Tritugas Gereja

Hari minggu sudah tiba, waktunya beribadah kepada Tuhan dan mengisi relung-relung jiwa dengan mendengarkan siraman rohani yang menguatkan hati.

Tetap semangat melakukan semua masih secara daring dan tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat. Semoga kita semua yang sedang sakit disembuhkan sementara yang sehat tetap prima dengan kesehatannya sampai kita semua melewati pandemi ini dalam keadaan baik. Tidak lupa turut berdukacita sedalam-dalamnya untuk keluarga-keluarga yang telah kehilangan kerabat terkasih kiranya Tuhan yang memberikan kekuatan dan kesabaran.

Minggu kali ini mengambil kebaktian dari secara on line dari kebaktian gereja lokal GBKP dimana saya terdaftar sebagai salah satu anggotanya. Dilayani oleh Pdt. Thalia Srihati Tarigan. Pendeta yang terbilang muda namun memiliki semangat yang berapi-api, berikut catatan pesan yang ia sampaikan dan coba saya tangkap dan tuangkan dalam catatan kecil, sebagai pengingat kelak.

Tritugas Gereja.

Mengambil bacaan dari kitab Nehemia, akan membahas tentang Tritugas gereja dan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.

Tritugas Gereja terdiri dari Koinonia, Marturia dan Diakonia. Penasaran juga tentang ini saya mencari referensi lebih dalam.

Koinonia, dari situs Pdt. Midian. KH. Sirait juga makin jelas bahwa arti Koinonian adalah persekutuan. Didalam gereja kita semua menjadi satu dan disatukan melalui Kristus Tuhan, persekutuan dialaskan atas dasar Firman Allah, Baptisan dan Perjamuan Rohul Kudus.

Sementara mutu persekutuan harus selalu dipelihara dan ditingkatkan sejalan dengan kebutuhan dan tantangan zaman yang hadir. Iman bukan sekali dan untuk seterusnya tetapi merupakan proses dalam kehidupan warga gereja sesuai kebutuhan usia masing-masing, baik itu anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Kegiatan diskusi, Penelahaan Alkitab (PA) retreat dan lainnya harus dikembangkan sekreatif mungkin demi membantu warga gereja memahami Alkitab dan demi pertumbuhan iman yang sehat.

Marturia, tugas gereja berikutnya adalah Marturia, bersaksi. Tugas bersaksi atau memberitakan harus dilakukan gereja baik sebagai indivudi ataupun persekutuan. Kita dituntut untuk memiliki komitmen yang kuat untuk memberitakan keselamatan Yesus Kristus. Memberitakan keselamatan melalui kegiatan dan keseharian kita masing-masing.

Diakonia, memiliki arti melayani. Pelayanan melalui perbuatan lebih nyaring dari sebuah perkataan. Dengan perbuatan juga maka Injil dapat diberitakan dan terdengar hingga ke orang-orang yang tuli sekalipun. Perkataan, Kehidpan dan Tindakan Diakonia yang kita lakukan dan berikan kepada orang lain, adalah juga Marturia (bersaksi). Namun saat ini pelayanan Diakonia seringnya dipahami sebatas konsep Caritas seperti membantu para janda, yatim piatu, fakir miskin demi kesejahteraan. Seharusnya gereja dalam konsep Diakonia harus mencakup upaya pemahaman mencari penyebab keprihatinan sosial sekaligus mengembangkan pemberdayaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak.

ZOOM-GBKP-TUGU

Sekarang, dalam masa pandemi yang belum selesai, semua kegiatan sedapat mungkin dilaksanakan secara virtual.

Pendeta Pdt. Thalia Srihati Tarigan, menemukan dan kagum terhadap seorang jemaat (seorang ibu dan lansia) yang meskipun sudah lanjut usia, namun tetap memiliki semangat tinggi untuk berbagi dan melayani sesama. Mulai dari yang sederhana, berbagi informasi rutin dilaksanakan.

Ini adalah bentuk sederhana dari menyadari tugas dan tanggung jawabnya melaksanakan Tritugas gereja meskipun sedang berada di tengah pandemi.

Sementara kita, saat ini, sekarang, apakah kita menyadari sebagai seorang kristiani yang baik. Apakah kita telah brtindak melaksanakan Tritugas gereja. Apa.yang dapat dan telah kita lakukan untuk mewujudkan tugas gereja tersebut.

Dalam kitab Nehemia terdapat dua bagian pembahasan, bagian pertama membahas pembangunan tembok Yerusalem dan bagian berikutnya adalah Pembangunan Umat.

Nehemia 8 : 1-12. Secara khusus berbicara pembangunan. Ezra adalah seorang imam yang memiliki kemampuan untuk mengajar, dan juga dapat menafsirkan firman Tuhan dengan baik.

Dijelaskan bahwa pada saat itu, pada bulan ke tujuh semua orang Israel yang tinggal di Yerusalem. Bangsa Israel bersekutu selama tujuh hari.

Apa makna persekutuan tersebut. Rupanya melalui persekutuan tersebut menemukan makna dalam pertemuan dengan Tuhan.

Semua orang yang berkumpul angkat tangan dan menjawab Amin...amin...

Perlu dan penting sifat saling mengasihi. Lalu bagaimana kita bisa mengasihi kepada sesama? Sekarang ruang virtual menjadi wajah untuk saling menguatkan.

Saat ini banyak ketakutan hadir dalam kehidupan, takut kena covid takut, takut diberhentikan dari pekerjaan dan ketakutan-ketakutan lainnya. Melalui media daring kita dapat saling mengasihi dan menguatkan juga memberi perhatian,

Alangkah indahnya jika orang lain turut merasakan kasih dari kita.

Kembali diingatkan bahwa Firman Tuhan tidak hanya kita dengar namun diaplikasikan ke dalam kegiatan sehari-hari.

Kita harus melakukan Tritugas gereja dalam kehidupan kita.

Tema Gereja GBKP adalah Pulung, Erberita dan Erkeleng kelengen. Arti harafiahnya kira-kira, Berkumpul, Memberitakan dan Saling Mengasihi satu dengan yang lainnya.

Karena perkataan Tuhan yang sudah kita terima harus kita teruskan kepada sesama kita.

Terlebih disaat pandemi, apakah kita masih mampu melaksanakan Tritugas gereja.

Sebelum menutup khotbah minggu, Pdt. Thalia Srihati Tarigan membagikan sebuah video inspiratif.

Dalam video yang ditampilkan kita ditantang untuk terus berdampak dalam kehidupan apapun yang sedang terjadi.