Masih dalam keadaan Pandemi Covid 19, kebaktian masih dari rumah dengan fasilitas daring. Berbeda dalam keadaan normal, kalau mau hadir di beberapa kebaktian kita setidaknya butuh waktu menyesuaikan dengan jam ibadah masing-masing gereja. Namun dalam keadaan pandemi kita dapat mengikuti ibadah secara on line beruntun, setelah yang satu lalu mengikuti lainnya.
Setidaknya ada hal-hal baru yang harus kita nikmati dalam masa pandemi. Kita sudah seharusnya mensyukuri hal tersebut.
Kali ini saya mengikuti kebaktian dari JPCC, Jakarta Praise Community Church (JPCC) dan dilayan oleh PS. Jefrey Rahmat. Banyak hal yang didapat dan saya sendiri harus terus belajar dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Dalam awal khotbahnya, Ps. Jefrey menerangkan hal yang masih terkait dengan pandemi. Ia mengambil contoh sosok Daud.
Daud dalam Mazmur 23 menggunakan kata IA dalam 3 ayat pertama namun berubah menjadi ENGKAU diayat ke 4. Apa artinya? Daud merubah kata Ia menjadi Engkau, merubah kesan Allah yang jauh menjadi Allah yang dekat, hal ini terjadi tepat tatkala Daud merasakan semakin berjalan dalam lembah yang gelap (the valley of the shadow of death).
Ketika daud melewati masa-masa itu (the valley of the shadow of death). Daud tidak takut, gadaMu dan tongkatMu itilah yang menghiburnya.
Dalam masa pandemi seperti sekarang banyak dari kita mungkin merasa sedang berasa dalam the valley of the shadow of death, berhadapan dengan ketakutan-ketakutan ditengah pandemi.
Tidak hanya takut akan kesehatan dan terpapar pandemi namun ketakutan secara ekonomi, takut kehilangan pekerjaan, takut tidak dapat menghidupi keluarga, takut dengan kebangkrutan dalam usaha.
Namun satu yang perlu diingat, Tuhan Yesus menyertai.
Dalam masa inilah kita akan melihat penyertaan Tuhan secara luar biasa.
Tuhan Yesus sendiri menyatakan bahwa Ia adalah gembala yang baik. Ia berjanji akan menyertai selama melewati masa kegelapan, kita akan mendapatkan pengalaman luar biasa.
Nanti pengalaman inilah yang akan membuat hubungan kita dengan Tuhan Yesus menjadi lebih dekat dan semakin dekat. Tetap semangat dalam menghadapi dan melewati masa pandemi, pesan pembuka Ps. Jefrey.
Tentang Keinginan Daging.
Ps Jefrey mengutip dari Galatia Pasal 5 : 19-21. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Keinginan daging tidak hilang bahkan ketika kita sudah menjadi ciptaan baru. Bahkan selama masih hidup maka akan selalu berhadapan dengan keinginan daging.
Namun hal baiknya adalah kita tidak perlu tunduk kepada keinginan daging, karena sebagai ciptaan baru kita diberikan kuasa oleh Tuhan.
Melalui Roh Kudus yang diberikan tidak perlu lagi untuk tunduk kepada keinginan daging, namun dituntut harus juga berbuah, menghasilkan buah-buah roh yang baik.
Apa buah roh itu? Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Galatia 5:22-23 TB
Keinginan Roh selalu berlawanan dengan keinginan daging (badani). Namun keduanya ada dalam diri masing-masing. Jadi kita tidak bisa hidup sesuka hati.
Keinginan daging dan roh yang ada didalam diri akan menimbulkan tekanan. Maka hal ini harus pahami dan akan terus menerus kita alami dalam hidup, maka kita harus perlu tahu apa gejalanya dan bagaimana cara mengatasinya.
Masalah Vs Tekanan.
Disadari atau tidak dalam hidup akan mengalami ketegangan atau tekanan (tension). Tekanan berbeda dengan problem (masalah).
Kalau kita tidak dapat membedakan mana tekanan atau masalah baik dalam kehidupan pernikahan, bisnis, keluarga, pertemanan maka bukan tidak mungkin akan berhadapan dengan stress dan frustasi.
Problem itu dapat diselesaikan maka jika sudah selesai problem itu akan hilang dan tidak kembali lagi.
Sedangkan tekanan tidak dapat dihilangkan. Tekanan selalu ada. Itu sebabnya tekanan harus dikendalikan.
Analoginya seperti tekanan darah, tensi dalam tubuh kita. Tekanan darah tidak dapat dihilangkan, akan tetapi harus selalu diatur sesuai dengan batas yang dinyatakan sehat.
Ketegangan bukanlah hal yang buruk bahkan tension atau tekanan adalah baik dan sebuah hal yang dapat dinikmati. Bahkan didalam bermusik, gitar, biola senarnya harus berada dalam tekanan/keteganganan tertentu agar dapat menghasilkan suara yang baik.
Demikian tension dalam hubungan suami istri adalah hal biasa, namun harus dikelola dengan baik. Kepandaian kita mengatur ketegangan dalam pernikahan menentukan kesehatan pernikahan. Berlaku sama baik dalam hal bekerja, pelayanan, bisnis hingga pertemanan. Ketegangan atau tekanan perlu dikelola agar tetap dalam kondisi sehat.
Kemampuan kita untuk mengatur tegangan atau tekanan akan mendewasakan.
Permasalahannya adalah kita harus bisa membedakan mana yang masalah mana yang tekanan. Sementara itu kita juga harus pandai dalam mengelola tekanan yang ada agar tetap sehat dan kuat.
Roh Penurut Tapi Daging Lemah.
Kemauan kita besar, juga memiliki semangat yang tinggi namun ketika dihadapkan pada kenyataan hasilnya berbeda. Roh penurut tapi daging lemah. Jelas menciptakan tekanan tersendiri bagi orang percaya dan kita belajar untuk mengelolanya dengan baik.
Seringnya kita masuk dalam penyesalan, melakukan yang tidak mau kita lakukan.
Kita tahu yang benar, namun yang salah itu sering diperbuat.
Maka itu kita tidak dapat hidup sesuka hati. Namun sebagai orang percaya harus mengikuti pimpinan roh kudus yang akan membawa kita hidup dalam damai dah sejahtera.
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Roma 8:5-6 TB
^^^
Dalam sebuah doa Tuhan Yesus berujar - Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. - Yohanes 17:14-15 TB
Dalam doanya Tuhan Yesus tidak meminta kita diambil dari dunia, dunia dalam hal ini diambil dari kata cosmos yang berarti tatanan sosial. Dunia pendidikan, dunia politik, entertainment, ekonomi dan lain sebagainya.
Artinya juga Tuhan mau kita tetap berada dalam tatanan sosial didunia ini, untuk menjadi terang dan garam disana. Menjadi kesaksian akan kasih dan kemurahan Tuhan buat dunia ini.
Namun Yesus juga mengetahui ada kekuasaan lain yang bekerja dalam dunia ini itu sebabnya Ia berdoa kita dilindungi dari yang jahat.
Jahat berasal dari kata Poneros, kuasa jahat yang bekerja untuk melemahkan dan menggagagalkan yang Tuhan mau kita kerjakan.
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Efesus 5:15-17 TB
Lalu bagaimana mengerti kehendak Tuhan? Dimulai dari renewing our mind, memperbaharui cara kita berfikir, belajar kebenaran firman Tuhan dan mengikuti pimpinan Roh Kudus.
Sementara kuasa jahat menginginkan kita terus untuk mengikuti keinginan daging.
Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh kedalam pencobaan
Kata berjaga-jaga memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh dan aktif melindungi diri sendiri.
Seperti keadaan sekarang ditengah pandemi yang belum selesai. Maka itu kita harus aktif dengan sungguh-sungguh meenjaga dengan melaksanakan protokol kesehatan.
Dan berdoalah, berdoa menandakan kita tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri, berdoa menandakan bahwa kita butuh Tuhan dalam kehidupan kita. Berdoa juga merupakan cara kita berkomunikasi dengan Tuhan.
Berdoa itu ibaratnya meningkatkan sistem imun tubuh kita sehingga kita kuat dalam menghadapi kuasa jahat.
Jadi dalam melaksanakan misi Tuhan dalam dunia ini adalah melindungi diri kita bukan memisahkan diri.
Sebagai penutup, Ps. Jefrey Rahmat mengambil pesan dari Matius 10:16 “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.”
Inilah gambaran yang jelas agar kita tidak hidup lengah namun berjaga-jaga dan berdoa.
Bayangkan bagaimana kehidupan domba ditengah srigala pasti akan menimbulkan ketegangan luar biasa.
Cara mengatasinya adalah dengan berlaku cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Cerdik berbicara mengenai pola pikir, tulus bicara keadaan hati.
Ada orang yang cerdik namun tidak tulus hatinya, mereka suka menipu dan merugikan orang lain.
Ada juga orang tulus namun tidak cerdik, mereka mudah ditipu dan terlihat bodoh.
Belajarlah mengendalikan tekanan, Roh memang penurut tapi daging lemah, maka itu jangan hidup sesuka hati tetapi hiduplah menurut tuntunan Roh Kudus yang berjaga-jaga dan berdoa. Jadilah cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Supaya kita dapat melaksanakan misi Tuhan menjadi Generasi Bintang untuk kemuliaan Tuhan Yesus.
Terimakasih untuk pesan yang disampaikan Ps. Jeff, kiranya Tuhan Yesus memberkati Kita Semua
---- Amin-----
Yang Sakit di sembuhkan, Yang sehat semakin dikuatkan semoga kita dapat melewati pandemi ini dengan baik.