Belajar Sambil Main Online |
Syukurnya dengan
menjadi bagian dari komunitas blogger, setidaknya semangat untuk mencoba
sesuatu yang baru, belajar hal-hal baru dan tetap menjaga rasa ingin tahu
menjadi sebuah keharusan.
Webinar Dengan Aplikasi Webex.
Seperti kali ini,
webinar dari DBS, setau saya atau kebiasaan selama ini adalah webinar
menggunakan aplikasi Zoom Meeting ataupun Google Meeting. Ini juga masih
belajar untuk memaksimalkan semua fiturnya. Belum selesai disana, dari webinar
DBS tentang nyaman bekerja dari rumah selama pademi saya jadi tahu ada aplikasi
Webex untuk webinar.
cisco webex meetings |
Link yang dikirimkan melalui pesan whatsapp beberapa kali saya buka tidak berhasil sementara admin memberi info untuk menjalankan aplikasi ini tidak memerlukan download melalui playstore.
Sementara saya
sudah terlanjur download karena menemui kendala link yang diberikan tidak dapat
dibuka. Pun setelah di download rupanya link masih belum dapat terbuka. Rupanya
usut-punya usut, browser Firefox saya tidak support. Putar otak sedikit dengan
beralih menggunakan browser Google Chrome, dan berhasil langsung conect
dengan aplikasi webex yang sudah didownload. Makanya benar yang dikatakan
admin, dapat juga tidak download, buka melalui
browser dan webinar dari website. Namun pengalaman Zoom Meeting harus
mendownload terebih dahulu membuat saya terbiasa untuk mendownload aplikasi
dahulu.
Tapi secara
keseluruhan webex tidak jauh berbeda dengan aplikasi zoom dengan gmeet, hanya
tampilan yang berbeda dan mungkin salah satu kelebihan webex adalah tidak harus
mendownload aplikasinya terlebih dahulu.
webex webinar burn out |
Nyaman Bekerja Dari Rumah.
Utak-atik sebentar alhasil membuat waktu terbuang
sekitar 30 menit-an maklum lah masih gagap teknologi ya. Berhasil masuk ke
aplikasi dan webinar webex namun ketinggalan beberapa informasi diawal.
Namun kurang lebih catatan yang berhasil saya tangkap seperti di bawah ini.
Stress berbeda dengan burnout, stress menimbulkan
kecemasan namun burnout lebih dari itu dapat menimbulkan depresi.
Ini ujug-ujug bicara mengenai stress dan burnout
berawal dari percakapan yang terlewat, pada intinya bekerja dari rumah (WFH)
berbeda dengan bekerja dari kantor (WFO). Yang biasanya bekerja dari kantor dan
beralih ke rumah butuh penyesuaian. Ada beberapa tantangan dan hambatan yang
harus dihadapi, mulai dari jaringan internet, bahan kerja yang tidak lengkap
hingga keluarga juga tidak ketinggalan, anak yang mengajak bermain, suara-suara
yang tidak jelas dan masih banyak lainnya.
Hal itu semua diolah dalam otak kita. Bahkan otak
menganggap tantangan dan hambatan tadi sebagai salah satu ancaman, dan ini yang
membuat dan menguras energi menjadi cepat habis.
Yang perlu dilakukan adalah “Take a deep breath” ketika otak dan diri kita merasa terancam adalah mengatur pernapasan kita menjadi lebih lambat dan rileks, pernapasan normal melakukan inhale (tarik napas) dan exhale (keluarkan) 1 banding satu. Ketika terancam buat menjadi lebih
lambat dengan perbandingan inhale 2 hitungan keluarkan 4 hitungan lalu
lanjutkan kerja.
burn out ilustration by pexels |
Yang Dilakukan Agar tidak burnout
ketika WFH.
Tidak semua pekerjaan harus dilakukan dan selesai dalam
waktu bersamaan, memilah-milah pekerjaan adalah salah satu caranya.
- 1.
Jika pekerjaan itu
penting dan urgent maka kerjakan sekarang.
- 2. Jika tidak penting dan tidak urgent maka bisa di delegasikan ke orang lain.
- 3.
Jika tidak penting dan
tidak urgent bisa dikerjakan nanti.
Salah satu ciri dari burnout adalah sinis, negative dalam memandang sebuah kerjaan.
Lalu apakah kalau sudah burnout harus resign?
TIDAK
Cari sumber burnoutnya dan selesaikan, dalam hal ini ga
perlu sungkan untuk meminta bantuan ahli seperti dokter ataupun psikiater.
Dalam menemukan solusi yang tepat mengatasi burn out,
kita harus dapat membedakan feeling beter dengan healing better.
Mungkin dengan
jalan-jalan atau belanja akan membuat feeling better tapi tidak healing beter.
Healing better itu jangka panjang. Memilih untuk bertumbuh. Sementara feeling better sebaliknya. Kita harus memilih healing better.
Burn Out Dilihat Dari Sisi Perusahaan, maka dicari burnout karena apa,
beban kerjanya atau karena lingkungan WFH tidak memadai. Cari tahu sebelah mana
yang perlu ditangani. Cari tau stressor.
Kalau beban kerja
cari way out. Kalau lebih ke personal bisa disarankan ke orang yang ahli
seperti psikiatri.
Jadi pastikan untuk menghindari burn out atau mencari
solusi dengan healing better bukan feelling better.
Salam sehat
stay safe and stay healthy ya kak :') we're all in this together!
BalasHapusYup kak..sehat sehat kita semua ya
HapusMenurut Anda apakah WFH yang berlarut-larut dapat menurunkan produktifitas seseorang. Saya melihat beberapa teman saya mulai slowdown dalam bekerja.
BalasHapusYup bebebrapa demikian, namun saat ini pilihan kita tidak banyak, peningkatan produktifitas kita bicarakan lagi setelah pandemi menurun dan selesai
Hapus