Tsah...ini adalah postingan pertama di tahun
2020. Salah satu resolusi tahun ini adalah lebih aktif kembali mengisi blog.
Dimulai dengan catatan personal seperti hari ini.
Sejatinya pergantian tahun dirayakan orang
dengan kumpul berbagi kebahagian bersama keluarga atau sekedar kumpul berdoa,
renungan singkat dan selesai.
Atau bagi yang perantauan dan gemar berkeliling
menikmati malam tahun baru, pemerintah Jakarta sendiri sudah menyiapkan aneka
ragam hiburan dan angkutan umum disiapkan beroperasi hingga tengah malam
pergantian tahun.
Tapi siapa sangka, manusia boleh merencanakan
Tuhan juga yang menentukan. Hujan mengguyur rata sepanjang Selasa sore hingga
Rabu pagi. Banjir sendiri belum ramai diberitakan hingga rabu pagi pukul 06.00
wib. Memang sih ada kenaikan debit air dibeberapa tempat.
Dan kami hanya merayakan tahun baru kali ini
dengan kontemplasi sederhana dan berdoa akan harapan yang lebih baik tahun
2020. Bagi yang belum tahu arti komtemplasi berikut saya coba carikan artinya,
mengutip dari KBBI Online kontemplasi /kon·tem·pla·si/ /kontémplasi/ nrenungan dan sebagainya dengan kebulatan pikiran atau
perhatian penuh; berkontemplasi/ber·kon·tem·pla·si/ v merenung dan berpikir dengan sepenuh perhatian
Ya karena pergulatan keluarga kami belum
selesai, hari ini tanggal 1 Januari 2020 harus kembali ke rumah sakit untuk
terapi selanjutnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 wib pagi.
Aktivitas sudah normal harus dilakukan, saya harus kembali ke kediaman
sementara keluarga juga sudah harus lanjut ke rumah sakit. Hujan belum
berhenti.
Banjir, Jakarta Lumpuh
Taraa, tol lingkar luar dari priok menuju BSD
masih lengang bahkan terbilang kosong, kendaraan tidak dapat saya larikan
kencang mengingat kondisi jalan yang licin dan masih banyak genangan disana
sini. Belum lagi ada pohon tumbang di beberapa bagian. Jelas menuntuk
kewaspadaan dan kehati-hatian dalam berkendara.
Bahkan kendaraan di belakang saya, harus rela
menepi dan memperbaiki bumpernya karena menerobos banjir dalam kecepatan
tinggi.
Telp pun berbunyi tidak lama berselang,
keluarga menanyakan alternatif jalan menuju rumah sakit Dharmais. Sebab jalur
utama melintas di depan Universitas Trisakti sudah tertutup banjir tidak ada
yang berani melintas.
Ilustrasi, keliling-keliling mencari alternatif jalan |
Saya coba pandu agar dirunut ulang menuju Pasar
Senen Jak Pus, dari sana masuk ke Medan Merdeka Selatan (Kedubes Amerika)
biasanya ring 1 aman dari banjir kan. Terus masuk ke Petamburan
hingga ketemu fly over Slipi, berputar dibawahnya. Disini masih saya terangkan
manual lalu bantu cocokkan dengan aplikasi baik itu Waze ataupun Gmaps.
Maklumlah yang dikendaraan keluarga kala itu,
yang nyetir ga paham aplikasi (bapak saya sudah berumur juga) sementara yang
paham aplikasi (adik) ga bisa mengendarai mobil juga (perpaduan yang sempurna
ya).
Jadi ketika diceritakan alternatif jalan sudah
bisa dibayangkan sambil mencocokan dengan aplikasi.
Oh iya ketika saya memberikan panduan
alternatif jalan, usahakan berhenti dan menepi dahulu agar aman tidak
mengganggu kendaraan lainnya (safety driving).
Satu urusan selesai, saya pun melanjutkan ke
arah BSD. Masih lancar jaya dan lepas pintu Gerbang Tol Otomatis (GTO) Pondok
Ranji simpang Kunciran dan Ciputat Pamulang. Setidaknya sudah ada 10 kendaraan
berhenti.
Rumah kerabat yang terkena dampak banjir |
Hujan deras dan berhenti tanpa tahu apa yang
terjadi, sedikit menyebalkan memang. Coba turun dan taraaa hanya tersisa satu
jalur yang dapat dilalui itupun hanya mobil tertentu saja yang berani
melewatinya. Sedan dan teman-temannya memilih untuk berhenti di tengah jalan
tol. Entah menunggu air surut atau hujan berhenti atau keajaiban agar
kedua-duanya berhenti.
Hingga 20 menit kemudia ada Petugas Kepolisian
yang mengurai kemacetan dengan membuka arah balik. Pfufffu..butuh waktu hampir
4 jam, Priok-BSD memutar melewati Bintaro (akhirnya).
Bam, sampai di rumah menyaksikan berita,
patutlah. Hari ini Jakarta dan sekitarnya lumpuh akibat banjir. Tapi apakah ini
masuk dalam rutin banjir 5 tahunan. Infonya sich tidak ya, karena banjir rutin
itu 2012 dan 2017 lalu jadi harusnya 2022.
Praktis sambil menunggu lalu lintas
normal kembali menyaksikan tv dan menanyakan kabar keluarga lainnya
bagaimana kondisi mereka.
Motor Pun beberapa tidak beruntung dan harus dituntun |
Oh iya Krl sendiri mengalami gangguan di Tanah
Abang, banjir menggenangi rel. Alhasil hanya beberapa relasi perjalanan
saja yang normal seperti Bekasi - Kota dan Bogor - Kota.
Semoga banjir segera surut dan kita dapat
kembali berbenah dan beraktivitas nirmal seperti sedia kala. Yang namanya
kebanjiran pasti sangat-sangat tidak menyenangkan. Tahun 1995 saya pernah
merasakan banjir masuk rumah, memang sich hanya sebatas betis dan paha
orang dewasa. Itu saja pusingnya bukan main, mau kebelakang harus numpang ke
rumah tetangga yang ga kebanjiran. Atau jalan jauh sedikit ke depan numpang
buang hajat ke Pom Bensin Plumpang.
Salah satu pool taksi yang terkena imbasnya |
Itu belum kesulitan akses ke mana-mana plus air
bersih dan makanan yang tiba-tiba menjadi langka (padahal ibu kota loch).
Semoga ke depannya kita semakin siap dan
berbenah dengan kondisi alam yang tudak menentu.
Saya suka dengan pernyataan Gubernur, curah
hujan tidak bisa kita prediksi tapi dampaknya bisa kita minimalisasi. Sepakat
pak.
Tapi alangkah baiknya bekerja sama dengan pihak
terkait seperti BMKG supaya mendapat info valid dan persiapannya jauh lebih
matang. Saya yakin ini juga sedang dan sudah dilakukan.
Salam Tahun Baru ya.....
Doa saya, semoga banjir segera surut sungguh kasihan saudara-saudara kita yang terkena dampak banjir. Mereka pasti panik dan sedih.
BalasHapusBanget menderita yang kena korban banjir... secara saya pernah mengalaminya..susah semuanya.. hikss.
HapusSemoga banjir cepat surut dan penanganan aliran sungai dapat dimaksimalkan sehingga tidak terulang bencana banjir lagi, ini berita Jakarta banjir sudah go internasional, dan saya juga berdoa agar masyarakat Jakarta tabah dan mengambil hikmahnya.
BalasHapusTsaaaah judulnya kece bangettt. Hehehe. Saya kemarin dikirimin si papa juga foto pool bluebird itu. Merinding lihatnya. Setelah itu adik saya yg kerja di Traveloka tiba-tiba kirim foto gedung bertingkat yg udah tua, persis di depan kantor dia di Slipi Petamburan ambrukkkkkk. Entah lah itu ada korban jiwa atau tidak. Tapi melihat fotonya saya kira sudah pasti ada itu korban jiwa. Mungkin bangunan tua itu sudah sangat lapuk karena diguyur hujan deras setiap hari di Jakarta. Semoga ke depan seluruh warga Jakarta dan pemerintahannya bisa siap menghadapi ancaman-ancaman seperti ini.
BalasHapusTsah..judulnya kece kayak media2 mainstream ya ka muthia
HapusKebayang banget itu terjebak di mana-mana ya bang Kornel.
BalasHapusAku pernah mengalami banjir saat mau liburan taun baru kalo gak salah 2002.
Hujan terus menerus selama 5 hari. Hari H mau berangkat, hujan berhenti. Tapi begitu keluar dari tol Tanjung Morawa sudah disambut banjir.
Medan - Parapat yang paling lama 5 jam saat itu, aku lalui bersama rombongan menjadi 30 jam. Luar biasaaa
Wow..30 jam...luarr biasa
HapusKalau sudah musim penghujan seperti ini harus lebih memperhatikan ramalan cuaca BMKG. Apalagi sudah ada tanda-tanda banjir di daerah sekitar sebelumnya. Masih teringat di PS banyak sepeda motor kebanjiran dan beberapa kantor di Sudirman.
BalasHapusSedih ya kalau ingat2 kejadian kebanjiran... banyak yg dirugikan ya kak
HapusSemoga diberi kemudahan baik yang terkena banjir maupun pemerintah daerah yang sedang berusaha memperbaiki. Banjir adalah bencana dari Tuhan untuk saling instropeksi 😊
BalasHapusAmin
Hapuskalo inget ini, duh kasian yang jadi korban banjir. yg biasanya ga kebanjiran pun, jadi kebanjiran
BalasHapusalhamdulillah saya aman, begitu juga ortu.
Semoga yg kebajiran tetap sabar dan kuat ya daj yg ga kebanjiran mau membantu korban2 kebanjiran
HapusSungguh bencana yang perlu dicegah jangan sampai terjadi lagi. Membuka tahun baru dengan banjir dan kehilangan harta benda, itu sungguh membuat beberapa jadi drop dan lama bangkitnya, meski lebih banyak yang segera selesai dengan tragedi ini dan move on.
BalasHapusSemoga kita bisa memetik hikmah dari krjadian ini dan tidak terulang kembali..
HapusHujan deras yang akhirnya mendatangkan banjir memang nggak bisa di prediksi ya, tapi manusia bisa berupaya mengantisipasi dan meminimalisir dampaknya.
BalasHapusSedih saya saat kejadian banjir itu ada aja yang masih saling hujat dan saling menyalahkan
Biasalah kak... ada yg pro dan kontra... ditingkahi kepentingan masing2 didalamnya
HapusSepertinya musim hujan sudah menyeluruh di Indonesia. Didaerahku juga kebanjiran, dan terendamnya juga tinggi sekali.
BalasHapusMungkin tempatku masih pelosok jauh dari keramaian, rumah terendam tidak terekspose.
Bedanya kalo si ibukota yang terendam mobil mobil mewah, kalo di tempat kami sawah,dan kebun.
Semoga ada berkah dibalik musibah.
Amin mas..semoga ada berkah dibalik sebuah musibah ya...
HapusKejadian Banjir di Jakarta awal tahun kemarin akan selalu melekat di pikiran masyarakat. Mungkin ini juga sudah termasuk takdir alam.. karena tahun ini dimana-mana banyak daerah yang tergenang banjir. Tidak hanya di Jakarta, tapi juga terjadi di Jateng dan Jatim.
BalasHapusMerata ya banjir mas kholis...
HapusPantes ya pak jokowi ngebet pindah ibukota, karena dari beberapa penelitian juga tiap taun tanah jakarta makin menurun dan tentu saja posisi laut akan semakin tinggi sehingga potensi banjir semakin besar pula.
BalasHapusMungkin juga kak
HapusMengelola kota metropolitan seperti Jakarta memang bukanlah urusan yang mudah. Masalah banjir ini sudah jadi masalah rutin yang "diwariskan" dari satu pemimpin ke pemimpin lainnya. Semoga ke depannya dampak banjir di Jakarta tidak lagi separah awal tahun ini
BalasHapusAmin..semoga banjir ini banjir terparah terakhir untuk Jakarta
HapusPerubahan iklim yang memang sering diwacanakan, tapi urung diantisipasi. Akibatnya manusia tahu penyebabnya, bahkan jadi penyebabnya, tapi selalu mendapatkan akibatnya. Salah satunya banjir ini.
BalasHapusTepat sekali bang doel
HapusBanjir dan banjir
BalasHapusSelalu menjadi rutinitas tahunan.
Yang padahal kita sudah tahu dari kejadian sebelumnya apa yang harus diantisipasi sebelum hujan melanda .
Tapi hal tersebut selalu dianggap santai, dan saat banjir pun tiba selalu pemerintah lah yang disalahkan.
Marilah kita selalu bijak menyikapi bencana salah satunya banjir
Semoga ke depannya bisa belajar dari banjir saat ini kak
HapusDaerah rawa menjadi salah satu penyebab Jakarta banjir, apalagi ditambah dengan data bahwa jakarta tanahnya selalu amblas sehingga permukaan laut lebih tinggi.
BalasHapusPenghijauan jakara seperti menginstall ulang tatanan kota, perlu waktu panjang ditambah kondisi jakarta yang ditanami beton bukan pohon. Toh bukannya juga Jakarta saat tidak sepadat sekarang(bacalah, ketika masih hijau) pernah mengalami banjir juga?
Pembuangan air ke laut juga gak menjamin Jakarta bebas banjir. Ketika fokus lalu lintas ke laut apakah jalur tersebut memuat air secara keseluruhan? Hmmmm
Tapi kalo keduanya diaplikasikan sepertinya bisa mengurangi potensi Banjir. Sebagian diresap ke tanah, sisanya dibuang ke laut. Jadi air gak fokus ke satu jalur saja.
Selain itu sih jika keduanya diaplikasikan, jika jakarta banjir sepertinya tidak ada yang saling hujat dan menyalahkan. Hihihihi
Sepakat untuk penjelasan ka ridwan... TFS ya kak
HapusSemoga kejadian banjir awal 2020 menjadi awal menuju perbaikan sistem pengendalian banjir, tidak hanya di Jakarta dan Jabar saja tetapi di seluruh Indonesia. Perubahan cuaca yang parah ini membuat bumi maki rentan kebanjiran.
BalasHapusAmin..semoga ini menjadi banjir yang terakhir ya
HapusSemoga yang mengalami banjir selalu terjaga kesehatannya. Banjir yang terjadi memang tidak hanya di Jakarta atau wilayah sekitarnya, tetapi hampir di beberapa propinsi juga mengalami kondisi yang sama. Semoga selanjutnya tidak terjadi lagi dengan kepedulian kita terhadap lingkungan yang tinggi juga menjaga agar sistem pengendalian banjir bekerja dengan baik.
BalasHapusAmin
HapusWah ngeri sekali ya. Mobil sampe kelelep begitu. Rusak tuh pastinya. Kalau menurutku banjir di Jakarta karena semakin sempitnya daerah penyerapan air. Hampir setiap hari ada pembangunan yang menutup tanah sehingga air tidak dapat terserap ke tanah.
BalasHapusBener mas...tanah resapan terasa sangat minim di ibukota..tergerus arus pembangunan
HapusSaya jadi ingat sampai harus izin ga masuk kerja karena ga ada kendaraan yang bisa lewat. ! divisi, izin semua gara-gara banjir haha
BalasHapusHahahhaa...ga bisa hadir ke kantor karena akses putus..ga bisa kemana mana ya kak
Hapus