GKI
Serpong hari ini nuansa pakaian usher-nya Ulos Batak Dan Pakaian Kalimantan.
Kebaktian pagi ini terbilang lebih ramai dari biasanya. Oke, lalu pesan apa
yang dapat saya bawa pada kebaktian hari ini.
Sebenarnya
bacaan ayat Alkitab yang disampaikan bukan sebuah ayat yang baru pertama kali
saya dengar, beberapa ayat ini terbilang familiar di telinga dan sudah saya
baca beberapa kali, namun pada praktiknya tidak semudah yang dibayangkan. Hmmm,
ini juga yang menjadi salah satu tujuan berkebaktian di gereja, tidak hanya
memuji Tuhan tetapi kembali untuk terus menerus diingatkan.
Yup,
inilah ayat bacaan alkitab itu, saya menyebut ayat ini adala ayat “practiable”
ayat yang sejatinya harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Diambil dari kitab Efesus 4:25-31, [25] Karena itu buanglah dusta dan berkatalah
benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. [26] Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu
berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu [28] Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri
lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan
tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang
berkekurangan. [29] Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi
pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang
mendengarnya, beroleh kasih karunia. [31] Segala kepahitan, kegeraman,
kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian
pula segala kejahatan.
Sudah
seharusnya ayat tersebut menjadi pegangan hidup, tetapi percayalah pada
prakteknya tidak semudah itu “ferguso”, namun tetap berusahalah.
Yesus
itulah Sang Roti Hidup
Sebelum
memulai Khotbahnya Pendeta Yosias menjelaskan bahwa hari ini kita disuguhkan Nuansa
Batak dan Pakaian Adat Kalimantan, menjadi
menarik ketika beliau menyampaikan sebuah filosofi batak yang familiar yaitu Hamoraon
(Kekayaan), Hagabeon (Keturunan), Hasangapon (Kehormatan). Secara beliau sendiri
bukan orang batak ya.
Kita
mulai dari yang terakhir lalu ke yang pertama ya, Hasangapon, artinya kehormatan,
orang batak itu harus berusaha untuk mendapatkan dann memiliki status sosial
yang terhormat ga malu-maluin. Belajar ke tempat yang jauh, belajar dari siapa
saja dan berusaha sebaik-baiknya
sehingga mendapatkan kehormatan itu;
Berikutnya
adalah Hagabeon artinya keturunan, miliki keturunan dan dapatkan kebahagiaan
dengan anak-anak yang dimiliki. Miliki keturunan dan berikan pendidikan yang berkualitas.
Namun harus dipahami juga pada saat ini memiliki anak banyak bukan berarti juga
banyak rejeki, tidak perlu banyak namun berikan kualitas hidup yang baik.
Terakhir
adalah Hamoraon, ini adalah kekayaan,
kekuatan ekonomi. Pantang untuk tidak berhasil dan menjadi miskin dalam
hidup. Filosofi batak yang menjunjung tinggi kerja keras demi mendapatkan
ekonomi yang layak
Orang
batak kristen pasti mengenal Nomensen, pekabar injil dari Jerman yang masuk ke
Tanah Batak. Ketika orang batak menjadi Kristen maka ia akan dikenalkan dengan
sosok Kristus sebagai juruselamat.
Fyi,
Kristus sendiri mengenalkan diriNya sebagai Roti Kehidupan. Analogi Yesus
sebagai roti dikarenakan roti itu sangat esensial dan sangat dekat di telinga
orang Yahudi pada saat itu. Memang sih roti yang sehari-hari kita makan maka
roti tersebut akan masuk ke dalam tubuh kita dan membuat kita sehat dan kuat.
Namun
ada bedanya antara Roti Hidup yang sedang Yesus umpamakan dengan roti yang sehari-hari
kita konsumsi, Roti yang kita makan akan membuat kenyang lalu kembali menjadi
lapar dan membuat ingin makan kembali dan kembali menjadi lapar -begitu
seterusnya-. Sementara Roti Kehidupan yang Yesus sampaikan Ia tawarkan bahwa
tidak akan lapar lagi. Roti dalam diri Yesus adalah roti yang terus menerus
ada, terus terbawa dalam kehidupan kita.
Lalu
tugas kita selanjutnya adalah bagaimana menjadikan Kristus sebagai teladan,
pemimpin dalam kehidupan kita. Ini adalah momentum mengapa kita ke gereja,
selain untuk memuji Tuhan yaitu mendengarkan firmanNya untuk dapat dipraktekkan.
Menikmati Roti Hidup itu dan memparktekan serta membagikannya.
Kembali
ke laptop bagaimana menjadikan Kristus sebagai teladan kitam ada alat latihannya, sederhana kok, sangat
sederhana, Lihat Sesama Kita.
“TUHAN MENGHADIRKAN MEREKA AGAR KITA DAPAT BERLATIH
NILAI-NILAI KEKEKALAN YANG TIDAK AKAN MUSNAH HINGGA KAPANPUN.”
KETIKA KITA HIDUP DENGAN KEMURAHAN HATI, MAKA KITA AKAN
MUDAH MEMAAFKAN ORANG BERSALAH KEPADA KITA. MUDAH UNTUK BERBAGI MESKIPUN YANG KITA
MILIKI DI KITA SEDIKIT.
BELAJAR
UNTUK MELIHAT SOSOK YESUS DALAM OBJEK YANG KITA LIHAT DAN TEMUI. DAN PELAJARI
SEHINGGA MENDAPATKAN SESUATU.
Dan kembali lagi ke bacaan kita kitab Efesus diatas tadi saya kutip bagian terakhir dan saya modifikasi sedikit,
“Janganlah ada perkataan kotor bahkan pikiran kotoran sekalipun dalam hatimu, tetapi lakukanlah segala sesuatu yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya kita terus dan tetap belajar sementara mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Pada akhirnya Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan”.
Selamat
Hari Minggu Tuhan Yesus menyertai kita semua