Dalam setiap perayaan Natal, umat kristiani Mahkamah Agung yang terdiri dari umat Katolik dan Kristen Protestan selalu merayakan Natal secara bersama-sama. Ada rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang terjalin dalam setiap perayaannya.
Dan selalu
dalam setiap perayaan Natal tersebut disematkan Pesan Natal dan Khotbah Natal
dari Pendeta yang dihadirkan.
“Marilah
kita pergi ke Bethlehem”, Ini Tema Besar
Natal Tahun 2024
Pesan
Natal dari RomoThomas Ulun Ismoyo, Pr. Perayaan Natal di MARI, selalu
dilaksanakan dengan persiapan yang baik, seperti tahun-tahun sebelumnya. Natal MA bersifat Oikumene, mengembirakan. Pastor pakai jubah putih sementara pendeta
jas hitam, jadi tahukan mana yang putih bersih dan yang lainnya adalah...
(hehehe, jokes-jokes diantara pemuka agama)
RomoThomas Ulun Ismoyo, Pr menyampaikan bahwa Natal itu sederhana, Allah memilih jalan turun untuk menjumpai kita, Ia turun untuk membawa kita ke surga.
Sejatinya
dalam kehidupan ini, banyak ketakutan yang kita dihadapi, mulai dari pajak yang
akan naik tahun depan (PPN 12 % Tahun 2025), khawatir terhadap kehadiran
pasangan hidup, keadaan anak-anak dan lainnya, Tema Natal kita, “Jangan takut
sebab Aku menyertai engkau”. Berita kelahiran Yesus diberitakan kepada gembala,
frasa “gembala” itu mewakili orang-orang yang rentan, orang-orang yang
beraktifitas malam, kerja keras, tidak memperhatikan istirahat.
Kita (umat
kristiani) adalah pribadi-pribadi yang rentan tersebut, penuh dengan kekhawatiran,
takut dalam menjalani kehidupan dan lain sebagainya.
Dalam
kehidupan ini kita dituntut untuk dapat berbuat baik namun pastinya tidak dapat
untuk menyenangkan semua pihak. RomoThomas
Ulun Ismoyo, Pr mengambil analogi sederhana, analogi seorang ayah dan anak yang
berjalan kaki dengan keledai, banyak penilaian yang dillakukan orang. Ketika si
anak yang berada diatas keledai tersebut orang akan menilai, anak yang tidak
tahu diri, masa membiarkan orang tuanya berjalan sementara ia berada diatas
keledai. Lalu orang tuanya yang berada diatas keledai, sementara sianak yang
menuntunnya, ini pun akan mengundang penilaian orang, tega benar orang tuanya
membiarkan anaknya berjalan sementara ia duduk diatas keledai. Lalu mereka
memutuskan untuk berjalan bersama tanpa ada yang naik diatas keledai, ini pun
mengundang penilaian orang lain. Mengapa keledainya tidak dimanfaatkan.
Alih-alih demikian, cerita menjadi semakin menarik (kalau ga dibilang sedikit
gila) mereka menggendong keledainya, orang akan semakin menilai, bapak dan anak
“yang aneh” bukannya naik keledai malah menggendond keledai. Moral dari cerita
ini adalah, apapun perilaku yang kita buat akan selalu ada penilaian –
penilaian yang diberikan oleh orang lain.
Namun pesannya adalah tetap berbuat baik dan seturut kehendak Allah
apapun penilaian yang diberikan orang.
RomoThomas
Ulun Ismoyo, Pr, melanjutkan pesan Natalnya, Tema besar dari Pesan Natal tahun
ini adalah “Marilah kita ke Bethlehem”, Beth-lehem, arti harafiahnya Rumah
Roti, jadi secara harafiah ke bethlehem memiliki arti kita diajak kembali
kepada sang Pemberi Roti kehidupan yaitu
Yesus.
Perayaan Natal pertama kali dilaksanakan bersama-sama dengan keluarga. Dalam keluarga
Tuhan Yesus pertama kali dihadirkan, tanpa ada kemewahan hanya kesederhanaan
dalam sebuah kandang domba. Rayakan Natal bersama keluarga kita dan sebarkan
kasih sukcaitanya keluar kepada lingkungan sekitar kita.
Terakhir
RomoThomas Ulun Ismoyo, Pr menutup pesannya dengan menyampaikan bahwa Tuhan
menyertai dalam setiap kerentanan, ketakutan dan kekhawatiran kita, maka dari
itu janganlah ragu dan takut. Selamat
mempersiapkan Natal dan selamat merayakan Natal.
***
Acarapun
berlanjut dengan Pesan Natal dri Pendeta J.A.U Doloksaribu. M.Min., pendeta ini
dikenal dengan beberapa karya lagunya, ia menyampaikan pesan kepada umat
kristiani Mahkamah Agung RI bahwa Tema Natal diambil dari percakapan gembala yang
menerima kabar gembira.
Gembala
pada saat itu dianggap sebagai orang berdosa, orang yang hina, tersingkir.
Meskipun gembala itu adalah profesi tertua di dunia. Yesus sendiri menyebut
dirinya gembala. Kitapun adalah gembala-gembala untuk memberdayakan dimanapun
kita ditempatkan.
Makna
tema Natal tahun ini adalah “Marilah kita pergi ke Bethlehem”, bukan kita pergi
ke Bethlehem tetapi mencermati kejadian di Bethlehem itu sendiri. Dengan menghayati akan kasih Tuhan dalam hidup
kita sehingga berdampak terhadap orang-orang
sekitar kita, perduli kepada yang lemah, perduli kepada yang menderita. Kasih Allah itu menyelamatkan dan kasih itu
sudah ada dalam kita.
Natal
Rasa Pembinaan
Perayaan
Natal selalu dirayakan dengan penuh sukacita, dekorasi yang menarik dan
berrwana-warni, mendengarkan pesan natal, menikmati musik yang disajikan, makanan
yang dihidangkan dan lain sebagainya.
Namun Tahun
2024 ini ada yang sedikit berbeda, beruntungnya kehadiran C-19 beberapa tahun
sebelumnya mengajarkan kita untuk aktif berinteraksi melalui daring (zoom) pun
demikian dengan perayaan Natal, hampir dari seluruh Indonesia hadir secara daring
untuk bersama-sama mengikuti ibadah dan perayaan Natal.
Acara Natal
MARI Tahun 2024 ini diadakan di Balairung Mahkamah Agung RI yang terletak di Gedung
MARI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Dalam sambutannya Ketua
Mahkamah Agung RI menyampaikan bahwa Keimanan dan Ketakwaan seseorang terhadap Tuhan
tercermin dari tindakannya dalam keseharian bahkan dalam melakukan pekerjaan. Kita
dituntut untuk melakukan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab dan menjaga
integritas. Ini adalah cerminaan takwa kita kepada Tuhan.
Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia (meskipun seorang Muslim) sesuai dengan tema tahun ini “Marilah
kita pergi ke Bethlehem”, ia sendiri sudah pernah pergi ke Betlehem dan melihat
langsung kemeriahan perayaan Natal disana.
Lalu
satu persatu dimulai dari Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia menyapa
peserta Natal yang hadir melalui media zoom sembari menanyakan apakah ada
kendala yang dihadapi. Beruntungnya dengan media zoom ini, hampir semua satuan
kerja Mahkamah Agung di Republik Indonesia dapat melakukan perayaan Natal
secara bersama-sama. Dan dapat berinteraksi langsung dengan Ketua Mahkamah Agung
Republik Indonesia sekaligus menyampaikan pesan dan kesan serta kendala dalam
pelaksanaan kedinasan.
Selamat
Natal untuk kita semuanya, kiranya kebaikan dan sukacita Natal melingkupi kita
semuanya.... Tuhan Memberkati Bangsa Indonesia dan kita semuanya.