Tetap
Teguh dimasa sulit karena Tuhan beserta kita, pesan awal yang disampaikan
sebelum kebaktian dimulai.
Karena
minggu ini adalah minggu sengsara Yesus sebelum Ia disalibkan, GKI serpong
sebelum kebaktian membagikan daun palem sebagai simbol untuk perayaan sengsara
Yesus itu sendiri. Mulai dari Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Sunyi...
Dilayani
oleh Pendeta Yonatan Wijayanto. Hari ini membaca Kitab Markus 14: 1-11 dibawah
3 judul, rencana untuk membunuh Yesus,
Yesus diurapi dan Yesus di khianati.
Minggu
ini adalah minggu prapaskah terakhir, dengan tema yang dihadirkan adalah Tetap Teguh dimasa
sulit karena Tuhan beserta,
Pendeta
Yonatan Wijayanto mengajak kita unutk
membayangkan jika suatu saat kita pulang kampung dengan kendaraan dan sudah
hapal dengan jalan tersebut dan dengan yakin telah mempersiapkannya dengan
baik. Namun siapa sangka jalannya sudah berubah, jalannya rusak penuh gelombang
dan faktanya tidak ada jalan menuju
kampung kita selain jalan itu. Lalu apakah kita akan melanjutkan perjalanan
kita atau tidak?
Namanya
juga jalan satu-satunya ke kampung, segala resiko akan diambil meskipun harus
memghadapi jalan rusak dengan resiko pecah ban hingga mobil rusak. Semua akan
dilakukan demi sampai dikampung halaman.
Pilihan
tersebut juga yang diambil ketika Yesus kembali ke Yerusalem, karena Ia tahu
kematiannya sudah dekat. Di Yerusalem banyak pembencinya, banyak kaum yahudi
yang tidak suka akan keberadaannya.
Namun
Yerusalem tetap memiliiki makna tersendiri bagi Tuhan Yesus. Sama seperti
jalanan menuju kampung tadi, sekalipun rusak dan berisiko maka segala resiko
akan diambil.
Tuhan
Yesus tidak memilih mundur tapi tetap berjalan dengan segala resiko kematian
yang harus dihadapiNya. Maka ketika ada
wanita yang mengurapiNya dengan minyak mahal dan Ia memaknai sebagai persiapan
kematianNya.
Pada
bagian ini sumpah sedih banget. Ia yang sudah tahu takdir kematianNa dan tetap
maju berjalan menghadapi takdir kematian tersebut.
Demi
keselamatan umatNya yang Ia kasihi, demi rencana besar Bapa disurga, Yesus
tidak goyah dan ragu untuk tetap berjalan sesuai rencana. Dalam kehidupan kita,
seseorang yang beriman seharusnya memiliki semangat yang sama. Tetap percaya
dan tetap berjalan sesuai dengan rencana besar Tuhan.
Faktanya
situasi hidup yang menantang tidak seperti jalan tol yang bebas hambatan.
Kehidupan yang menantang akan memaksa kita untuk berfikir kembali apakah tetap
lanjut atau malah berfikir untuk berputar arah. Jangan sampai juga tantangan
hidup membuat hidup goyah dan semakin jauh dengan Tuhan.
Jadilah
pribadi yang tetap setia berjalan dengan Yesus. Sekalipun menghantar pada
perjalanan hidup yang tidak mudah.
Kita
sudah berkomitmen untuk melangkah berjalan bersama dengan Tuhan, pada saat kita
menerima sidi. Jika kita memilih terus untuk melangkah bersama Tuhan, dan
memiliki keteguhan iman untuk terus bersama Tuhan, percayalah bahwa Ia akan
memampukan kita untuk melewati semua tantangan yang ada.
Jika
kita memilih putar balik ketika menghadapi tantangan, ini akan membuat semakin
jauh dari Tuhan yang merupakan tujuan awal kita. Maka tetaplah berjalan dan
hadapi bersama rintangan yang hadir bersama Tuhan.
Selamat
hari Minggu Tuhan Memberkati Kita ....