Kika, Mas Irfan Pemandu Museum, Pa Bos, dan Saya di Museum Negeri Banten |
Ada
banyak cara kita berkenalan dengan sebuah budaya, salah satu yang sederhana
adalah berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan mengunjungi museum mereka.
Bertepatan kali ini tugas yang ke beberapa kali ke Serang, Banten. Alhasil menyempatkan berkunjung ke Museum Negeri Banten.
Dari luar museum terlihat
megah dan besar, siapa sangka hanya bagian kecil ruangan yang disisakan untuk
menjadi museum, selebihnya masih dalam pemugaran untuk digunakan sebagai
ruangan dinas pejabat (nantinya).
Sebenarnya
miris mendengar ini, artinya akan ada sebuah masa ke depan dimana mengunjungi
museum tidak menarik lagi. Ditambah karena semakin sedikitnya peran serta
pemerintah setempat untuk mengenalkan budaya daerah kepada publik. Ya memang
dari sisi profit, mengembangkan museum tidak menarik dan tidak akan memberikan keuntungan
seperti ketika membuka sebuah entitas ekonomi. Ya wajar saja, kalau keberadaan
museum semakin bergeser, semoga nanti ke depan museum tidak hanya menjadi
sebuah cerita dan bacaan saja.
Setelah
setidaknya 1 jam berkeliling ditemani Mas Irfan pemandu museum yang bersahaja,
saya jadi sedikit tahu tentang sejarah Banten. Dan membuat jari penasaran untuk
brosing di dumay tentang museum ini.
Rindang dan Luasnya Pelataran Museum Negeri Banten |
Museum Negeri Banten.
Sejarah
museum Banten ini dibuat adalah untuk
menjadi museum identitas yang didalamnya diisi koleksi dari dua periode, yaitu Banten masa kini dan
Banten masa lalu.
Untuk tahap pertama akan dikembangkan penataan ruang pamer yang akan
menyampaikan identitas provinsi Banten pada masa sekarang, yaitu budaya Banten.
Namun saat saya datang museum sedang dalam masa renovasi sehingga hanya dapat
menikmati sedikit dari koleksi mereka karena banyak barang koleksi museum yang
disimpan tidak dapat ditampilkan.
Pelataran Samping Museum Banten |
Penggagasan museum sebagai museum adalah karena menyadari kebutuhan masyarakat untuk
dapat memahami perbedaan dan bertujuan untuk memperkenalkan kembali pandangan
lama tentang siapa sebenarnya orang Banten. Tujuan selanjutnya untuk memperluas
fokus pada penataan ruang pamer museum yang menampilkan ‘Orang Banten’ yang
tidak dianggap masuk dalam kategori ‘Orang Banten’, lalu untuk memperluas akses
museum secara fisik dan informasi bagi masyarakat di propinsi Banten yang
berbeda – beda, juga untuk membentuk dan memperkuat identitas budaya dari
masyarakat Banten.
Menikmati Koleksi Museum Negeri Banten berserta Penjelasannya |
Tuch tujuan dibuatnya museum kan bagus dan mulia bukan, jadi
paham atau setidaknya mengenal adat dan budaya dari orang – orang Banten. Sekaligus membenahi
pemahaman saya yang tergolong cetek bahwa orang-orang Banten adalah orang-orang
yang masih tertarik dengan dunia mistis dan gaib, tradisi debus salah satunnya.
Bahwa orang Banten adalah orang-orang hebat dengan kemampuan yang beragam dan
mengenai mistik dan gaib itu sendiri lambat laun berkurang dengan sendirinya.
Etapi memang loch, di Serang jam 10 malam itu sudah mulai sepi kotanya, coba di
Ibukota jam 10 malam masih macet tuch jalanan. Mungkin karena kota yang
terbilang lenggang kala malam ini beberapa masih mengaitkan dengan mistik dan
hal unik gaib lainnya, beberapa yang bijak mengaitkan kota Serang dengan kota
yang nuansa agamanya kuat (sepertinya bagian ini yang saya sepakat dan cocok ketimbang mengaitkan dengan dunia klenik)
Tampak Dalam Museum Negeri Banten |
Museumnya
sendiri terletak di tengah kota dan berdekatan dengan alun – alun kota Serang,
setiap kali saya ke Serang selalu memutari alun-alun tapi tidak pernah berhenti
sejenak, baru kali ini menyempatkan masuk ke sebuah pelataran luas disebarang
alun-alun dan itu adalah sebuah museum. Lokasi persisnya berada di Jl. Brigjen KH
Samun No.5, Kotabaru, Kec. Serang, Kota Serang, Banten dan
museum ini memiliki gaya arsitektur Dutch Colonial Villa.
Harapannya bangunan yang memang merupakan peninggalan
zaman Belanda ini akan membuat pengunjung yang mampir sejenak ke sini merasakan
suasana zaman kolonial. Dulu bangunan museum
digunakan sebagai Kantor Karesidenan Banten, lalu beralih fungsi menjadi markas
pemerintahan Jepang.
Koleksi Mata Uang di Museum Negeri Banten |
Gedung
ini berubah menjadi Residen Banten setelah kemerdekaan Indonesia dan juga
kantor Inspektur Wilayah Banten di Jawa Barat. Gedung difungsikan menjadi
Pendopo Gubernur Banten setelah Banten berubah menjadi propinsi mandiri pada 4
Oktober 2000. Gedung ini dipilih untuk menggantikan lokasi museum lama.
Dari Dumay
saya mengetahui bahwa Museum Negeri Banten ini didirikan pada tahun 2013 di Kawasan Pusat
Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) namun akses menuju kesana agak sulit
dicapai dengan kendaraan umum (yup, sepakat bagian ini benar, namun hadirnya
ojek online jadi memudahkan untuk ke museum ini) dan berdampak pada jumlah pengunjung yang tidak
mengalami kenaikan signifikan. Karena itu museum kemudian dipindahkan ke
pendopo Gubernur.
Pendapat Mereka Tentang Banten |
Museum
diresmikan 29 Oktober 2015 oleh Gubernur Rano Karno dan dipilih karena letaknya
yang strategis di pusat kota dan bangunan yang memiliki nilai sejarah, juga
merupakan salah satu cagar budaya bertipe A di Banten yang dibangun pada
1821-1828. Sejarah museum Banten berada di bawah lembaga Balai Budaya Banten
yang merupakan bagian dari Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Banten yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Gubernur Banten nomor 12 tahun 2012. UPTD Banten adalah pelaksana teknis yang
ditunjuk untuk mengelola Taman Budaya dan juga Museum Negeri Banten.
Koleksi Senjata Tajam / Golok Museum Banten |
Di salah satu bagian museum ditampilkan gambar
atau tepatnya patung menceritakan utusan Banten yang dikirim ke Inggris pada
tahun 1682, yakni Kyai Ngabehi Naya Wipraya, diutus Sultan untuk membeli peralatan
perang. Saat bertemu dengan raja Inggris Charles II, utusan dari Banten ini
menerima gelar kehormatan sebagai “Sir”. Ok. Jadi jauh sebelum John Lenon CS
mendapat gelar itu ada rupanya anak bangsa ini yang sudah mendapatkan gelar kebesaran
dari kerajaan Inggris.
Pernik2 Budaya Suku Baduy di Museum Negeri Banten |
Pikiran
jadi jauh melayang, kala itu pasti transportasi ke Inggris tidak seperti saat
ini naik pesawat duduk manis beberapa jam dan taraa sudah tiba di negara yang
masih lekat dengan budaya kerajaannya. Sementara dahulu butuh waktu berbulan-bulan menggunakan
kapal laut, belum lagi budaya bahasa, secara zaman itu pasti belum ada
kursus-kursus bahasa asing seperti saat ini bukan. Jadi yang terpilih
menjadi utusan ke Inggris pastinya bukan sembarang orang. Dan jadi tahu juga
rangkaian kisah berikutnya, bahwa rupanya kerajaan Banten dulunya sering transit
atau mampir di beberapa pulau di kepulauan seribu sebut saja pulau Kelor,
Kecipir atau Onrust sekedar untuk melepas lelah. Hmmmm, jadi semacam rangkain
cerita perjalanan menarik tentang keberadaan mereka ya, secara saya juga pernah
ke tiga pulau tadi (jadi semangat lagi untuk menuliskannya).
Bahkan ditenggarai
Fatahilah masih ada hubungan kekerabatan dengan kerajaan Banten, bahkan menurut mas
Irfan dan diamini Bos saya, luasnya kerajaan Banten kala itu bahkan hingga
terus ke daerah sekiran Lampung loch. Seru kan menikmati sejarah Indonesia dari
masa lalu, tapi jangan terlalu lama di masa lalu ya kita harus move on
menatap masa depan yang lebih baik.
Koleksi Barang Museum Negeri Banten |
Lalu pada bagian lainnya, museum
ini memiliki peninggalan perabotan rumah tangga. Barang berupa keramik, gelas,
dan mangkuk ini didominasi dengan warna putih. Terdapat juga kunci dan gembok
pada masa Banten Lama. Selain itu, di museum ini juga terdapat koleksi senjata
seperti keris dan tombak yang menghiasi salah satu sudut ruangan.
Seru bukan, menikmati kearifan lokal sekitar tempat yang kita kunjungi, walaupun singkat dan sedikit, namun ada cerita yang bisa dibagikan dan dikisahkan kelak kemudian hari.
Seru bukan, menikmati kearifan lokal sekitar tempat yang kita kunjungi, walaupun singkat dan sedikit, namun ada cerita yang bisa dibagikan dan dikisahkan kelak kemudian hari.
sejarahlengkap.com/bangunan/sejarah-museum-banten dan indonesiakaya.com/jelajah-indonesia
Nice Post
BalasHapusBisa jadi rekomendasi jalan2 ke Banten nih sama anak lanang yang baru kenalan sama museum, cuma harus cari penginapan deket situ kayanya
BalasHapusAman kak Shafira..banyak penginapan di Kota Serang kok
HapusNah, aku baru tau nih ada museum banten. Pengen banget eksplor banten karena di sini kan jejak sejarahnya juga ga sedikit, ya. Bahkan penjajah pun sempat masuk juga dari banten ya. Jadi pengen banyak tau mengenai tempat ini
BalasHapusTapi sedikit informasi yang bisa digali dari museum ini kak..yah..semoga ke depannya lebih banyak lah ya
HapusSepertinya museum banten ini harus disambangi. Karena saya masih minim banget dengan daerah banten. Masih lebih teringat dengan hal mistisnya. Padahal di sana banyak tempat bersejarah ya. Katanya di sana juga banyak benteng. Jadi pengen ke sana
BalasHapusNah utk tempat lainnya samaan kita kak... miskin pengalaman saya
HapusKebetulan belum pernah berkunjung ke Banten, dari artikel ini jadi bisa tahu ulasan singkat mengenai museum banten. Kalo nanti ada kesempatan ke Banten harus berkunjung langsung nih ke museum nya.
BalasHapusSip ka riska..udah gambaran sedikit mengenai museumnya ya
HapusTemplatenya barukah Bang? Kayak lebih rapi...
BalasHapusMuseumnya tampak rapi dan bersih ya. Semoga tetap terawat ya. Aku kalau ke Museum suka lama. Dibacain satu². Tapi...kalo Museum gedungnya kuno, agak takut juga. Haha...
Yup kak handayani... tempalte baru semangat baru
HapusAsikkk yaaa..
BalasHapusJadi bisa tau oerabot rumah tangga versi kuno dlu kak.
Bisa kadi rekomendasi wisata inihh mahh
Betul kak..wisata sejarah namanya
HapusKadang-kadang mending nyempil gitu tempat koleksi benda-benda bersejarah yang masih ada kaitannya dengan gedung tersebut. Jadi untuk pemeliharaan bisa sekalian. Daripada dibuatkan gedung terpisah yang belum tentu mendapat dana pemeliharaan dari pengunjung, malah koleksinya pada hilang.
BalasHapusNah itu dia bang doel..sepaham kita ya
Hapuskarena lokasi aku di Tangerang Kota, memang butuh waktu banget kalo ke Serang Banten ini. Tapi jujur pengen deh suatu saat gitu main ke daerah Banten nya dan mampir ke Museum Banten ini
BalasHapusSip...tinggal atur waktu aja kok kak...pasti terlaksana
HapusAku baru 2 kali berhenti di provinsi Banten, yang mana keduanya gk sempat mampir2 apalagi ke museum Banten... Museum ini sepertinya nggak terlalu besar ya Mas? Tetapi cukup memuaskan bagi yang ingin mengenal Banten dengan lebih dekat.
BalasHapusSemoga nanti setelah renovasi bisa lebih luas lagi sehingga lebih bisa menampilkan keseluruhan koleksi mas arie
HapusItu di awal deskripsi foto kayaknya 4 orang yg disebut, kok cuma ada 3 sih, eh apa aku salah baca ya? Hehe
BalasHapusSayang banget ya kak, hanya sebagian kecil yg dijadiin museum. Aku berharap ke depannya pengelola bisa membuat museum lebih menarik sehingga banyak orang yg ingin ke sini, aku sendiri merasa museum ini penting banget buat kita belajar sejarah
Slaah baca mas... kika itu kiri ke kanan ... heheheh..nah itu dia..museum kurang menarik saat ini kak ..sehingga minim pengunjung
HapusHal yang paling tepat untuk dilakukan saat mengunjungi museum memang mendalami sejarah ya, Bang. Kalau istilah saya "wisita pikiran", kalau mau santai-santai baiknya ke taman hiburan. Kalau ke museum, ya buat belajar
BalasHapusYup betul mas...wisata pikiran..wisata sambil belajar sejarah pastinya
HapusSayangnya sedikit sekali anak sekolah jaman sekarang yang mau mendalami sejarah. Padahal belajar dari sejarah bisa membuat siswa lebih semangat dalam membangun Indonesia.
BalasHapusKarena museumnya juga ga menarik untuk dikunjungi kak... trus tugas yang diberikan juga monoton ..ya saling terkaitlah
HapusTerkadang musium dilupakan. Sebagian masyarakat menganggap bahwa musium adalah tempat yang membosankan.
BalasHapusSepakat koh hendra...karena tampilan dan acara dimuseum juga ga menarik dan membosankan sehingga kurang menarik minat pengunjungnya..
Hapusmuseum gini nih yg harus dijaga om hehe dan di branding ulang supaya banyak pengunjung lagi:D
BalasHapusSetuju... kalau bukan kita yg merawat siapa lagi... dan museum adalah warisan bagi masa depan
Hapusbelum pernah menginjakkan kaki di Serang.
BalasHapusiya nih kadang ke museum kalo ga pengen banget ya nggak berangkat. Padahal dimuseum tersimpan banyak cerita sejarah yang menarik
nggak ngebayangin dulu ke Inggris naik kapal berbulan-bulan, pasti bosan kayaknya
baru tau kalo Sir itu gelar hehe, kirain ya memang "Sir" bawaan nama asli
Iya kak..memang museum kurang menarik utk dikunjungi...dan sir gelar yang diberikan kerajaan inggris kak.
HapusWah ternyata Banten punya juga museum selain museum Multatuli ya kak.
BalasHapusPercaya nggak kak, sejak kecil saya memang beneran dengar kalau orang banten gitu keren-keren termasuk ilmu-ilmu tenaga dalamnya gitu ya, dan sepertinya pertanyaanku bisa terjawab kalau mengunjungi wisata museum disini
BalasHapus