosen masih di bawah itu. Hwhahaah
BalasHapusNah itu dia kak jasmi... lebih menarik jadi yutuber ketimbang petani kan...siapa sangka petani sekarang gaji segitu ya .. sukur2 lebih gede lagi supaya banyak yg tertarik kembali menjadi petani
HapusWahh ternyata banyak juga orang2 yg menginspirasi disekitar kita ya. Mulai dari diri sendiri aja dulu utk berubah menjadi lebih baik
BalasHapusBener kak..oerubahan dimulai dari diri sendiri dulu lalu dari yang mudah dan dari sekitar kita...gitu kata aa gym kak
HapusJika saya di tanyakan mau kerja dimana pastinya ingin berbisnis? bisnis apa? yg pasti bisnis yg bisa membuat orang bisa merasakan efek positif dan selalu di gunakan yaitu menjadi pebisnis pertanian.. hhe
BalasHapusYup..semoga banyak pebisnis kita yg berfikiran seperti kak zee ya
HapusSemoga Mas Boti tetap semangat ya. Memang, di sini, prestise sebagai petani itu ... bikin patah hati. Bahkan orangtua paling nggak mau anaknya jadi petani. Padahal petani lah yang mensuplai makanan untuk kita setiap hari. Berkat mereka, ada berbagai jenis sayur, buah, dan nasi yang bisa kita nikmati di rumah ya.
BalasHapusKebayang kan kak cha..kalau populasi petani habis... mau makan apa kita nanti ya...
HapusKeren Dik Boti. Semoga semakin sukses ke depannya. Suka sesih klo liat produk petani harga anjlok. Semoga dengan diprosuksi ulang, hasil tani tidak ada lagi yang mengenaskan.
BalasHapusIya kak..makanya harga suka berantakan ketika panen datang..sedih memang..tapi Boti sendiri sudah memiliki strategi jitu... memegang distribusi dsri hilir ke hulu dan diversifikasi produk pertanian.. pokoknya keren lah
Hapussebenernya untuk mengurangi lulusan pertanian tapi nggak di pertanian kerjanya, perlu survey dulu sepertti ke lapangan langsungg seperti ini agar dapet visi. biasanya kan teori cuma di bayangan aja, jadi setidaknya menumbuhkan keoptimisanya dulu
BalasHapusBetul kak Marfa... biar yg sekolah punya gambaran dasar dulu ya
HapusJarang-jarang ya ada anak muda zaman now bercita-cita jadi petani. Biasanya pada Pengen sukses instan.. kerjanya gampang dan hasilnya banyak. Keren lah Boti ini... Semoga menginspirasi semakin banyak anak muda di negeri ini.
BalasHapusBener kak marita..sedikit yg kayak boti ini...semoga banyak yg mau nyusul menjadi seperti dia ya
HapusIkut mendoakan ya. Semoga impian Boti untuk bisa mengenalkan dunia pertanian dan holtikultura ke generasi milenial bisa terwujud. Indonesia tanpa generasi yang mau bertani ya bakal sayang banget
BalasHapusSetuju kak monica... apalagi sumber daya alam pertanian kita melimpah ruah ya
HapusSaya mlah pen jadi petani, puny kebun sendiri rawat sendiri panen sendiri,begitu hikmat aja tiap pagi main kekebun untuk memastikan tanaman kita terus berkembang
BalasHapusWah.. kak eka malah sudah punya keinginan utk bertani ya.
Hapus"Boti sendiri sudah mengantongi penghasilan rutin setiap bulannya tidak kurang dari 7 juta per bulan", wah ini keren. Soal prestige itu bagi saya malah profesi petani adalah profesi yang mulia, Keluaraga dari ibu saya, kakek dan nenek saya adalah seorang petani, dan saya bangga akan hal itu.. Terutama kakek dari ibu merupakan sosok idola saya..
BalasHapusWah...keluarga mas pewe dari petani.. pasti lebih paham lah suka dukanya
HapusSetuju dgn kalimat "Klo tidak ada petani siapa yg mengurusi makanan pokok kita"..
BalasHapusKeluarga mbah saya semua petani. Paman saya juga. Tapi anak paman saya yg termasuk generasi milenial sudah gak tertarik lagi utk mengurus sawah punya bapaknya & memilih kerja di kantor. Memang generasi zaman now kurang akrab dgn yg namanya sawah, lahan, dan sejenisnya. Mereka lebih paham gadget, mall dan jalan-jalan :D
Semoga ke depannya semakin banyak Boti-Boti lain. Menjadi petani yg cakap ilmu dan teknologi.
Amin...semoga muncul boti2ainnya yang perduli dan tertarik dengan dunia pertanian ya kak
HapusSmoga banyak Boti2 yg lain ya kak. Yg sukses dg pertaniannya. Betul kata kakak, Indonesia yg katanya lempar kayu aja jdi tanamann sayang kalo gx dimanfaatkan dg baik
BalasHapusSetuju kan kak nengsih... negri kita yang katanya lempar kayu aja jadi tanaman...lalu siapa yang akan mengurus dan meneruskannya
Hapuswehhh masih juda, klahiran 94, dari jurusan otomotif tapi bisa sukses di jalur pertanian, ini kerennn kaaaaaakkkk
BalasHapusIya..kak...inspiratif banget si Boti ini
Hapus