ilustrasi dari pixabay |
Ah, pandemi belum selesai kita doakan agar segera selesai ya. Namun apa dapat dikata, himbauan Pak Presiden dan jajarannya mengenai untuk tidak pulang kampung, beberapa tidak mengindahkannya secara serius. Bersyukurnya beberapa lainnya melakukan meskipun dengan berat hati dan bersungut-sungut.
Memang saat ini bukan
pilihan mudah untuk melaksanakan himbauan diatas, karena sudah puluhan tahun
pulang kampung / mudik sudah menjadi tradisi yang dilakukan.
Saat ini contoh baik
sudah dilakukan hingga penyekatan juga dilaksanakan dibeberapa titik.
Alhasil tetap saja
beberapa tetap nekat pulang kampung dengan memutar utak lebih dan siap untuk main
kucing-kucingan dengan petugas di lapangan. Dan sebagian cerita sukses mereka
tiba di kampung memotivasi lainnya bahwa tidak apa sebenarnya dengan mudik.
Pulang Kampung |
***
Begitupun dengan asisten rumah tangga (ART) kami, memang sedari awal
sesuai dengan perjanjian bahwa ia akan pulang kampung pada saat hari raya. Bahkan awalnya yang direncanakan tanggal 10 Mei 2021 dan akan kembali lagi sekitar
tanggal 16 Mei 2021 berubah total demi melihat aturan larangan mudik yang tidak
boleh melintas dari tanggal 6 Mei 2021 hingga 18 Mei 2021.
Pilihan kami tidak banyak, hendak melarang keras nanti dianggap tidak
memiliki toleransi dan memang kami juga tidak berniat melarang. Namun melalui
berita-berita di televisi dan media sosial sebenarnya ia terinformasikan bahwa
sebaiknya menunda dahulu untuk pulang kampung hingga dinyatakan aman oleh
pemerintah. Kami juga sebenarnya sudah mensiasati dengan beberapa hal agar ia
tidak kecewa dan nurut dengan keinginan pemerintah, kami sarankan agar mudiknya
ditunda tidak dihari raya tapi di hari lainnya, hari raya kali ini bersilahturahmi
secara virtual saja hingga memberikan sejumlah kompensasi (dihitung sebagai ART
infal selama hari raya) yang nominalnya satu bulan gaji.
Sudah ditawarkan beberapa opsi dan sudah melihat sendiri penyekatan
hingga melihat langsung pemudik diarahkan putar balik dijalan tol cikampek.
Sempat ragu sebenarnya hingga travelnya meyakinkan bahwa travel sudah
memiliki rencana khusus dan sudah mengetaui jalur-jalur tikus yang lolos dari
petugas, terlebih travel mengklaim sudah dua kali mengantar orang tanpa kendala.
Yup, semua upaya baik sudah diupayakan memberikan pemahaman tentang himbauan dilarang
mudik tahun 2021. Tidak membuahkan hasil maksimal dan tetap berkehendak untuk
tetap pulang bertemu keluarga. Mau dibilang apalagi.
Jadi Duta Protokol Kesehatan Dikampung Aja Ya.
Jurus terakhir yang kami gunakan (akhirnya
dan pamungkas) adalah mengingatkan ART kami agar menjadi duta Protokol
Kesehatan (Prokes) dikampungnya. Meskipun nanti dikampung sebagian besar tidak
menggunakan masker, kami himbau agar ia yang menjadi contoh dahulu. Sembari nanti
ketika ia kembali ke Jakarta harus mau untuk dilakukan pemeriksaan kesehetan
kembali. Segera ia pun meng-iyakan tanda persetujuan.
Kami katakan pastinya tidak mudah menjadi berbeda dengan lainnya, pasti
akan sulit, di Jakarta memang mudah karena hampir disetiap sudut orang
menggunakan masker kalau pun tidak akan ada petugas yang mengingatkan.
Menggunakan masker, menjauhi kerumunan dan rutin mencuci tangan adalah
upaya terakhir yang harus dilaksanakan demi menjaga kesehatan bersama. Sembari tetap
berdoa agar pandemi segera selesai.
Tetap sehat dan tetap melaksanakan protokol kesehatan ya.
Iya, paham sih. Kalau ada tipe seperti ART Mas Iyus yang merasa bahwa mudik itu suatu keharusan.
BalasHapusPesannya bagus. Semoga dilakukan di kampung.
Semua usaha sudah dilakukan demi menahan agar tidak mudik... namun apa mau dikata, tidak bisa ditahan lagi ya sudah.. lebih baik menitip pesan agar prokes terbaik dilakukan disana.... sehingga bisa cepat selesai pandemi ini
Hapushahaha... saya termasuk yang patuh untuk tidak mudik meskipun dengan berat hati dan bersungut-sungut.
BalasHapusSemoga ART nya beneran bisa jadi duta proker di kampung asalnya ya, balik ke Jakarta lagi dalam kondisi sehat
Syukurlah kak nanik nara tetap patuh dan tetap taat untuk tidak mudik...harusnya ada apresiasi utk yg taat dan tidak mudik ya kak..
HapusBtw memang karena mudik sifatnya himbauan jadi memang sulit mengatur masyarakat kita yang notabene pola pikirnya masih pada ribet memikirkan kepentingan masing2...
Ya alhasil..ada yang patuh tapi ada juga yang tetap nekat...
ya mudik memang sudah jadi tradisi dan momennya berkumpul dengan keluarga ya Mas, jadi memang tidak mudah ya menahan ART untuk tidak mudik. Tapi mantap itu jurus terakhirnya Mas, ARTnya jadi duta prokes di Kampung Halaman :) semoga semuanya selalu sehat dan pandemi segera berakhir ya aamiin
BalasHapusYa itulah jurus terakhir kak endah... mengingatkan terus dan memberi semangat utk jadi duta prokes.. entah nanti gmana pelaksanaannya di kp
Hapushalaman.. setidaknya usaha utk mengingatkan sudah dilakukan...
Semuanya kembali ke pribadi masing2
waktu minggu lalu berita duka terjadi karena keluarga saya ada yg meninggal, otomatis sesuai peraturan pemerintah boleh pulang kampung jika ada keluarga yang meninggal. Alhasil 2 orang keluarga saya langsung pulang kampung, namun tetap mematuhi protokol kesehatan
BalasHapusKata kuncinya itu dia kak..protokol kesehatan...kalau semuanya bisa disiplin tidak akan menjadi masalah
HapusKalau di keluarga saya ada 3 kubu nih, hihihi. Kakak laki laki yang sangat patuh banget. Kakak perempuan yang tidak terlalu patuh cenderung bandel dengan prokes sehingga akhirnya mudik walau di hari ke 10 serta saya yang berada di antara mereka. Memang sudah ya, keinginan kadang mengalahkan rasa patuh. Namun saya pribadi tetap patuh tidak mudik walau saya pun harus bekerja demi dapur mengebul, hehee
BalasHapusTerbukti ya kak..ketakutan kita masing2 beda... ada yg takut banget sehingga ikut anjuran dan protokol kesehatan..ada juga yang cuek bebek
Hapus