Zoom Meeting |
Tetap sehat dan tetap semangat kan. Masih dalam
suasana pandemi belum bisa bebas bergerak kemana-mana. Ya sudah berinteraksi melalui
media sosial adalah sebuah kebiasaan baru yang mau tidak mau harus ditekuni.
Ada ungkapan bahwa jadikan setiap orang adalah guru dan setiap tempat adalah ruang kelasnya. Dunia maya adalah kelas yang luar biasa luas.
Dimana semua ilmu didapat dan dipelajari
dengan mudah dan dunia maya merupakan tempat dimana semua informasi ada, dari
yang berguna hingga sampah informasi pun tersedia, tinggal kita bebas
memilih. Semoga kita tidak memilih sampah informasi yang terkesan dan
dikemas menarik membuat untuk berinteraksi didalamnya.
Serupa dengan sebelum-sebelumnya, demi membiasakan dengan
pertemuan-pertemuan on line, beberapa kelas saya ambil. Ada yang
berbayar namun beberapa lainnya gratis.
Bahkan kantor pusat pernah mengadakan kerjasama dengan
Tempo Institute perihal pelatihan meningakatkan skill menulis, namun namanya kroco
mumet, jarang mendapatkan kesempatan tersebut. Eh ini kok malah curhat… heheheh..
Namun itu tadi, ilmu baik akan bertemu dengan orang
baik entah bagaimana caranya. Dan disinilah saya belajar kembali mengenai Human
Interest Writing Skills yang digagas Tempo Institute dengan DBS.
Siapkan jaringan yang baik, catatan kecil dan cemilan
biar semangat. Tidak lupa menyelesaikan tugas dan mulai “mengosongkan gelas
kembali”.
Human Skill Writing Interest |
Human Interest Writing Skills
Fyi aja Peserta Pelatihan menulis yang hadir sekitar
226 orang dan bertambah terus sepanjang acara berlangsung. Infonya juga
pelatihan-pelatihan menarik lainnya akan diadakan oleh DBS pantengin aja media
sosial mereka. Tema pelajaran menulis malam ini adalah Human Interest Writing Skill
Dimoderatori oleh Chika Marbun, perwakilan DBS,
langsung saja mengenalkan Narasumber kita Om Qaris Tajudin, yang merupakan Director
Of Tempo Institute,
Om Qaris ini mantan Reporter Perang meskipun bukan
tentara ya, ia beberapa kali dikirim untuk meliput perang di Timur Tengah. Setidaknya
ada tiga buah buku yang berhasil Om Qaris buat dan terbitkan dua diantaranya
adalah Mahasati dan Mahameru.
Dalam pembukaannya Om Qaris mengajak untuk membuka
portal Pejuang iklim dot id, web yang berisi cerita orang yang berjuang untuk
kebaikan iklim dunia.
Tentang Menulis Manusia
Banyak sekali manusia
kita temui, ada yang menyenangkan atau mengesalkan bahkan mengagumkan. Ini
bikin kita bingung kita mau menulis seperti apa?
Berikut Perhatikan Baik-Baik Alasan Mengapa Kita Menulis Human Interest.
(Why)
- 1.
Kenapa kita harus menulis Manusia, karena pada
dasarnya orang senang mengintip orang lain. Lihat maraknya
dunia gosip, baik di televisi atau medsos membahas manusia itu menarik.
- 2.
Cerita
manusia bisa membawa sebuah pesan kuat. Resep kuno dan hampir semua kitab suci
menggunakannya, eg, kisah Mahabrata dan Ramayana. Atau buka Alkitab dab Alquran
banyak kisah manusia menarik dan masuk untuk membawa pesan lebih kuat. Ada nabi
Nuh, Musa, Daud
- 3. Masalah yang rumit menjadi sederhana dengan menulis tentang manusia.
1. Cari Satu, Satu Orang Satu Cerita.100 orang mati adalah statistik namun 1 orang meninggal itu adaah tragedi. Cari 1, dan jangan ceritakan semuanya. Eg, saya hendak ceritakan tentang guru tapi jangan semua guru, ambil satu guru saja untuk satu cerita. Bahkan menulis buku Biografi seseorang pun tidak semua dapat diceritakan, tidak ada waktu yang panjang bagi pembaca untuk membacanya, ambil satu bagian cerita yang menarik.
2.
Pilih
yang memiliki konflik atau pilih konflliknya. Jangan menceritakan semua hal.
Menulis Profil tidak hanya tentang manusia, bisa juga
tentang baju dan makanan atau hal lainnya.
Tahu tidak logo Phi, 3,14 atau 22/7 ada loh sebuah buku yang berjudul
Gunung Phi yang mencoba mengejawantahkan Phi dalam bentuk cerita yang menarik.
Menulis wisata bukan tentang destinasinya saja, coba
baca bukunya Om Agustinus Wibowo (salah satu bukunnya Titik Nol, yang saya tahu).
Bahkan ketika ia sedang sakit, yang mengharuskan ia beristirahat di tempat tidur
saja, Om Agustisnus mampu menulis pengalaman ia dua minggu di dalam hotel saja
beristirahat. Keren ya, menulis seputar ia beristirahat di hotel tersebut.
(How)
- 1. Konflik,
dan ini selalu menarik apalagi memiliki benturan di luar dirinya atau dengan
dirinya sendiri. Tidak selalu harus berantem, atau hal lainnya ada ekspektasi
kita dengan tokoh didalamnya yang tidak
sama.
- 2.
Benturan
Internal, serupa dengan konflik.
- 3. Menunda,
jika punya ruang, eg buat film atau novel panjang atau cerpen, jangan semua
diletakkan didepan (jangan sampai kesimpulan didepan) tunda dahulu hal yang
mengejutkan letakkan dibelakang. Didepan letakkan sedikit teaser saja.
- 4. Deskripsi,
bagaimana kita penulis menjadi mata, telinga dan hidung bagi para pembaca
kita. Kebanyakan penulis menggunakan kata sifat, seperti pantai itu
indah, atau cowok itu ganteng, ini bukan deskripsi. Sementara deskripsi yang
benar tidak menggunakan kata sifat, rumah itu berwarna merah, ada beberapa
tanaman juga bunga mawar. Adjektive (kata sifat) tidak boleh digunakan karena
menyesatkan pembaca. Contoh orang itu tinggi, bagi orang dengan tinggi 120
Meter melihat orang dengan tinggi 170 M akan terlihat tinggi tapi berbeda
dengan orang yang tingginya 160.
- 5.
Kutipan,
dengan adanya kutipan membuat tulisan hidup atau terasa hidup.
Human Skill Writing Interest |
Yang menarik dalam pelatihan on line ini adalah peserta
diberikan kesempatan untuk membaca tugas yang sudah diberikan, salah satu
peserta yang berbakat Kak Tuti Lia Halim dari cerita yang ia tuliskan menarik
membuat peserta lainnya terkagum.
Om Qaris hanya memberikan pesan tambahan agar
menyisipkan pesan Show don’t Tell, Tunjukkan jangan hanya menceritakan
tapi tidak semuanya. Buat penasaran pembaca juga diperlukan. Jangan lupa juga
untuk memasukan kutipan agar tulisan lebih hidup.
Atau adalagi Kak Maria dengan tulisan Sebastian-nya
(sebatas teman tanpa kepastian), pesan Om Qaris ada beberapa yang harus
dikurangi, sebab generasi saat ini lebih senang membaca singkat dan cepat.
Menurut Om Qaris, Kutipan adalah salah satu unsur kuat
yang perlu diperhatikan dalam sebuah tulisan agar membuat tulisan itu hidup.
Q. Panjang pendeknya tulisan apakah itu mencerminkan
penulis?
A. Seorang penulis dituntut harus bisa menulis panjang
atau pendek, memang menulis panjang lebih mudah daripada menulis pendek.
Menulis pendek lebih memiliki tantanfan karena harus menata ekonomi kata.
Ernest Hemingway, ketika kamu menulis, maka menulislah seperti orang mabuk namun ketika mengedit maka jadilah orang sadar.
Bangun kekuatan data (penggalian bahan) dalam menulis
terutama human interest, karena tulisan yang bagus bisa dibuat atau dipoles
namun ketika data kurang atau tidak valid (ini parah) maka bisa dipastikan
tulisan tidak bisa diapa-apakan.
Closing Statement.
Terakhir Om Qaris berpesan agar melupakan dahulu semua
teori yang sudah disampaikan ketika hendak menulis, karena nanti tidak akan
memulai dan selesai. Mulai dari menulis dahulu, sebebas-bebasnya dan
sepuas-puasnya, namun ketika masuk tahapan mengedit baru gunakan dan panggil
kembali teori-teori yang sudah didapat.
Selamat (Kembali) Menulis.